Masuk Bursa Calon Bos Garuda, Inilah Kehebatan Jonan

Senin, 9 Desember 2019 18:54 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Secara umum, kriteria sosok pemimpin yang layak ditempatkan di Garuda haruslah jujur dan tidak korup. Kalau masih memikirkan kemewahan dirinya jangan jadi direksi BUMN.

Tiga nama calon pengganti bekas Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra   mencuat di kalangan internal perusahaan pelat merah. Dua nama calon di antaranya berasal dari internal perusahaan dan satu lainnya dari kalangan eksternal.

Pengamat penerbangan Arista Admajati mengatakan ketiganya adalah Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo, dan mantan Menteri ESDM  Ignasiun Jonan. Faik dan Juliandra berasal dari kalangan internal Garuda. Sedangkan Jonan muncul sebagai nama dari kalangan eksternal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Faik dan Juliandra adalah nama dari internal, " ujarnya kala dihubungi Tempo, Ahad, 8 Desember 2019.  Adapun nama Jonan, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama KAI, muncul dari kalangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.

Dirut Garuda yang baru akan diputuskan pada rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB pada Januari 2020.

Jujur dan tak korup
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno  mengatakan, pemerintah dapat menempatkan mantan Menteri ESDM Jonan sebagai pimpinan direksi  Garuda-- sepertinya dituturkan kepada Antaranews. "Secara umum, kriteria sosok pemimpin yang layak ditempatkan di Garuda haruslah jujur dan tidak korup. Kalau masih memikirkan kemewahan dirinya jangan jadi direksi BUMN," kata Djoko.

Kalau melihat perkembangan BUMN sektor transportasi, kata dia,  maka sosok pemimpin yang diperlukan bukan kompetensi dengan ilmunya namun membutuhkan orang-orang dengan potensi lintas kompetensi atau keahlian serta mau belajar segala hal.

Sosok pemimpin dengan potensi lintas keahlian dan mau belajar segala hal tersebut sangat diperlukan oleh Garuda agar dapat survive dan terbang tinggi di tengah persaingan bisnis penerbangan nasional maupun internasional yang penuh gejolak.

"Namun jangan lupakan aspek pelayanan, yang namanya sektor transportasi itu bicara pelayanan dan juga keselamatan. Makanya kalau orang sudah bicara pelayanannya bagus maka otomatis keselamatannya juga terjamin," ujar Djoko.

Bisa menyelamatkan Garuda
Ferdy Hasiman, peneliti Alpha Research Database Indonesia, juga mendukung Jonan masuk ke Garuda, seperti ditulis oleh CNBCIndonesia. "Saya mendukung nama Ignasius Jonan yang sudah beredar di media untuk mengisi posisi posisi Direktur Utama Garuda. Jonan memiliki pengalaman dan kinerja apik di PT Kereta Api dan menjadikan Kereta Api menjadi moda transportasi terbaik,"  katanya, 9 Desember 2019.

"Jonan juga pernah menjabat menteri perhubungan dan menteri ESDM. Di kedua kementerian itu, Jonan termasuk salah satu menteri periode pertama Jokowi yang sukses dan memiliki banyak gebrakan baik di perhubungan maupun di ESDM," ujar Ferdy.

Dia menilai meskipun dirasa turun kelas, untuk menyelamatkan keuangan Garuda, pihaknya berharap Jonan bersedia menahkodai Garuda agar menjadi perusahaan penerbangan yang bersih.

"Sulit bagi Garuda menjadi maskapai penerbangan terbaik dan memiliki kinerja keuangan baik, jika Direksinya memiliki bisnis sampingan untuk memperkaya diri. Kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di pesawat baru milik Garuda yang melibatkan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Ashkara adalah kecelakaan besar,"  katanya.***




Bagikan Artikel Ini
img-content
Dian Novitasari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler