x

Iklan

Tulisan Santri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2019

Rabu, 31 Juli 2019 23:00 WIB

Perlu Budayakan Wuwuran

Mengingat di Desa saya, Desa Kaligowong ketika mau diadakan pemilihan para calon atau kandidat memberi suap, baik berupa barang ataupun uang. Segelintir masyarakat di Desa Kaligowong juga ikut antusias dalam membudayakan suap menyuap tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Dalam ilmu politik, politik dapat didefinisikan adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusi maupun nonkonstitusi. Aris Toteles, mendefinisikasikan politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, dari pendapatnya Aris Toteles, bisa diketahui bahwa hakikatnya politik itu adalah suatu usaha yang baik. Akan tetapi, realitasnya yang saya lihat di Desa saya itu tidak demikian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Di Desa saya, ketika mendekati hari pemilihan sudah terbiasa dengan budaya wuwuran atau memberikan sesuatu kepada pemilih, baik barang atau uang untuk membeli suara rakyat. Kebiasaan tersebut sudah mengakar di masyarakat, meski sudah ada Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), yang bertugas.

 

Wuwuran yang perlu dibudayakan bukan yang berarti demikian, tetapi wuwuran yang berarti memberikan sesuatu, baik uang atau barang yang bermanfaat kepada masyarakat dengan rasa ikhlas karena Alloh SWT. Alloh SWT berfirman dalam kitabnya yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Alloh SWT dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al-Hadid: 18)

 

Dari ayat tersebut, dapat diketahui keutamaan orang mau bersedekah, yakni akan di lipatgandakan pahalanya, untuk itu saya katakan wuwuran itu perlu dibudayakan, ketika sudah menjadi budaya maka sesama tetangga akan merasakan yang namanya keharmonisasian dan kebahagiaan, karena adanya salling melengkapi antar sesama. Selain itu, Nabi Muhammad SAW pun bersabda : "Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. At-Tirmidzi)

 

Dari hadist Nabi tersebut, merupakan suatu lipat ganda dari pahala orang yang bersedekah, sebagaimana difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-Hadid: 8. Kita manusia sebagai makhluk sosial, dimana makhluk sosial itu saling membutuhkan satu sama lain, untuk itu mari kita budayakan wuwuran dalam kehidupan sehari-hari.

 

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, tentu manusia membutuhkan manusia yang lain. Adanya tersebut, untuk saling mengasihi dan mengambil keutamaanya atau kemanfaatan.

 

Manusia yang miskin tidak bisa hidup tanpa adanya orang kaya, begitupun sebaliknya. Semisal, orang kaya yang bekerja di kantor, dalam urusan bersih-bersih rumah pasti meminta orang miskin untuk membersihkannya, lalu diberi upah, begitupun sebaliknya orang miskin sehingga mempunyai pekerjaan karena adanya orang kaya yang bekerja dikantor, yang tidak sempat membersihkan rumahnya.

 

Allah SWT telah berfirman yang artinya: "Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan. (QS. az-Zukhruf: 32)

 

Aris Toteles mencetuskan "Zoon Politicon", yang berarti hewan yang bermasyarakat. Aris Toteles menerangkan "Zoon Politicon" ini, bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi satu sama lain, itu sebuah hal yang membedakan antara manusia dengan hewan.

 

untuk itu, kita sebagai manusia harus saling berinteraksi, saling memberi, dan saling menghargai sesama.

Ikuti tulisan menarik Tulisan Santri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler