Ketika Sumpah Pemuda

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Puisi dan Refleksi hari Sumpah Pemuda

Ketika sumpah pemuda, dulu, di manakah paralansia?

Mereka sedang siaga di depan mushala

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Subuh baru berakhir, dan mereka

berdoa. Dilepasnya kata

sebagai senjata.

 

Ketika sumpah pemuda, dulu, di manakah paralansia?

Mereka sedang khusu berdzikir, dan berfikir

Sadar tidak ada yang bisa menolak takdir

Usia tidak bisa dipilintir. Maka supir

Memang harus bergilir.

 

Ketika sumpah pemuda, dulu, di manakah paralansia?

Mereka sedang menarik ketat ikat sorban

Dilepasnya dengan sebuah keyakinan

Tentang sebuah masa depan

Yang harus diwariskan

 

Ketika sumpah pemuda, dulu, di manakah paralansia?

Mereka sedang khidmat menepi ke dalam diri

Menggeser ke titik tengah posisi hati

Dorong ke depan para pengganti

Persilakan harapan berlari

 

Ketika sumpah pemuda, dulu, di manakah paralansia?

Mereka sedang gagah dan garang berjuang

Mengalahkan diri yang bimbang

Keraguan pada yang datang

Remaja di pintu gerbang

 

Jika akhirnya, kini, pemuda mesti bersumpah kembali

Sejatinya orang tua juga berjanji

Untuk tidak terus ngotot berdiri

Menjadi penguasa di hulu negeri

Beralibi menjadi sang pengabdi

Nyatanya ngurusi ambisi pribadi

 

Bukankah tidak bisa disingkahi

Tua dan jadi lemah itu kodrati

Ini bukan perkara ajal dan mati

Tapi, ikhwal otot paha dan kaki

Tentu, itu hanya bisa dipahami

Oleh ia yang cakap mengaji diri

 

Ketika sumpah pemuda, hari ini

Sejatinya negara-bangsa

telah dewasa!

  

 

Jakarta-Bandung/Argoparahiangan/27/10/18

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Acep Iwan Saidi

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Semiotika Genderuwo

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Ketika Sumpah Pemuda

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler