Membaca Buku, Membandingkan Argumen

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak buku ditulis untuk topik yang sama, masing-masing penulis mungkin saja menawarkan pendekatan dan argumentasi yang berbeda. Ini menguntungkan pembaca

 

Ada banyak subyek yang mampu menarik minat banyak orang untuk menulisnya. Subyek itu dapat berupa figur seseorang, peristiwa heroik tertentu, tempat tujuan wisata, ataupun gagasan tentang demokrasi. Karena itu, dari subyek yang sama lahirlah banyak buku. Jika kita telusuri di Google, kita dapati banyak judul buku mengenai topik yang sama.

Banyaknya buku yang ditulis mengenai topik yang sama memungkinkan kita, sebagai pembaca, untuk membuat perbandingan antara buku yang satu dengan yang lain. Kita dapat melakukan semacam komparasi kecil-kecilan untuk melihat apa sih kontribusi masing-masing penulis terhadap isu tertentu. Sebagian penulis mampu memberi kontribusi yang baru dan bermakna, sementara lainnya mungkin mengulang apa yang sudah pernah dibahas penulis sebelumnya.

Tiap-tiap penulis mungkin saja memiliki pendekatan berbeda, atau dalam jurnalistik dikenal apa yang disebut angle (sudut penglihatan) yang berlainan. Topik tentang Bung Karno atau Bung Hatta, umpamanya, dapat ditulis dari beragam sudut penglihatan, mulai dari masa mudanya, kiprahnya dalam pergerakan nasional, kegemaran mereka dalam membaca dan menulis, ataupun perannya dalam saat-saat negara dalam keadaan genting.

Jika kita sempat membaca beberapa buku mengenai topik yang sama, pemahaman kita mengenai topik tersebut niscaya lebih luas. Horison pengetahuan kita akan lebih terbuka. Lain hal bila kita hanya membaca satu judul buku saja untuk suatu topik. Jika penulisnya hebat—tulisannya bernas, datanya ekstensif dan komplit, argumentasinya meyakinkan, mungkin saja kita akan terpukau membaca bukunya. Daya kritis kita akan terserap oleh pesona penulis.

Dihadapkan pada penulis hebat dengan buku yang menawan, daya kritis kita berpotensi akan tumpul. Kita terkagum-kagum dan terpana. Kekaguman berlebih bahkan mungkin membuat kita menganggap apa yang dituangkan penulis sebagai kebenaran. Sebagai pembaca, kita barangkali kesulitan membantah argumentasi yang dikemukakan penulis. Nah, kita dapat ‘meminta bantuan’ buku yang ditulis penulis lain—bukankah sering buku-buku yang terbit kemudian memberi komentar ataupun kritik terhadap buku yang terbit lebih dahulu.

Banyaknya penulis yang membahas topik serupa, sekalipun dengan pendekatan yang berbeda, membuka peluang bagi kita untuk melihat segi-segi yang berbeda dari topik yang sama. Kita juga dapat menguji pandangan seorang penulis dalam bukunya dengan merujuk pandangan penulis lain. Melalui komparasi, kita dapat membuat perbandingan, melihat keragaman pendekatan, memahami perbedaan pendapat, mengetahui cara-cara membangun argumen, kekayaan kosakata yang digunakan, dan banyak lagi.

Buku-buku yang berbeda mengenai topik yang sama dapat membantu kita untuk memahami sebuah topik dengan lebih menyeluruh. Melalui pembacaan komparatif, daya kritis kita akan tetap terpelihara berkat pertolongan buku lain. Kita tidak akan mudah terjebak ke dalam kekaguman yang berlebihan terhadap sebuah buku dan kepiawaian penulisnya dalam berargumentasi. **

Bagikan Artikel Ini
img-content
dian basuki

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua