Kalembo Ade (Sabar dan Ikhlas) dalam Falsafah Masyarakat Bima - Dompu

Senin, 13 Januari 2020 15:24 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia mempunyai berbagai macam suku,  ras, dan budaya maupun bahasa yang berbeda,  dari sabang  sampai marauke. masyarakat Bima- Dompu menjunjung nilai, moral dan Adap dalam kehidupan sosial dan masyarakat.

Indonesia mempunyai berbagai macam suku,  ras, dan budaya maupun bahasa yang berbeda,  dari Sabang  sampai Merauke.  Kaya dengan kebudayaan lokal dari  segi seni budaya maupun bahasa. Kebiasaan masyarakat tergantung pada lingkungan mereka tinggal, kemudian kebudayaan masyarakat setempat, berpengearuh pada pola berfikir maupun bertindak. Contohnya dalam kebiasaan penggunaan bahasa juga berbeda-beda. Suku Jawa tentu berbeda dengan Betawi maupun suku Bugis pasti memiliki kebiasaan berbedaan dalam berkomunikasi.

Dari segi kultur juga membedakan bahwa kebiasaan masyarakat dari dulu sampai sekarang terjadi perubahan secara signifikan. Sehingga merujuk pada tatanan kehidupan sosial, falsafah kalimat kalembo ade yang biasa diucapkan oleh masyarakat Bima dan Dompu. Kalembo ade memiliki arti yang sangat dalam, yakni dapat dikatakan bermakna bersabar.

Ungkapan itu terbentuk dua kata kalembo artinya sabar, ade artinya hati. Jadi secara terminologi kalembo ade yaitu kesabaran bernuansa dari keikhlasan hati-nurani. Namun dalam penggunaan Bahasa Mbojo (Bima) makna kalimat kalembo ade mengandung makna yang luas. Tergantung pada pemanfaatan ungkapan dan bergantung pada situasi dan kondisi tertentu dalam menggunakan frasa bahasa itu.

Ungkapan kalembo ade biasanya digunakan pada kondisi-kondisi tertentu, contohnya: ketika ada tamu atau sanak kita yang datang bertamu di rumah bentuk menghargai kita sebagai tuan rumah  dengan bentuk pelayanan atau melayani tamu seadanya. Maka ungkapan kalembo ade yang bisa kita ungkapkan ke tamu sebagai bentuk kepedulian kita.

Dan ungkapan kalembo ade juga berlaku pada sahabat atau saudara kita yang sedang mengalami masalah, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap mereka maka ungkapan itu perlu kita ungkapkan kepada mereka. Karena kalembo ade bermakna tidak putus asa.

Ketika mengalami kesusahan maupun kesuliatan, seperti permasalahan ekonomi, saudara kita, maka kita selalu menggunakan ungkapan kalembo ade,Kalembo ade lenga ando maloa ra tenta musibah mena ede era mbei ma ruma, selalu kalembo ade,” artinya: Jangan putus asa saudara kita tidak bisa menghindari musibah yang diberikan oleh Tuhan kita selalu bersabar dan ikhlas.

Kalembo ade juga berlaku pada sesuatu yang bersifat tidak bergesa-gesa. Kita bisa melihat secara langsung yang terjadi ruang lingkup masyarakat Bima-Dompu, bahwa penggunaan ungkapan itu, contoh nya pada sebuah pekerjaan yang kita lakukan ingin menyeselesaikan sebuah pekerjaan dengan cepat, namun sesuatu yang kita kerjakan mengingatkan tidak terlalu buru-buru atau tergesa-gesa dengan apa yang kita kerjakan. Maka ungkapan kalembo ade tertuju pada orang yang ditargetkan yang artinya bahwa ungkapan itu memberikan sinyal positif  bahwa jangan terlalu tergesa-gesa dalam menyelesaikan pekerjaan. ”Aina huru-hara lenga sante mpa karawi ” .

Falsafah masayarakat Bima dan Dompu dengan ungkapan kalembo ade, sangat mendalami makna dari kalimat ini. Karena kebiasaan masyarakat itu sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Masyarakat menjunjung tinggi nilai, moral, adab dalam kehidupan sosial masyarakat.

Tulisan ini sebagai pondasi awal untuk mengetahui makna dari ungkapan kalembo ade, bahwa ungkapan ini mempunyai makna yang sangat luas, mempunyai nilai yang bersifat pada moral dan adab, sifatnya tertuju pada falsafah yang bersifat saling menghargai antara satu sama lain.

Yogyakarta Istemewa 13 Januari 2019

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler