Bisa jadi di antara para penulis blog Indonesiana ini, pekerjaan menulis yang dilakukannya hanyalah merupakan penyalurannya dari hobi membaca dan menulis, atau paling tidak sebagai kegiatan sampingan untuk mengisi waktu luang di sela-sela kesibukannya dalam menghadapi pekerjaan pokoknya.
Akan tetapi, tak sedikit pula di antara para penulis blog ini adalah mereka yang betul-betul menganggap bahwa kegiatan menulis yang dilakukannya merupakan pekerjaan yang dilakukan full time, serta sudah menganggap kegiatannya itu sebagai profesi Sebagaimana halnya para jurnalis, atau pekerja kreatif lainnya seperti blogger, YouTubers, selebgram, maupun yang lainnya.
Sehingga bagi jurnalis warga yang disebut terakhir tadi, untuk melakukan kegiatannya itu - suka maupun tidak, membutuhkan "amunisi" dan "logistik" sebagai penunjangnya - sebagaimana para prajurit yang akan menuju medan pertempuran.
Bukan cuma perbekalan untuk "perang" saja, melainkan asap dapurnya pun dapat terus mengepul karena mengandalkan dari kegiatan kreatifnya tersebut.
Karena itu pula, karena tidak jelas dan tidak tetapnya penghasilan yang diterima dari kegiatan menulis tersebut, asap dapur maupun asap rokoknya lebih sering tak mengepul lagi.
Lalu darimana ia memperoleh bekal "amunisi" maupun "logistik" yang dibutuhkannya itu?
Dari platform blog di beberapa media, katakanlah Kompasiana misalnya yang berada di bawah naungan Kompas Gramedia group, sudah dua tahun ini memberikan reward setiap bulannya bagi setiap tulisan yang memiliki tingat keterbacaan minimal 3000 viewer.
Tidak sedikit penulis, yang di Kompasiana disebut Kompasianer, karena rajin memposting artikel setiap hari dengan jumlah viewer yang banyak, maka dalam satu bulannya bisa mendapatkan reward sampai jutaan rupiah.
Oleh karena itu, pengelola blog Indonesiana pun sudah seharusnya mulai membuat persiapan ke arah itu. Karena dengan demikian, di samping meningkatkan gairah (calon) penulis, untuk berbondong-bondong dan bersaing secara sehat mengisi blog Indonesiana ini, pihak pengelola sendiri sudah pasti akan mendapatkan banyak manfaat dan profit yang besar juga.
Kepedulian pengelola dan pemilik perusahaan media massa terhadap pemanfaat produknya, terlebih lagi bagi yang telah memberikan kontribusi, memang sudah saatnya mendapatkan timbal balik yang sepadan.
Jangan sampai masih menyimpan prinsip lu suka ambil, tidak suka masa bodoh. Karena bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Wassalam. ***
Ikuti tulisan menarik Adjat R. Sudradjat lainnya di sini.