x

Iklan

Syarif Yunus

Pemerhati pendidikan dan pekerja sosial yang apa adanya
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kita, Lupa Menunduk Sering Mendongak

UU MD3 disahkan. Dipilih rakyat bukan lagi buat bela rakyat. Tapi malah belain diri sendiri, biar makin berkuasa. Habis itu korupsi rame-rame.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Zaman now payah. Begitu kata teman saya.

Emang kenapa? Tanya saya. “Orang sekarang, udah pada lupa menunduk. Maunya melotot dan mendongak. Udah gitu rame-rame lagi” gitu kata teman saya. Karena ngomongnya keras banget, saya gak nanya lagi. Gak jelas apa yang dimaksud. Tapi biarlah, gak usah dicari tahu juga kenapa dia bilang orang sekarang gak mau menunduk… Biarin aja, itu ekspresi dia.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berhenti di kata “menunduk”.

Buat saya, ada benarnya memang. Zaman now, sebagian orang udah lupa menunduk. Lupa menghadapkan kepala lebih ke bawah. Merunduk untuk berpikir agak dalam dan merenung sedikit saja. Seperti Parlemen yang bikin UU MD3. Rame-rame, mereka yang bahas dan mereka juga yang mengesahkan “hak imunitas” buat diri mereka sendiri. Parlemen itu udah lupa menunduk. Bisa jadi, gak mau lagi merunduk.

 

Menunduk itu lawannya mendongak. Menengadah. Lebih suka ngeliat ke atas, ngurusin yang tinggi-tinggi. Senang pada urusan besar. Tapi lupa sama urusan kecil. 

 

Dipilih rakyat bukan lagi buat bela rakyat. Tapi malah belain diri sendiri, biar makin berkuasa. Habis itu korupsi rame-rame. Orang kerja bisa jadi gitu. Biar dianggap hebat dan mampu. Bukan untuk memberdayakan orang lain. Mendongak untuk mengejar status sosial biar melejit ke atas. Habis itu lupa menunduk. Orang kuliah juga sama. Biar dianggap pintar di mana-mana karena ngomong ilmiah. Habis itu buat meremehkan orang lain. Sambil “membiarkan” orang-orang yang dianggapnya bodoh makin tidak berdaya.

 

Menunduk, menghadapkan kepala ke bawah. Emang udah makin langka. Wajar, akhirnya “kebaikan” jadi sebatas diskusi dan wacana. Enak diomongin, tapi gak pernah dilakonin. 

 

Orang-orang yang gak menunduk. Hanya bisa mendongak. Kerjanya hanya menggalang kekuatan dan kesamaan pikiran untuk menyalahkan orang lain. Meremehkan lalu menafikkan apapun kebaikan yang dikerjakan orang lain. Bahkan pemimpinnya sendiri. Atas nama kekuatan orang banyak, atas nama uang, atau atas nama agama. Mereka, rame-rame menganggap boleh semuanya. Orang lain yang gak sepemikiran, apalagi beda haluan, pasti salah. Keren. Itulah orang-orang hebat, orang-orang yang lupa menunduk.

 

Lupa menunduk. Lebih banyak mendongak.

Mereka hanya sibuk rame-rame. Menghimpun apapun untuk menafikkan kebaikan yang ada di depan matanya. Mereka itu, boro-boro mau bantu orang lain secara sendirian. Mengerjakan kebaikan sendiri untuk dirinya sendiri pun, bisa jadi gak dilakukan. Udah lupa menunduk. Bawaannya mendongak, menengadah.

 

Menunduk, kata sederhana yang mulai dilupakan orang zaman now. Negara ini aman, masih bisa ibadah dengan tenang lupa disyukuri. Negara ini bebas berceloteh apapun, juga lupa disyukuri. Punya aktivitas, punya kegiatan pun lupa disyukuri. Pengennya, mengalahkan orang lain; menyalahkan orang lain. Mungkin, sudah terlalu lama tidak menunduk ….

 

Jarang menunduk, jarang merunduk.

Lalu lupa, kenapa kita bisa begini? Bagaimana susahnya orang tua kita berjuang dulu? Bahkan kenapa bisa kita seperti sekarang? Karena lupa menunduk. Maka semuanya berubah jadi ego yang kebablasan, jadi arogan buat orang lain.

 

Kita hampir lupa menunduk. Mungkin karena terlalu sering mendongak. Semoga kita gak lupa, semua ada masanya. Semua ada dalam ketentuan-Nya. Semoga kita pun tidak lupa. Bahwa segalanya akan berakhir ketika waktunya tiba… maka menunduklah sekarang.

 

Zaman now. Sungguh, kita harus lebih banyak menunduk… ciamikk

 

Ikuti tulisan menarik Syarif Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler