x

simulasi sidang PBB di kegiatan MUN HI UPH

Iklan

Meishiana Meishi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 24 Januari 2020 06:16 WIB

Pentingnya Integrasi Kurikulum dengan Kegiatan Internal Organisasi HMPS di HI UPH

Hubungan Internasional UPH melihat bahwa integrasi antara kurikulum dengan kegiatan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) menjadi cara efektif proses belajar mengajar, yang melibatkan dosen dan peran aktif mahasiswa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Institusi Pendidikan terus berupaya untuk memberikan kualitas dan pengalaman belajar yang terbaik bagi peserta didik. Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai institusi Pendidikan tinggi juga turut mengupayakan hal ini, salah satunya melalui integrasi kurikulum dengan kegiatan aktivitas mahasiswa yang telah dilakukan program studi (prodi) Hubungan Internasioanal (HI). Menurut Elyzabeth Bonethe Nasution, S.I.P., M.A. – Ketua Prodi HI UPH, Integrasi ini didasari karena adanya kebutuhan untuk mendorong efektivitas proses belajar mengajar, yang melibatkan dosen dan partisipasi aktif mahasiswa. Sehingga kegiatan belajar diharapkan semakin efektif. 

“Sebagai contoh di semester kedua ada mata kuliah Pengantar HI (PHI) dengan bobot 4 SKS yang kami integrasikan dengan SDC (Short Diplomatic Course) salah satu kegiatan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). SDC merupakan pelatihan one on one untuk melakukan simulasi Model United Nations (MUN).  Simulasi MUN tersebut dilakukan dengan real standard  yang berlaku dan dinilai oleh senior dan alumni. Kemudian partisipasi dan hasil yang diperoleh dalam kegiatan simulasi MUN tersebut, berkontribusi 20% terhadap bobot nilai PHI yang akan diperoleh mereka,” kata Elyzabeth.

Lebih lanjut, menurut Elyzabeth, kegiatan internal yang ada di HMPS HI UPH sejalan dengan capaian kurikulum yang ada. Dengan demikian, prodi bisa bekerja sama dengan HMPS dalam menjadikan kegiatan HMPS sebagai bagian dari komponen penilaian pada mata kuliah tertentu yang wajib diperoleh mahasiswa. Secara tidak langsung cara ini efektif untuk mendorong partisipasi aktif mahasiswa mengikuti kegiatan HMPS, dan dalam pengembangan skills mahasiswa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegiatan HMPS HI UPH sendiri terdiri dari 3 fokus yaitu Model United Nations (MUN), FPCI (Foreign Policy Community of Indonesia) Chapter UPH, dan IRDC (International Relations Debate Club). Ketiganya menurut Elyzabeth menjadi cara tepat bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dan tidak terpisahkan. Ketiganya dibutuhkan dalam melatih soft skills seperti kemampuan berpikir kritis, menganalisis, public speaking, berbahasa inggris, dan lainnya.

“Di MUN mereka dilatih untuk melakukan simulasi sidang yang sering dilakukan di PBB untuk melatih kemampuan dan mempertahankan berargumen, melobi, dan bernegosiasi. Kemudian IRDC melatih kemampuan mereka dalam berdebat dan mempertahankan posisi. Ketiga yaitu FPCI Chapter UPH, yaitu  wadah untuk melatih mahasiswa aware dengan isu global, khususnya yang terkait atau berdampak bagi Indonesia,” jelas Elyzabeth.

Elyzabeth juga menambahkan khusus FPCI, tidak semua kampus menjadi chapter atau anggota dari FPCI dan UPH dinilai menjadi chapter kampus yang aktif dalam partisipasi keanggotaanya. FPCI merupakan organisasi yang fokus pada bidang HI, didirikan oleh Dino Patti Djalal, Wakil Menteri Luar Negeri RI 2014 dan mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat.  Kegiatan selalu mengangkat isu-isu terkini dalam bentuk  talkshow, seminar, atau diskusi bersama pembicara professional di bidang HI.

Kelebihan HI UPH dari segi integrasi kurikulum dan kegiatan mahasiswa UPH ini juga diakui oleh Vanesha Violine, HI 2017 yang saat ini menjadi Ketua HMPS HI.

“Proses studi kami di HI UPH yang didukung dan berjalan bersama dengan kegiatan HMPS ini benar-benar melengkapi kami sebagai mahasiswa, tidak hanya dalam kebutuhan akademik, tetapi juga non-akademik,” ungkap Vanesha.

Melalui seluruh kegiatan HMPS yang ada harapannya mahasiswa HI semakin kritis dan mampu mengembangkan skillsnya dengan cara yang efektif. Sehingga isu global atau teori yang mereka peroleh di kelas dapat dibahas dan diaplikasikan di organisai tersebut. Tidak hanya itu Elyzabeth juga melihat  keterbatasan waktu di ruang kelas dapat terjawab dengan adanya kegiatan internal HMPS HI ini. (mt)

 

Ikuti tulisan menarik Meishiana Meishi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler