x

Greta Elsa Nurtjahja, alumni Desain Interior Universitas Pelita Harapan (2014), menunjukkan salah satu karyanya.

Iklan

Rosse Hutapea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 7 Agustus 2020 06:04 WIB

Alumni Desain Interior UPH Gold Winner AIDA 2020 Bersiap Mengikuti Desain Discovery Programme di Harvard University

Greta Elsa Nurtjahja, alumni program studi Desain Interior (2014), School of Design, Universitas Pelita Harapan, peraih gelar Asia Young Designer of The Year, di ajang Asia Young Designer Awards (AYDA) Grand Finale 2020 yang berlangsung di Vietnam, secara online melalui Zoom dan live di Youtube, pada 10 Juli 2020, saat ini bersiap-siap untuk mengikuti Desain Discovery Programme di Harvard University yang rencananya akan diadakan pada tahun 2022.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Greta Elsa Nurtjahja, alumni program studi Desain Interior (2014), School of Design, Universitas Pelita Harapan, peraih gelar Asia Young Designer of The Year, di ajang Asia Young Designer Awards (AYDA) Grand Finale 2020 yang berlangsung di Vietnam, secara online melalui Zoom dan live di Youtube, pada 10 Juli 2020, saat ini bersiap-siap untuk mengikuti Desain Discovery Programme di Harvard University yang rencananya akan diadakan pada tahun 2022.

“Untuk persiapan menuju Harvard, saya masih harus melalui beberapa tahap persiapan seperti salah satunya penyusunan portfolio. Untuk programnya sendiri tahun ini sedang ditunda akibat Covid-19 sehingga perencanaannya kemungkinan baru dilanjutkan pada tahun 2022,” kata Greta yang lulus pada November 2019 dan saat ini sudah bekerja sebagai desainer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Desain Discovery Programme yang akan diikuti Elsa merupakan apresiasi dari Harvard University kepada pemenang kompetisi AYDA di bidang desain arsitektur dan desain interior yang digelar Nippon Paint. Kompetisi AYDA digelar setiap tahun dan  tahun ini merupakan yang ke-8. Lebih dari 7000 peserta dari 15 negara, ikut dalam ajang ini. Mereka berasal dari Bangladesh, India, Indonesia, Iran, Jepang, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Tiongkok, Wilayah Teritori Tiongkok (Hong Kong & Taiwan), dan Vietnam.

Greta mengakui tidak menyangka karyanya dapat mengungguli  7000an peserta yang berasal dari 15 negara. Proses seleksi yang ketat, dilakukan untuk menentukan  pemenang utama pada dua kategori, Arsitektur dan Desain Interior. Greta meraih gelar ‘Asia Young Designer of The Year’ untuk kategori Desain Interior. Atas prestasinya, ia mendapatkan hadiah senilai lebih dari US$ 10.000, termasuk kesempatan untuk menghadiri Design Discovery Programme selama 6 minggu di  Harvard University Graduate School of Design di Boston, Massachusetts, USA.

“Saya bangga sekali, dan tidak pernah menyangka akan pernah menjadi pemenang di kompetisi sebesar ini. Bahagia juga karena bisa memberi kebahagiaan buat banyak orang, bisa merepresentasikan hasil pendidikan Interior UPH, terlebih juga mempromosikan kearifan lokal Indonesia. Sangat terharu juga dengan apresiasi yang di sampaikan berbagai pihak baik nasional maupun internasional,” ungkap Greta.

Tekadnya untuk terus belajar tidak berhenti, bahkan semakin giat. Ia pun terus belajar untuk melengkapi dan mengembangkan ilmu yang sudah dipelajari. Karenanya ia antusias mempersiapkan diri untuk mengikuti program summer di  Harvard University,  untuk mempelajari arsitektur, landscape, dan urban. Bidang-bidang ilmu yang sebenernya memang menjadi cita-citanya di luar desain interior. Meski demikian, prestasi di ajang AYDA ini diakui Greta sebagai buah dari proses studi di Desain Interior UPH. 

“Dengan studi di UPH, saya sangat berkembang. Bukan hanya dari disiplin Ilmu Desain tetapi juga bagaimana mengembangkan karakter saya untuk menjadi seorang desainer. Saya merasa bisa berkembang menjadi lebih dari apa yang saya pernah pikirkan dalam kehidupan pribadi dan kehidupan profesional,” ungkapnya.

Karya ‘Rumah Kopi’ yang diusung ke kompetisi AYDA tidak lain merupakan tugas akhirnya. Namun berkat dorongan dari dosen pembimbingnya, Greta memutuskan mengikutsertakan karyanya ke kompetisi AYDA. Ia menyadari awalnya membuat tugas akhir hanya sebagai syarat kelulusan, dan mendapat nilai  yang baik. Hal itu menyebabkan ia tidak melihat kemungkinan mengembangkan project yang sedang dikerjakan. Namun di Desain Interior UPH, mahasiswa di ajarkan untuk berani mencoba hal baru dan terus bereksplorasi,  sehingga Greta bisa lebih fokus memahami esensi dari proyek yang dikerjakan dan dampaknya ketika dibangun.

Al hasil, konsep ‘Rumah Kopi’ menjadi karya yang luar biasa dan mengesankan para juri di ajang AYDA. Bahkan karya Greta Elsa Nurtjahja melampaui harapan dalam kompetisi ini dengan tingkat detil dan visi dalam desainnya, sebagaimana diungkapkan Lea Aziz, salah satu juri AYDA dari kategori Desain Interior dan Pendiri PT Elenbee Cipta Desain.

Prestasi dan pengalaman Greta membuktikan kualitas pembelajan yang diberikan di Desain Interior UPH yang sangat mengutamakan tidak hanya keilmuan namun juga karakter untuk menghasilkan seorang pribadi yang berprestasi.  Desain Interior UPH terus berkarya dan dikenal sebagai prodi yang menelurkan generasi-generasi berprestasi dan berdampak bagi masyarakat.

Ikuti tulisan menarik Rosse Hutapea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler