Pentingnya Menjaga Budaya Silaturahmi Bangsa Indonesia
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBPENTINGNNYA MENJAGA BUDAYA SILATURRAHMI BANGSA INDONESIA UNTUK MEWUJUDKAN PERSATUAN INDONESIA.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang pada suatu kelompok dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari berbagai hal. Misalnya, adat istiadat,sistem agama, politik, dll.
Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu sedang membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zamannya. Dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untukmenciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Salah satunya adalah budaya silaturahmi. Kata silaturahmi atau kadang-kadang disebut juga silaturahim yang dipakai di Indonesia, berakar dari bahasa Arab, yaitu shilah. Artinya hubungan atau relasi, dan rahim berarti kerabat atau kasih-sayang.
Namun dewasa ini budaya silaturahmi telah mengalami pengayaan atau pengikisan secara perlahan. Dahulu silaturahmi dilakukan dengan tulus dan penuh kasih sayang. Namun sekarang silaturahmi terlihat hanya sekedar sebagai basa-basi.
Apakah yang menjadi penyebab meredupnya budaya silaturahmi?
Dewasa ini budaya silaturahmi mengalami pengikisan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Ada banyak faktor yang turut memberi kontribusi pada lumernya budaya silaturahmi antarangggota keluarga, antarteman, maupun antarumat manusia. Pada umumnya karena modernisasi, industrialisasi, perkembangan teknologi, internet, ormas, parpol, agama, dan sebagainya.
Perkembangan teknologi telekomunikasi misalnya telah menyebabkan intensitas perjumpaan fisik menjadi menurun drastis, beralih menjadi "silaturahmi udara".
Selanjutnya, teknologi internet dan media sosial kini membuat banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua-muda, orang desa atau warga kota, orang kampus atau bukan, semakin dekat dengan aneka gadget dan dunia virtual.
Dampak langsung dari perkembangan teknologi ini, perjumpaan fisik untuk membangun dan mempererat tali persaudaraan menjadi semakin terkisis dan berkurang.
Untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga, teman atau saudara yang tinggal jauh di sana, masyarakat dunia modern saat ini cukup menelepon dengan ponsel atau Skype atau chatting via Facebook dan WhatsApp, yang dianggap jauh lebih praktis dan ekonomis. Dengan kata lain, perkembangan internet dan medsos menyebabkan silaturahmi fisik, yang dulu dipraktikkan masyarakat, berubah menjadi silaturahmi virtual.
Faktor lain yang turut memengaruhi terkikisnya budaya silaturahmi adalah politik. Sudah bukan rahasia lagi jika pilihan-pilihan politik yang berbeda bisa mengakibatkan rontoknya jalinan silaturahmi yang sudah dibangun lama. Lihat saja di Indonesia. Hanya karena berbeda pilihan partai politik atau pilihan kandidat presiden, gubernur, dan wali kota/bupati, banyak teman atau bahkan saudara sekeluarga berubah menjadi lawan. Politik dengan begitu bisa menyatukan, tetapi pada saat yang sama juga bisa membuat umat manusia cerai berai.
Di tengah mengikisnya budaya silaturahmi ini, perlu ada upaya serius untuk membangkitkan kembali dan merawat tradisi Nusantara yang sangat baik ini. Perlu menanamkan kembali kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya merawat keutuhan anggota keluarga dan nilai-nilai kekeluargaan. Hal ini juga tercermin dalam sila ke tiga Pancasila yaitu PERSATUAN INDONESIA. Dimana menjaga silaturahmi merupakan salah satu langkah untuk menjaga persatuan bangsa, agar tidak mudah terpecah belah oleh masalah dan tantangan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia kedepannya.
Nilai-nilai keagamaan khususnya tentang pentingnya silaturahmi bisa juga diinjeksikan ke masyarakat. Dalam Islam misalnya, disebutkan dengan jelas kalau silaturahmi adalah salah satu jalan menuju surga.
Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad juga menegaskan tentang tidak masuk surga bagi siapa saja yang memutus hubungan silaturahmi. Ini menunjukkan betapa pentingnya masalah silaturahmi dalam Islam.
Meski begitu, ajaran-ajaran normatif saja tidak cukup, perlu ada berbagai upaya atau cara kreatif agar tetap bisa menjaga keutuhan keluarga dan memelihara persaudaraan. Misalnya metode retreat, kemah keluarga, makan-makan bersama dalam even-even tertentu. Semua itu sangat bermanfaat untuk terus menjalin silaturahmi.
Spirit silaturahmi bukan hanya penting bagi individu dan keluarga saja, tetapi juga bagi masyarakat atau bangsa secara umum.
Bayangkan jika kita (warga Indonesia) memandang semua warga negara di Tanah Air ini —apapun partai, etnis, ormas, agama, dan bahasa mereka— sebagai sebuah keluarga atau kerabat yang harus dibantu dan dikasih-sayangi, maka dampaknya akan sangat dramatis dan revolusioner bagi perubahan sosial masyarakat dan bangsa ini.
Salah satu makna penting silaturahmi misalnya sebagai mekanisme rekonsiliasi yang sangat efektif, bagi upaya penyelesaian berbagai kekhilafan, perselisihan, ketegangan, atau konflik—baik antar anggota keluarga atau masyarakat, yang terjadi di masa silam.
Silaturahmi juga bisa dijadikan sebagai sarana atau medium relasi sosial, untuk memecahkan perbagai kebuntuan dan problem ruwet di dalam keluarga maupun masyarakat secara umum.
Disini peran kita sebagai pemuda sangatlah penting,pemuda adalah generasi yang akan meneruskan cita-cita suatu bangsa kedepannya. Pemuda adalah tonggak persatuan bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai pemuda yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila sepatutnya wajib mempertahkan dan mempereerat budaya silaturahmi antar masyarakat tanpa membedakan ras,budaya,suku,agama, atau etnis apapun.
KESIMPULAN
Silaturahmi atau silaturahim adalah konsep kecerdasan sekaligus kebijaksanaan interpersonal yang menakjubkan. Ia tidak hanya menghubungkan tetapi juga memperluas rezeki, keberkahan, dan juga kasih sayang antar umat beragama.
Perubahan budaya silaturahmi saat ini dipengaruhi oleh faktor teknologi masa kini yaitu berupa komunikasi visual udara atau menggunakan aplikasi media sosial. Teknologi menciptakan perubahan besar pada masyarakat yang kedekatannya sekarang terjalin melalui gadget.
Salah satu cara untuk mengurangi atau mengatasi pengikisan budaya silaturahmi adalah dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan khususnya dalam bidang silaturahmi. Dan juga membangkitkan kembali budaya silaturahmi kepada generasi masa kini agar budaya silaturahmi tidak hilang begitu saja.
Silaturahmi merupakan interaksi sosial yang menciptakan relasi positif antar individu maupun kelompok. Silaturahmi juga dapat menambah kedekatan antar anggota keluarga dan juga kedekatan di masyarakat. Oleh karena itu pengikisan budaya silaturahmi harus dicegah dan diatasi sedini mungkin.
SARAN
Menurut saya sangat penting bagi kita menjaga dan melestarikan budaya bangsa kita sendiri yaitu budaya bangsa indonesia. Salah satunya adalah budaya silaturahmi yang sudah melekat pada diri bangsa indonesia sejak zaman dahulu.
Contoh dari budaya atau tradisi lokal silaturahmi di Indonesia, misalnya, pela-gandong di Maluku, yaitu sebuah institusi sosial-budaya masyarakat lokal di Ambon dan Maluku Tengah untuk merekatkan tali-kekerabatan dan relasi persaudaraan. Bahkan bukan hanya dalam keluarga kecil, tetapi juga dalam keluarga besar antardesa atau antarsuku.
Di Jawa juga ada ungkapan ngumpul ke balung pisah, yakni sebuah upaya untuk merekatkan kembali relasi kekerabatan dan kekeluargaan, yang mungkin sudah mulai lumer karena diserbu oleh parpol, ormas, atau agama yang berlainan.
Oleh karena itu kita sebagai generasi masa kini marilah menanamkan kembali kesadaran menjaga budaya silaturahmi kepada oranglain dan genearasi kita di masadepan, pada anak anak bangsa yang mungkin sudah mulai hilang karena beberapa faktor diatas. Marilah terus menjaga tradisi budaya yang sudah kita miliki sejak dahulu.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Gerakan Penolakan Tambang Emas di Desa Pace Kecamatan Silo
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBPentingnya Menjaga Budaya Silaturahmi Bangsa Indonesia
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler