Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo bisa ngelakoni
Mugi-mugi gusti Allah nyembadani...
Lirik tembang Tombo Ati Karya Sunan Bonang,Yang dalam Bahasa Indonesia artinya
Obat Hati itu Lima Perkaranya
Yang Pertama baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua Sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang Sholeh
Yang Keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima Dzikir malam perpanjanglah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Semoga Gusti Allah mencukupi
Lirik yang dilantunkan oleh Sriyatun Khasanah,Guru yang mengampu Pelajaran Bahasa Daerah,yang pada kesempatan itu menjadi Waranggono dengan harmonisasi iringan gamelan dari Group Kesenian ‘’Madu Laras’’ oleh Niyogo dari siswa-siswi SMP NEGERI 2 Winong di siang 2 April 2018 membawa suasana yang terik menjadi teduh.
Sarwi,Guru Kesenian Karawitan,yang menjadi pembimbing niyogo –niyogo muda yang sedang berlatih ketika ditemui salah satu anggota satgas TMMD,dalam rangkanya persiapan untuk mengisi acara pada saat pembukaan TMMD Kodim 0718/Pati di Desa Godo,Kecamatan Winong,Kabupaten Pati pada 4 April nanti ,menuturkan,”Kesenian Tradisional Karawitan ini salah satu kegiatan dalam Program Ekstrakurikuler Sekolah Kami.Bahwa Kesenian Tradisional Karawitan ini dalam sejarahnya adalah suatu kesenian yang diciptakan oleh Raden Makhdum Ibrahim pada saat berdakwah pada jaman penyebaran Islam di tanah Jawa,didalam kesenian Karawitan ini dipadukan antara Tembang yang dilantunkan dengan iringan gamelan,salah satu gamelan ada yang dinamakan Bonang,sehingga Beliau yang berdakwah Islam dengan menggunakan gamelan sebagai medianya terkenal dengan sebutan Sunan Bonang’’,ujarnya.
“Selain lirik-lirik tembang yang dilantunkan oleh Waranggono(Sinden,penyanyi) juga ditampilkan Tayub yang asal katanya adalah Thoyibah,yang berarti Kebaikan”,lanjutnya.“Dengan adanya kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Karawitan ini siswa-siswi yang mengikuti kegiatannya menjadi terfasilitasi dan tersalurkan minatnya untuk turut nguri-uri (melestarikan) kesenian ini yang menjadi Kebudayaan Adiluhung Bangsa kita’’,pungkasnya.
Leni Oktavia,salah satu siswi kelas 7,yang tergabung menjadi niyaga dalam paguyuban kesenian tersebut juga menyampaikan ‘’Sangat senang dan minat dengan kesenian karawitan ini,ingin turut melestarikan agar kesenian ini tidak hilang dari Indonesia’’,tuturnya.Sedangkan Sriyatun,pembimbing bagi waranggono juga menambahkan,’’Sangat bangga dengan keingintahuan dan minat anak didiknya yang ingin melestarikan Kebudayaan Jawa ini,karena tidak semua anak didik kami bisa menyanyikan lirik tembang yang disertai dengan cengkok-cengkok yang susah,ini sangat berbeda dengan musik dan nyanyian jaman sekarang’’,ungkapnya.
Kepala Sekolah yang diwakili oleh Retno Sulistiyoningsih,Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Winong,yang berada tidak jauh dari lokasi TMMD,ketika ditemui salah satu Satgas TMMD diruang kerjanya menyampaikan,“Nama Paguyubannya Madu Laras,yang artinya Alunan Nada Yang Indah,harapan kami kedepannya lebih esksis lagi,Walaupun dengan keterbatasan yang ada,kami tetap bertekad untuk terus nguri-uri kesenian ini,Jadi dengan melestarikan kesenian ini kami juga turut serta dalam rangka Bela Negara,Kami menekankan kepada anak-anak didik kami untuk bisa bertanggung jawab melestarikannnya,kamipun juga berencana untuk menambah dan melengkapi kesenian kami dengan kesenian Ketoprak,karena Madu Laras juga pernah mengiringi kesenian Ketoprak Cilik’’,Ujarnya.
Ikuti tulisan menarik anang putra palagan lainnya di sini.