x

Seminar Nasional IKA IPAI UPI

Iklan

Tatang Hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 6 Agustus 2019 17:02 WIB

Catatan Seminar Nasional, Pelatihan Guru dan Call for Paper di Gedung Dakwah Islamiyah Tasikmalaya

Seminar Nasional, Pelatihan Guru dan Call for Paper yang diselenggarakan Ikatan Alumni Ilmu Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia selesai diselenggarakan pada hari Kamis, 22 November 2018. Kegiatan yang mengangkat tema Optimalisasi Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui Karya Tulis dan Publikasi Ilmiah dalam membangun Karakter Bangsa dan Memperkokoh NKRI menghasilkan sebuah gagasan dan pengalaman yang berharga.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Catatan Seminar Nasional, Pelatihan Guru dan Call for Paper di Gedung Dakwah Islamiyah Tasikmalaya

Oleh : Tatang Hidayat *)

Seminar Nasional, Pelatihan Guru dan Call for Paper yang diselenggarakan Ikatan Alumni Ilmu Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia selesai diselenggarakan pada hari Kamis, 22 November 2018. Kegiatan yang mengangkat tema Optimalisasi Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui Karya Tulis dan Publikasi Ilmiah dalam membangun Karakter Bangsa dan Memperkokoh NKRI menghasilkan sebuah gagasan dan pengalaman yang berharga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk pertama kalinya saya bisa merasakan perjalanan Bandung – Tasikmalaya menggunakan kereta api dalam rangka menghadiri seminar nasional. Keberangkatan saya dimulai dari Stasiun Kiaracondong  pukul 00.40 WIB dan diperkirakan tiba di Stasiun Tasikmalaya pukul 03.56 WIB. Setiap perjalanan yang saya lakukan selalu saya nikmati dalam setiap momennya, begitu pun perjalanan kali ini sebagai seminar tandang namun layaknya kandang, karena seminar diselenggarakan di tempat kelahiran saya sendiri. 

Acara seminar ini dihadiri oleh mahasiswa dan para guru di Priangan Timur . Dr. H. Aam Abdussalam, M. Pd. selaku Ketua Prodi IPAI UPI dan Ketua Asosiasi Dosen Pendidikan Seluruh Indonesia (ADPISI) bertindak sebagai Keynote Speaker. Dalam pemaparannya, beliau menggagas pentingnya pendidikan dikembangkan berdasarkan nilai-nilai Alquran, sehingga konsep pendidikan lebih integratif dan komprehensif.

Setelah pemaparan Keynote Speaker, kemudian dilanjutkan dengan pematerian utama. Dalam sesi pematerian utama, saya diberikan kepercayaan oleh panitia untuk menjadi moderator dalam forum tersebut, tentunya ini menjadi bagian proses pembelajaran dan menambah pengalaman bagi saya pribadi dalam menghadiri berbagai forum. Pematerian utama kali ini akan diisi oleh 2 pemateri utama, yakni Prof. Dr. H. Abas Asyafah, M. Pd. selaku Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia dan Dr. Rudi Ahmad Suryadi,M. Ag. selaku Dosen. STIS Nahdlatul Ulama Cianjur.

Pemaparan pertama disampaikan oleh Prof. Dr. H. Abas Asyafah, M. Pd yang mengangkat judul Melejitkan Profesonalisme Guru Berbasis Pengembangan Keprofesionalan Guru. Kedudukan guru dalam jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang dibuktikan dengan sertifikat pendidikan. Adapun fungsi guru yakni meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sedangkan tujuannya yakni berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pemaparan kedua disampaikan Dr. Rudi Ahmad Suryadi, M. Ag. yang mengangkat judul pengembangan profesionalisme guru. Guru adalah pendidikn profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru mesti melakukan berbagai inovasi dan publikasi ilmiah, ada 10 macam publikasi ilmiah yang bisa dilakukan oleh guru yaitu presentasi di forum ilmiah, hasil penelitian, tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah popular, artikel ilmiah, buku pelajaran, modul/diktat, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan dan buku pedoman guru.

Setelah pemaparan dari kedua pemateri selesai, forum dilengkapi dengan diskusi yang hidup dari peserta. Nampak ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam forum tersebut, menandakan para peserta tertarik pada pematerian. Namun karena keterbatasan waktu, diskusi pun di batasi, karena acara dilanjutkan dengan shalat, istirahat dan makan.

Dalam sesi kedua, yakni dalam bentuk pelatihan diisi oleh 3 instruktur selaku Dosen PAI UPI. Mereka adalah Bapak Saepul Anwar, S. Pd. I., M.Ag. Bapak Mokh. Iman Firmansyah, S. Pd. I., M. Ag. dan Bapak Agus Fakrudin, M. Pd. Pemaparan pertama disampaikan oleh Bapak Saepul Anwar, S. Pd. I., M. Ag. yang mengangkat judul penulisan artikel ilmiah. Judul ini sangat penting untuk dibahas, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penulisan artikel ilmiah. Pertama, carilah jurnal sasaran. Kedua, lengkapi komposisi dalam pembuatan jurnal. Ketiga, tunjukkan apa yang telah dilakukan ilmuwan lain dalam kajian serumpun. Keempat, mengecek temuan. Kelima, menempatkan diskusi. Keenam, memperkaya referensi seperti dari jurnal dan buku. Ketujuh, menggunakan bantuan manajemen referensi dalam bentuk mendeley, zotero atau endnote. Kedelapan, hindari plagiat.

Pemaparan kedua disampaikan oleh Bapak Agus Fakhrudin, M. Pd yang mengangkat judul publikasi ilmiah. Setelah artikel ilmiah dibuat, maka langkah selanjutnya yakni dengan mempublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah. Pemilihan jurnal bisa dicari sesuai dengan keilmuan dan setiap jurnal memiliki gaya selingkungan sendiri yang bisa diikuti. Adapun cara mencari jurnal bisa dengan memanfaatkan mesin pencari jurnal.

Pemaparan ketiga disampaikan oleh Bapak Mokh. Iman Firmansyah, S. Pd. I., M. Ag. yang mengangkat judul Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan Pfofesi Guru (Berdasarkan Permenag PAN & RB 16 tahun 2009). Setelah guru melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka hasilnya bisa dimuat dalam jurnal, laporan PTK dan prasaran ilmiah. Hakikat PTK yakni tindakan nmemperbaiki mutu pembelajaran, uji model, metode dan media. Adapun yang mesti dimasukan dalam laporan PTK mesti dilengkapi dengan cover, lembar pengesahan, pernyataan bebas plagiat, abstrak, kata pengantar daftar isi dan lampiran. Lampiran berisi : (1)  RPP setiap siklus. (2) semua instrument yang digunakan dalam peneltiian, terutama lembar pengamatan. (3) contoh-contoh hasil kerja dalam pengisian/pengerjaan instrument baik oleh guru maupun siswa. (4) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, catatan harian dalam pelaksanaan PTK, surat-surat dan lain-lain.

Setelah ketiga instruktur menyampaikan pemaparannya, kemudian dilanjutkan sesi diskusi dengan para peserta, nampak diskusi hidup kembali dengan diwarnai beberapa pertanyaan dari para peserta. Namun sekali lagi, karena waktu terbatas maka pertanyaan pun dibatasi. Karena sesi selanjutnya akan dilanjutkan dengan sesi seminar pararel.

Sesi Seminar Pararel diisi oleh para presenter dari berbagai latar belakang, ada guru dan mahasiswa pascasarjana. Saya sendiri mempresentasikan hasil kajian dalam sesi Seminar Pararel tersebut, seperti biasa dalam sesi seminar pararel diadakan diskusi dengan para peserta, setelah tidak ada lagi yang bertanya, akhirnya seminar pararel selesai dan acara yang berlangsung dari pagi hingga sore ditutup oleh panitia.

Setelah agenda seminar selesai, saya tidak langsung pulang, karena jadwal keberangkatan kereta pukul 20.40 WIB. Oleh karena itu waktu tersebut saya manfaatkan untuk sekedar berkeliling di kota Tasikmalaya dan menyempatkan untuk shalat dan beristirahat di Masjid Agung Tasikmalaya. Kebetulan Ba’da Maghrib di Masjid Agung Tasikmalaya diselenggarakan kajian ayat suci Alquran, saya pun berkesempatan mengikutinya sampai Isya sebagai bentuk tabaruk majelis.

Setelah shalat Isya, saya baru berangkat menuju Stasiun Tasikmalaya yang jaraknya dekat dengan Masjid Agung Tasikmalaya. Tidak lama menunggu, akhirnya kereta tujuan Bandung datang, saya pun segera naik dan langsung istirahat, karena perjalanan malam, saya tidak bisa melihat keindahan alam di Priangan Timur. Namun perjalanan kali ini sangat berkesan, meskipun singkat waktunya. Terima kasih telah menyimak catatan sederhana ini, sampai bertemu dalam catatan perjalanan selanjutnya. Wallahu ‘Alam bi Ash-Shawab.

*) Presenter dari Prodi PAI SPs UPI

Ikuti tulisan menarik Tatang Hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler