Jumlah pengguna Internet indonesia kian melonjak. Berdasarkan InternetWorldStats.com, Indonesia sudah menduduki posisi keempat sebagai negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Sementara menurut data dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII), dari 264 juta penduduk indonesia sebanyak 64% sudah terhubung ke internet.
Internet sudah menjadi bagian dari masyarakat kita. Dengan power yang demikian besar, internet sejatinya punya potensi besar untuk membangun bangsa dan peradaban.
Dengan konten yang positif, mendidik dan berkualitas tinggi tidak mustahil kita bisa menjadi salah satu negara yang disegani.
Pertanyaannya, bagaimana kualitas konten internet kita?
Sayang. Hingga kini, indonesia masih darurat konten negatif. Dilansir dari kompas.com, dalam 2 tahun terakhir saja, kominfo telah memblokir lebih dari 800 ribu portal yang berisi konten negatif.
Sementara itu konten positif jumlahnya masih belum sebanding. Kominfo menyebutkan jumlahnya hanya mencapai 250 ribu konten.
Kita berharap ke depannya, indonesia bisa didominasi dengan konten positif nan mendidik.
Positif saja tidak cukup. Kudu Berkualitas
Itu baru dari segi positifitas konten. Kita belum bicara pasal kualitasnya.
Tapi nampaknya tak jauh beda. Kualitas konten kita masih kalah jika dibanding dengan konten-konten yang ditulis oleh content writer luar. Masih sulit rasanya mencari portas situs yang menyediakan konten pembahasan yang berkualitas, mendalam dan kredibel.
Sebagai contoh, untuk sekedar menulis artikel saja, kita masih banyak menggunakan data dan referensi dari luar.
Apa Penyebab kualitas konten kita masih kurang?
Salah satunya penyebabnya barangkali karena minat baca kita yang masih memprihatinkan. Memang sampai hari ini angka minat baca Indonesia, masih berada diurutan terbelakang dari negara-negara di dunia.
Kurangnya minat baca ini juga terlihat dari persentase jenis konten yang dikonsumsi masyarakat indonesia.
APJII mencatat bahwa masyarakat indonesia paling banyak mengakses konten video, kemudian chating media sosial, dan aktivitas jual beli online.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Saat ini, setiap orang sejatinya adalah content creator. Melalui smartphone masing-masing, siapapun bisa memposting apapun, kapanpun, dimanapun.
Karena itulah, kebijaksanaan dalam bermedia sosial adalah satu-satunya tameng sekaligus tombak untuk menciptakan konten positif dan berkualitas, serta menghalau konten-konten negatif yang sarat dengan kebencian, hoax, sara dan provokasi.
Di sini pula peran penting pemerintah, dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar bijak bermedia sosial. Pemerintah harus jadi ujung tombak pengorganisir kualitas konten yang tersebar di negara kita. Dan kita punya lebih dari cukup sumber daya untuk melakukan itu.
Jika anda adalah profesional content creator, semacam youtuber, blogger, atau selebgram, atau pelaku bisnis online yang kerap menggunakan strategi pemasaran konten, anda juga punya tanggung jawab moril dalam menyajikan konten-konten yang bukan hanya menguntungkan dompat anda, tetapi juga mendidik, menginspirasi, dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Hadirkan konten yang berkualitas dan bernilai tinggi. Bukan semata untuk kebutuhan bisnis, tapi juga untuk membangun bangsa ini, dan nama baiknya di mata internasional.
Akhirnya, siapapun kita, semuanya punya peran yang sama. Kita semua bertanggung jawab membangun bangsa dengan konten yang positif, inspiratif dan berkualitas tinggi.
Demikian, semoga berguna!
Edward Rhidwan
Profesional Content Writer
Ikuti tulisan menarik Saylendra ArtikelSEO lainnya di sini.
