Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir akhirnya memecat Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Ashkara Danadipati. Dia mengatakan sulit untuk membangun kembali citra maskapai penerbangan ini.
Erick kecewa atas kasus penyelundupan sepeda motor Harley-Davidson dan sepeda Brompton yang diduga milik Ashkara. “Ini menyedihkan karena sistemik, bukan semata akting seorang,” ujarnya.
Bukan bisnis omprengan
Tak cuma memecat Ashkara, Erick juga akan me-review model bisnis Garuda. “Saya meminta review apakah tidak lebih baik Garuda fokus di dalam negeri dan Asia saja. Market-nya masih gemuk dan menguntungkan. Tidak usah gaya-gayaan terbang ke Eropa,” ujarnya kepada Tempo.
Baca juga:
Strategi Tim Sepakbola Vietnam Bocor, Begini Siasat Tim Garuda Bisa Juara...
“Saya juga sampaikan, bisnis penerbangan tidak bisa jadi bisnis omprengan. Kalau penumpangnya tidak cukup, pesawat tidak bisa terbang., “ ujar Erick. Rupanya Erick mengalaminya sendiri ketika ada rapat di Tokyo tapi Garuda tidak terbang.
“Saya harus naik ANA (All Nippon Airways), kebetulan di pesawat itu bertemu juga Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara yang akan meeting di Tokyo. Saya juga bertemu Pak Luhut yang harus naik JAL (Japan Airlines), ” kata Erick.
Kerugian Garuda
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk selama ini masih merugi. Maskapai penerbangan milik pemerintah ini tahun lalu sempat mencatat laba US$ 5,01 juta (Rp 70 miliar) pada tahun lalu . Setelah direvisi karena ditemukan kejanggalan, laba berubah menjadi rugi sebesar US$ 175,02 juta (Rp 2,4 triliun).
Beragam faktor menjadi penyebab laporan keuangan Garuda terus merah, antara lain harga bahan bakar avtur yang terus membubung, keputusan bisnis yang dianggap kurang tepat, hingga tekanan eksternal.
Selanjutnya: anggota Ombudsman Alvin......
Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.