Kata Erick Thohir, Bisnis Garuda Mirip Mobil Omprengan: Inilah buktinya…

Senin, 9 Desember 2019 06:41 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Garuda Indonesia/ Ilustrasi Pesawat - Istimewa
Iklan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir akhirnya memecat Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Ashkara Danadipati bersama tiga direktur lainnya. Dia mengatakan sulit untuk membangun kembali citra maskapai penerbangan ini.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir  akhirnya memecat Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Ashkara Danadipati. Dia mengatakan sulit untuk membangun kembali citra maskapai penerbangan ini.

Erick  kecewa atas kasus penyelundupan sepeda motor Harley-Davidson dan sepeda Brompton yang diduga milik Ashkara. “Ini menyedihkan karena sistemik, bukan semata akting seorang,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan bisnis omprengan
Tak cuma memecat  Ashkara, Erick  juga akan me-review model bisnis  Garuda.  “Saya meminta review apakah tidak lebih baik Garuda fokus di dalam negeri dan Asia saja. Market-nya masih gemuk dan menguntungkan. Tidak usah gaya-gayaan terbang ke Eropa,” ujarnya kepada Tempo.

Baca juga:
Strategi Tim Sepakbola Vietnam Bocor, Begini Siasat Tim Garuda Bisa Juara...

“Saya juga sampaikan, bisnis penerbangan tidak bisa jadi bisnis omprengan. Kalau penumpangnya tidak cukup, pesawat tidak bisa terbang., “ ujar Erick.    Rupanya Erick mengalaminya  sendiri ketika ada rapat di Tokyo tapi Garuda tidak terbang.

“Saya harus naik ANA (All Nippon Airways), kebetulan di pesawat itu bertemu juga Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara yang akan meeting di Tokyo. Saya juga bertemu Pak Luhut yang harus naik JAL (Japan Airlines), ” kata Erick.

Kerugian Garuda
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk selama ini masih merugi.  Maskapai penerbangan milik pemerintah ini tahun lalu sempat mencatat laba US$ 5,01 juta (Rp 70 miliar) pada tahun lalu . Setelah direvisi karena ditemukan kejanggalan, laba berubah menjadi rugi sebesar US$ 175,02 juta (Rp 2,4 triliun).

Beragam faktor menjadi penyebab laporan keuangan Garuda terus merah, antara lain harga bahan bakar avtur yang terus membubung, keputusan bisnis yang dianggap kurang tepat, hingga tekanan eksternal.

Selanjutnya:  anggota Ombudsman Alvin......

<--more-->

Anggota Ombudsman, Alvin Lie,  misalnya, menyoroti  fokus pasar yang diincar manajemen Garuda Indonesia dianggap abu-abu. Anggota Ombudsman, Alvin Lie, menyebutkan maskapai tak jelas mengincar keuntungan dari pengguna jasa high class atau harga di level pertengahan. Layanan jenis pesawat komersial wide body, seperti Boeing 777, di rute-rute potensial pun belum konsisten.

Operasional jangan terganggu
Di tengah hiruk pikuk pemecatan  Dirut Garuda, anggota Ombudsman Alvin Lie juga meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara menjamin tak adanya delegitimasi kepemimpinan di tubuh Garuda Indonesia setelah adanya kasus penyelundupan sepeda motor Harley Davidson beberapa waktu belakangan.

"Kementerian BUMN harus meluruskan bahwa direksi yang belum dicopot masih berwenang mengelola perusahaan ini. Jangan sampai ada delegitimasi kepemimpinan," tutur Alvin dalam pesannya kepada Tempo, Ahad, 8 Desember 2019. Hal ini berkaitan dengan rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang bakal merombak direksi di tubuh perusahaan maskapai pelat merah tersebut.

Alvin menduga direksi yang masih ada saat ini pun secara moril tidak dipercaya oleh publik maupun di internal. "Suasana kerja internal Garuda harus dijaga, jangan sampai tidak jelas siapa pemimpinnya," ujar dia. Padahal, dalam waktu dekat perseroan juga akan berhadapan dengan Musim Natal dan Tahun Baru. ***

Baca juga:
Strategi Tim Sepakbola Vietnam Bocor, Begini Siasat Tim Garuda Bisa Juara...

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indonesiana

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler