x

Menjadi Pimpinan Sidang pada Kongres V BM PAN di hotel Royal Kuningan pada tanggal 20 Agustus s/d 22 Agstus 2016

Iklan

jubir darsun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 25 November 2019 06:47 WIB

Menjadi Bangsa Pemenang

Membaca adalah proses panjang menjadi. Menjadi tokoh dan disegani. Menjadi yang paling berguna, menjadi yang paling bernilai. Dengan gemar membaca berarti bangsa Indonesia sedang bersiap diri menjadi bangsa Pemenang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

JUBIR DARSUN
(Ketua DPP Barisan Muda PAN)

Data-data tentang lemahnya literasi orang Indonesia sudah banyak dipublikasikan. Rata-rata menyedihkan. Pada tahun 2015, Program International Student for Assessment (PISA) merilis hasil penelitian yang menunjukkan rendahnya minat baca anak-anak Indonesia. Survey PISA meliputi 72 negara dengan responden anak-anak sekolah usia 15 tahun. Jumlahnya 540 anak dengan sampling error sekitar 2-3 skor.

Hasilnya sungguh mengejutkan. Performa membaca Indonesia berada di posisi 44 dengan skor 397. Dibawah Indonesia ada Tunisia (361), Republik Dominika (358), FYROM (352), Aljajair (350), Kosovo (347) dan Lebanon (347). Sungguh menyedihkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, membaca adalah bagian terpenting dari sejarah naiknya anak-anak muda ke panggung tokoh-tokoh dunia. Membaca menjadi cara bagi mereka bergaul dengan tokoh masa lampau dan mengusir rasa bosan. Dalam rentang waktu yang panjang, karena kegemaran membaca, mengantar mereka menguasai panggung politik dan dikenal luas.

Adalah Soekarno, putra sang fajar, yang dititipkan oleh orang tuanya bersekolah di Surabaya. Soekarno hidup serumah dengan HOS Cokroaminoto beserta keluarganya. Kelak, disamping sebagai mertua, pak Cokro adalah mentor politik Soekarno. Di Surabaya dan bersama buku-buku pemberian Pak Cokro, untuk mengusir rasa rindu pada ibunya, Soekarno membaca buku. Dengan tamu-tamu pak cokro yang juga adalah tokoh-tokoh pada zamannya, Soekarno berdiskusi tentang Indonesia.

Dalam buku Soekarno penyambung lidah rakyat Indonesia karangan Cindy Adams, dengan buku pemberian HOS Cokroaminoto, Soekarno seakan-akan berbicara dengan Thomas Jefferson tentang Declaration of Independence dan berimajinasi tentang Amerika. Dalam kamar sempit, pengap dan gelap, Soekarno muda memodali matanya dengan lampu petak untuk membaca.

Mao Tse Tung adalah anak petani miskin yang menjadikan membaca adalah kegemaran. Karena miskin, petani-petani China waktu itu harus tidur lebih awal setelah matahari terbenam untuk menghemat minyak lampu, tetapi Mao suka membaca sampai larut malam.

Diterangi lampu yang diletakkan diluar kelambunya, Mao membaca buku-buku kesukaannya. Dalam buku Mao Kisah-kisah yang Tak Diketahui, diceritakan, ketika ia menjadi pemimpin tertinggi China, setengah ranjangnya yang berukuran sangat besar penuh dengan buku-buku karya sastra China.

Ada baiknya bila konsentrasi Pemerintahan Jokowi jilid II dengan slogan Indonesia Maju lebih menitik beratkan pada upaya naiknya minat baca. Dengan dana desa yang makin meroket dari tahun ke tahun, kebijakan penggunaan anggaran diprioritaskan untuk membangun perpustakaan desa, membeli buku-buku bacaan yang bermanfaat. Seluruh kebijakan penggunaan anggaran untuk pembuatan perpustakaan desa dan membeli buku bacaan disesuaikan dengan konteks perkembangan dunia anak-anak.

Untuk memastikan perpustakaan desa yang telah dipenuhi dengan buku-buku bacaan, kepala desa berkoordinasi dengan ketua Rukun tetangga, kepala dusun serta kepala-kepala sekolah dasar diwilayah desa setempat untuk berdiskusi dan membuat kebijakan bersama agar perpustakaan desa yang telah disiapkan dikunjungi dan diramaikan oleh anak-anak sekolah. Ini tak rumit sepanjang seluruh steakholder desa menganggap membaca adalah bagian terpenting menuju hidup.

Membaca adalah proses panjang menjadi. Menjadi tokoh dan disegani. Menjadi yang paling berguna, menjadi yang paling bernilai. Dengan gemar membaca berarti bangsa Indonesia sedang bersiap diri menjadi bangsa Pemenang..

Ikuti tulisan menarik jubir darsun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan