x

Sejumlah warga berkumpul saat prosesi penutupan restoran cepat saji McDonald's di Sarinah, Jakarta, 10 Mei 2020. Petugas Satpol PP dibantu Polisi dan TNI, melakukan pembubaran terhadap massa yang berkumpul karena melanggar ketentuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Twitter/@satpolpp_dki

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 12 Mei 2020 09:27 WIB

Romantisasi Penutupan McD Sarinah, Mengapa Lebay?

Di saat banyak orang menahan diri keluar rumah, sebagian orang menghadiri penutupan gerai pertama warung global McD Sarinah di Indonesia. Mereka ingin menjadi saksi sejarah walaupun menghadapi risiko potensial tertular virus Corona. Anehnya pula, kerumunan orang itu tidak diperingatkan dan apa lagi dibubarkan oleh petugas, padahal jelas-jelas kerumunan massa itu melanggar aturan PSBB.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


McD Sarinah Jakarta memang historis, khususnya bagi masyarakat Jakarta. Inilah gerai McD pertama di Indonesia. Kedatangan bisnis waralaba global ke Indonesia ini atas dibawa oleh Bambang Rachmadi, menantu Wapres (waktu itu) Soedharmono, dan dibuka pada 1991. Dalam waktu singkat, gerai makanan cepat saji ini digemari oleh masyarakat Ibukota. Kegemaran untuk makan di McD mungkin bukan (hanya) karena makanannya, tapi juga karena identifikasi diri dengan merek global sekelas McD.

Ketika akhirnya terjadi penutupan McD Sarinah Minggu malam, 10 Mei 2020, gerai ini sudah berumur hampir 30 tahun--walau diseling merek lain karena kasus sengketa. Banyak orang Jakarta mungkin punya kenangan tersendiri dengan gerai McD Sarinah, bahkan dibandingkan gerai serupa di tempat-tempat lain. Banyak peristiwa historis juga berlangsung di Jl Thamrin berdekatan dengan gerai ini.

Betapapun kenangan dan peristiwa historis itu punya arti bagi sebagian orang, tapi ikut hadir pada penutupan gerai ini pada Minggu malam lalu sungguh disayangkan. Sebab, ini bukan zaman normal, ini zaman corona sedang berkuasa. Dari foto yang beredar, massa berhimpun di halaman parkir gedung Sarinah depan gerai McD, sebagian di antaranya menyalakan lilin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Romantisme historis? Mungkin mereka merasa begitu, tapi apa tidak berlebihan? Ketika banyak orang berusaha keras mematuhi aturan tinggal di rumah demi menghentikan penyebaran virus corona, sebagian orang hadir di penutupan gerai ini untuk memenuhi hasrat romantisme mereka. Mengherankan bila mereka berpikir bahwa kehadiran mereka di tempat itu sepadan nilainya dengan risiko potensial tertular Covid-19.

Padahal jutaan orang ingin menunaikan shalat tarawih berjamaah di masjid pun telah menahan diri dan menuruti fatwa untuk beribadah di rumah masing-masing. Lha ini, orang berkumpul di depan gerai McD hanya untuk mengikuti acara penutupan warung global. Seakan-akan, acara penutupan warung global McD Sarinah ini merupakan peristiwa historis yang tidak boleh dilewatkan walaupun risiko potensial untuk tertular Covid-19 tak bisa diremehkan. Mereka ingin jadi saksi sejarah penutupan warung global.

Anehnya pula, kerumunan orang itu tidak diperingatkan dan apa lagi dibubarkan oleh petugas, padahal jelas-jelas kerumunan massa itu melanggar aturan PSBB. Entah kenapa hal seperti itu dibiarkan terjadi, seakan-akan massa yang sedang bernostalgia atau berdeja-vu di halaman parkir Sarinah itu dimaklumi.

Saya tidak tahu, andaikan gerai pertama Wong Solo tutup atau gerai pertama Es Teler 77 tutup, akankah massa juga berkerumun meratapi penutupannya sambil menyalakan lilin? Apakah ini karena McD itu bukan warung lokal atau nasional, tapi warung global, sehingga yang hadir bangga mengidentifikasi diri sebagai warga global? Dan karena itu, sekalipun lagi berlangsung wabah Corona, mereka nekat hadir untuk menyatakan kewarga-globalan mereka? Wallahu 'alam. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu