Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penunjang perekonomian di Indonesia, bahkan di tiap provinsi, setidaknya ada beberapa daerah yang memang menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup tinggi dari pertanian. Terutama di Pulau Jawa, tidak perlu jauh-jauh kita melakukan penelusuran, sudah pasti kebanyakan hasil bumi berasal dari pulau ini, meski tidak semua kota memiliki lahan yang bisa ditanami. Umumnya, di daerah-daerah non pertanian tersebut, akan banyak hilir mudik truk maupun kontainer yang bertugas untuk menyuplai sayur, buah dan beras.

Meniadakan sektor pertanian secara parsial atau bahkan keseluruhan, dalam pembuatan kebijakan dan program yang dijalankan, tentu akan menimbulkan sebuah kemunduran, dan kebodohan--sudah tentu. Seakan lupa adanya bahwa sektor ini selain memberi makan banyak orang dari panen yang dihasilkan, juga bisa terus dikembangan untuk pemajuan kualitas sumber daya manusia dan perekonomian.

Seperti misal di Kabupaten Tasikmalaya yang kini sedang gencar-gencarnya mengirim hasil bumi mereka berupa buah manggis ke luar negeri. Tak tanggung-tanggung, pasarnya sudah menjangkau beberapa belahan dunia, seperti Eropa, Timur Tengah dan Asia Timur (Cina). Menanggapi kondisi produksi manggis di Tasikmalaya yang bisa dibilang sudah ‘mapan’ ini, Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto pun menargetkan agar ke depannya masyarakat bisa bergerak di wilayah hilirisasi atau pengolahan lanjut.

“Ini tentu bagus, Pemkab dan saya pribadi sungguh mengapresiasi warga di sentra-sentra budidaya manggis. Ke depannya saya harap kita bisa lebih mengembangkan industri tani manggis ini ke produk-produk lain, supaya ada nilai tambah dan masyarakat bisa naik tingkat, mempelajari hal baru seperti pengolahan, pemasaran serta distribusi,” ungkap Bupati Ade.

Ikuti tulisan menarik Cahaya Tasikmalaya lainnya di sini.