x

Iklan

Syafaruddin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 12 Januari 2020 12:23 WIB

Harimau di Kebun Penelitian Kampus Unsri, Mahasiswanya Diminta Hentikan Kegiatan

Setelah 7 korban diterkam harimau di Sumatera Selatan, 5 tewas, 2 luka parah, berasal dari Kabupaten Lahat, Kota Pagaralam dan Kabupaten Muaraenim, kini masyarakat diwilayah Kecamatan Muarakuang dan Rambangkuang, Kabupaten Ogan Ilir dicekam rasa takut, sebab harimau bukan hanya berkeliaran didua Kecamatan, tapi sudah masuk ke Unsri Kampus Inderalaya di Kabupaten Ogan Ilir itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PALEMBANG - Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Kampus Indralaya, Ibukota Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan kini dicekam rasa takut, setelah Risky mahasiswa Fakultas Pertanian Sabtu, 4 Januari lalu mendengar auman suara harimau di kebun penelitian dibelakang kampus mereka. 

Cerita keberadaan harimau itu diperparah laporan Yusuf, seorang penyadap karet kepada Kepala Kebun Riset, Selasa, 7 Januari, kalau dia melihat si belang berada dikawasan itu. 

Sebenarnya rasa mencekam, takut keberadaan binatang buas itu bukan hanya dialami mahasiswa Universitas Sriwijaya. Tapi penduduk diwilayah Kecamatan Muarakuang dan Rambangkuang yang sejak awal Januari 2020 lalu sudah dicekam ketakutan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penduduk di dua Kecamatan dicekam rasa takut berawal laporan ust Mukmin penduduk Desa Sri Kembang kepada kepala desanya, bahwa ia bersama istrinya bermalam dipondok kebun jeruknya dua malam berturut-turut, 31 Desember 2019 dan 1 Januari 2020.

Malam 31 Desember itu Ust Mukmin menggunukan senter menyorot kebunya dan ia melihat se ekor anak harimau lagi tiduran.  

Siang harinya, istrinya diantar pulang ke desa dan malam kedua ia sendirian dan kembali menyorot kebunya menggunakan senter, ust Mukmin melihat 2 induk harimau sebesar kambing jantan dewasa berkeliaran diarea kebunya, siang harinya ia melapor kepada Kepala Desanya. 

Ketakutan penduduk dimangsa harimau cukup beralasan, sebab bukan hanya harimau sudah berkekiaran diwilayah mereka, tapi wilayah Kecamatan Muarakuang dan Rambangkuang berbatasan dengan Kabupaten Muaraenim yang pada tanggal 28 Desember 2019 penduduknya bernama Ny. Sulis Setiawati (30) tewas diterkam harimau ketika mandi dipemandian umum.

Kepala Kebun Riset Unsri Kampus Indralaya M. Umar Harun di Indrlaya Sabtu 11 Januari 2020 menceritakan, Risky mahasiswa Fakultas Fertanian mendengan auman harimau ketika melakukan penelitian tanaman kelapa sawit yang dirusak babi hutan. 

Begitu ia mendengar suara auman seperti suara harimau, seketika itu pula ia berlari terbirit-birit menjauh dan melaporkannya kepada kami. 

Tiga hari kemudian seorang penyadap karet bernama Yusuf melaporkan melihat se ekor harimau sebesar kambing dewasa dilokasi yang sama, kata Umar. 

Dari laporan Risky, pihaknya langsung kelokasi dan menemukan jejak-jejak kaki binatang. Tapi apakah jejak kaki harimau atau macan, kami kurang mengetahui, karena kami bukan ahlinya. 

Sedangkan Yusuf, petani Karet bekerja di lingkungan Unsri  melihat hewan liar itu, melalui teleskop senapan miliknya.

Ia berada di kebun riset mencari ayam hutan menggunakan senapan angin. Yusuf mengaku melihat seekor monyet kabur ke hutan, lalu ia kejar masuk kedalam hutan sambil mengendap-endap sejauh 30 m. 

Ia merdengar suara hewan berjalan, dikiranya babi hutan, lalu menggunakan senapan yang ada teleskopnya ia bidik ke sumber suara dan terlihat dari tengah badannya ke bagian ekor. 

Warna binatang itu hitam loreng kecoklat-coklatan, badanya sebesar kambing dewasa, namun apakah harimau atau macan, Yusuf tidak bisa memastikanya. 

Sebelumnya Pembantu Rektor Unsri Zainuddin mengatakan, Rektorat terpaksa menghimbau mahasiswanya untuk sementara tidak melakukan kegiatan penelitian dan riset diarea kebun itu. 

Himbauan itu setelah Rektorat mendapat laporan dari M. Umar Harun, Kepala Kebun Riset  Kampus Indralaya berjarak sekitar 30 km selatan Kota Palembang, mengenai adanya auman suara harimau dan seorang penyadap karet melihat binatang buas itu. 

 

Kebun riset Unsri Kampus Indralaya, luasya 200 ha, dikelilingi pagar tembok beton setinggi 2 m. Rincianya 30 ha ditanami kelapa sawit, 15 ha kebun karet, sisanya 155 ha hutan semak belukar.

Umar nengakui di dalam perkebunan penelitian dan riset itu masih banyak babi hutan, tapi predator binatang buas, seperti harimau belum pernah kami melihatatnya.

Menurut catatan Indonesiana.id selama dua bulan, November dan Desember 2019 jumlah korban diterkam harimau di Sumatera Selatan mencapai 7 orang, 5 tewas, 2 selamat menderita luka cukup parah.

Ke 5 korban tewas, 3 dari Kabupaten Lahat, 1 Kota Pagaralam, 1 dari Kabupaten Muaraenim. Sedangkan 2 korban selamat mengalami luka parah, 1 dari Kota Pagaralam dan 1 wisatawan dari Kabupaten Banyuasin.

 

Ikuti tulisan menarik Syafaruddin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu