x

Iklan

Ahmad Muzakki Jamain

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Masyarakat Global adalah Pesantren Besar, Pesan Tersirat SBY

Mendedah secara seksama tentang keberIslaman adalah tugas setiap orang. Tidak hanya berada dalam megamolia masa lalu dan berada dalam lingkaran tertutup.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menjadi muslim adalah pilihan kesadaran. Menerima warisan peradaban para Rasul yang dicontohkan secara sempurna oleh Muhammad Rasulullah Saw. Kesadaran untuk berkontribusi mengelola amanah bumi dan kehidupan sebagai pembuktian sebagai khalifah Allaah Swt dibumi.

Susilolo Bambang Yudhoyono adalah muslim dan lahir dari keluarga muslim taat dan sederhana. Memiliki kesatuan utuh dan keterkaitan erat dengan pondok pesantren. Kehidupan dialektika kesantunan, harmoni, kasih sayang yang terpatri dalam ucap, tindakan dan budaya.

Belajar tentang makna Islam dalam lingkup pemahaman, perbuatan dan kebijakan. Labor pertama adalah keluarga, kemudian berlanjut di dunia militer, lingkaran kekuasaan, kepala negara dan menjadi bagian dari masyarakat Global.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penganugrahan simbolik berupa sebuah helm pasukan pemeliharaan perdamaian oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. Hadiah itu disebut sebagai penghargaan atas partisipasi kontingen garuda di berbagai belahan dunia.  

Pencapaian sebagai tokoh Muslim yang berpengaruh dimana SBY menempati peringkat sembilan dari 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia berdasarkan kajian Royal Islamic Strategis Studies Center (RISC) di Yordania, pada tahun 2012.

Mendedah secara seksama tentang keberIslaman adalah tugas setiap orang. Tidak hanya berada dalam megamolia masa lalu dan berada dalam lingkaran tertutup. Namun bertumbuh dalam diri, ucapan, perbuatan dan kebijakan demi kebijakan. Membentuk resonansi keteladanan, inspirasi pergerakan untuk membentuk Pesantren Besar bernama Masyarakat Global.

Kesadaran ini membentuk keyakinan yang terus hidup, tumbuh dan berkembang. Dan menjadi bagian dari ‘amal shaleh’ pada diri setiap muslim, dimanapun, kapanpun dan tidak terperangkap oleh sikap lingkaran tertutup dari mental inlander dan rendah diri.

“Umat saat ini jangan tenggelam dalam keraguan diri dan keadaan terisolasi.” Pernyataan ini adalah bukti kesadaran diri bagian dari ummat Islam yang memiliki keyakinan diri dan sikap terbuka terhadap dinamika kehidupan dan menjadi panduan untuk menjadi muslim berbudaya unggul.

Langkah ini mesti dimulai dengan kecintaan untuk belajar dan pengetahuan sesuai dengan perintah Allaah Swt yang tersirat dan tersurat secara utuh dalam wahyu pertama diterima Rasulullaah Saw dalam tafakkur di Goa Hira.

 “Kecintaan kita kepada Islam harus disertai dengan kecintaan untuk belajar dan kecintaan terhadap pengetahuan. Komunitas Muslim harus mampu mengejar ketertinggalannya dan menangani isu-isu aktual saat ini”

Langkah operasional mewujudkan ini terletak dari peneladanan jejak sejarah peradaban muslim pertama, dari Makkah Mukarramah, Madinatul Munawwarah bergulir menjadi Masyarakat Global menghidupkan misi Islam Rahmatallil’alamiin.

“Jika umat menginginkan kemajuan, kita harus mulai berfikir ke depan, melebihi era sekarang. Para Muslim terdahulu dan bertindak jauh melebihi era mereka, dan mereka mengubah dunia. Begitu pula dengan Muslim pada masa milenium pertama. Umat pada milenium ketiga harus melakukan yang sama.”

Dari semangat menjadi santri dalam kehidupan yang dikembangkan Allaah Swt. Bertransformasi menjadi Khalifatullaah memimpin ummat manusia Global dalam bentuk Pesantren Besar. Dan pengabdian ini adalah pekerjaan bersama. Laksana ibadah tawaf berpendar dalam satu tasbih dan bertahmid di alam makro kosmoh yang menyatu dalam zikir mikro kosmos diri setiap hamba.

“Saya sama sekali tak meragukan kamampuan Umat dalam menggerakkan globalisasi. Ingatlah: umat memiliki kekuatan 1 milyar orang. Dan ingatlah; kaunmuslim termasuk dalaam golongan para pelaku globalisasi yang pertama di dunia! Umatlah yang menyebarkan pesan sederhana Islam ke Seluruh penjuru benua, budaya dan ras di dunia, dan mengubah kemanusiaan selamanya!”

Tulisan ini didedikasikan sebagai bagian dari memperingati hari Santri Nasional.

Oleh: Ahmad Muzakki Jamain, Santri Surau Jembantan Besi

Ikuti tulisan menarik Ahmad Muzakki Jamain lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB