x

Gambar ini diambi dari puncak gunung lawu Jawa Tengah

Iklan

Alhemo Nawir Chanel

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Desember 2019

Rabu, 8 April 2020 19:14 WIB

Minimnya Edukasi Tentang Virus Corona, Berdampak pada Kepanikan Masyarakat.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia),Middle-East Respiratory Syndrome (MERS),

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penulis : Nhawir Alhemo 

Saya pribadi dengan ini  mengangkat sebuah artikel  yang membahas  menjadi polemik saat ini yaitu tentang penyebaran  virus corona (Covid19), cara pandang ini atas dasar yang bersifat  objektif, bukan sebaliknya  bersifat subjektif. Sebelum terlalu jauh,  terlebih dahulu kita harus mengetahui dan memahami dulu,  apa itu corona virus?

Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia),Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara definisi  kita sudah pahami, tentu kita harus lebih memahami lagi bagaimana gejala dan penyebaran virus corona  ini.
Gejala Virus Corona

Gejala awal infeksi virus corona atau Covid-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus corona, yaitu:

Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), batuk, sesak napas.
Kemudian bagaimana kita bisa mengetahui bahwa manusia sudah terjangkit oleh virus corona, perlu yang namanya uji laboratorium yaitu guna memastikan diagnosis Covid-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:

Uji sampel darah tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru.
Kemudian point penting dalam tulisan ini adalah minimnya pengetahuan sehingga dapat  menimbulkan kepanikan masyarakat pesisir/desa, tentang penyebaran Covid-19.

Masalah yang terjadi hari ini, melanda dunia adalah penyebaran virus corona, sehingga banyak masyarakat merasa panik dan takut, tentang keadaan yang melanda umat manusia saat ini. Dinamika yang terjadi, bukan persoalan virus ini mematikan, tapi yang menjadi problem  terjadi dikalangan masyarakat,  merasa terganggu dengan informasi yang malah membuat masyarakat resah dan takut, tentu merujuk pada pola pikir yang sifatnya kaku, kepanikan akan berujung pada keadaan stres yang berlebihan. Dikarenakan  minimnya edukasi pemerintah, dan lembaga-Lembaga kesehatan memberikan informasi dan pengetahuan  tentang bagaimana penyebaran virus corona. Edukasi sangat penting ketika mereka turun langsung ke lapangan/masuk desa oleh tenaga kesehatan. Sehingga bisa memberikan informasi ke masyarakat, agar dapat mengatahui dan mengenali bagaimana cara penyebaran pandemik virus corona ini. Kemudian daripada itu,  masyarakat dapat menerapkan prilaku hidup sehat secara rutin diruang lingkup sosial maupun individu dirumah. Jadi peran pemerintah dan lembaga-Lembaga kesehatan sangat penting memberikan edukasi kesehatan terhadap masyarakat yang minim pengetahuan tentang bagaimana  penyebaran virus corona.

Pakar Neurosains dr. Ryu Hasan, SpBS mengatakan bahwa kepanikan yang timbul pada diri seseorang merupakan suatu bakat. Jadi orang indonesia lebih dominan rasa kepanikan. Namun untuk Indonesia, Ryu melihat bahwa bakat orang Indonesia cenderung lebih besar panik dibanding bahagia.
"Sebetulnya kepanikan itu juga bakat. Tapi kepanikan massa itu adalah berbeda, berbeda dengan Orang Jepang cenderung lebih mudah panik secara individual, tetapi tidak untuk kepanikan masal. Mereka secara personal lebih mudah panik dengan masalah pribadinya masing-masing," kata dia.

Perlu lagi saya tegaskan. Perlunya peran penting pemerintah dan Lembaga-lembaga kesehatan memberikan edukasi mengenai apa itu virus corona, cara penyebaran, gejala-gejala yang timbul dan cara penanganan.  Bukan malah sebaliknya memberikan efek kepanikan tentang informasi yang malah menambah dampak yang tidak baik diruang lingkup masyarakat, apalagi masyarakat terpencil yang minim pengetahuan dan pelayanan untuk menghadapi penyebaran virus corona.

Kemudian di sisi lain  yang sering terjadi sehingga membuat masyarakat panik dengan keadaan yang melanda masyarakat saat ini adalah mengenai penyebaran informasi hoaks, bahwa informasi yang sifatnya seperti itu, malah memberi dampak negatif diruang lingkup masyarakat. Informasi sifatnya sensitif, malah menimbulkan keresahan masyarakat. Ada pula oknum yang sengaja memanfaatkan keadaan demi mendapatkan kepentingan individu atau meraup keuntungan bisnis memanfatkan keadaan yang genting,  kemudian menyebaran hoaks dimana-mana, sehingga masyarakat cepat percaya dengan informasi yang sifatnya seperti itu. Pada akhirnya masyarakat mengatahui kebenaran, akan berdampak pada keresahan masyarakat. Maka dari itu perlu nya memberikan pemahaman kepada masyarakat agar dapat mentralisir/menyaring  informasi yang di dapat.

Doridungga 8 April 2020

Ikuti tulisan menarik Alhemo Nawir Chanel lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB