x

Erick Ahok

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 28 Agustus 2020 17:01 WIB

Enaknya Jadi Ahok, Bawa Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Bukan Dipecat, Malah Dibela Erick Thohir

Bila rakyat sampai berkelakar di berbagai media sosial bahkan sampai dalam bentuk tampilan foto seorang penjual BBM eceran dengan tulisan, "jual eceran saja untung, Pertamina kok rugi 11 triliun?" lalu diikuti kata-kata yang "kasar", namun tidak dengan sikap Erick Thohir, yang justru membela Ahok dengan enteng. Bagaimana tidak, 11 triliun itu uang seberapa banyak? Dan, untuk rakyat seberapa berharga?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bila rakyat sampai berkelakar di berbagai media sosial bahkan sampai dalam bentuk tampilan foto seorang penjual BBM eceran dengan tulisan, "jual eceran saja untung, Pertamina kok rugi 11 triliun?" lalu diikuti kata-kata yang kasar, namun tidak dengan sikap Erick Thohir, yang justru membela Ahok dengan enteng.

Bagaimana tidak, 11 triliun itu uang seberapa banyak? Dan, untuk rakyat seberapa berharga?

Ini kok, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir malah menegaskan tidak ada rencana pergantian direksi maupun komisaris PT Pertamina (Persero) meski perseroan mencatatkan kerugian sekitar Rp 11 triliun pada semester I-2020. Di mana logikanya? 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukannya memecat Ahok dan para direksinya, Erick justru menilai kinerja Pertamina lebih membaik dari pada perusahaan migas lainnya dalam pandemi Covid-19.

Bahkan Erick mengungkapkan bahwa, "Pertamina kan ruginya kelihatan, kalau kita perbandingkan dengan Exxon, dengan Eni (Eni S.p.A, perusahaan migas multinasional Italia), jauh lah. Justru, perusahaan yang lain itu jauh lebih rugi dari Pertamina," kata Erick Thohir, usai melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2020.

Termyata Rp 11 triliun itu dibandingkan dengan perusahaan migas manca negara, bukan dengan kesejahteraan rakyat Indonesia. Jadi, Rp11 triliun itu kecil menurut Erick. 

Bukan hanya menganggap Rp11 triliun kecil lalu membela Ahok dan para direksi Pertamina, Erick pun mengungkapkan, bahwa selama ini ia berprinsip agar jajaran direksi perusahaan tidak perlu dirombak selama kinerjanya baik. "Saya prinsipnya angkat direksi jangan diganti-ganti. Kan, saya di awal sudah bilang selama KPI-nya (Key Performance Indicators) tercapai, terus dibilang Pak Erick pilih kasih main pecat-pecat saja, nggak loh."

Luar biasa Mas Erick ini ya. Bila jajaran apa pun yang memang sudah paket, maka apa pun yang terjadi, tetap jalan terus. Namun, bila bukan paket maka dengan sangat enteng, salah sedikit saja langsung copot, langsung ganti, langsung pecat.

Bahkan demi mempertahankan Ahok dan para direksi Pertamina yang telah membuat rugi Rp11 triliun, Erick masih menambah argumentasi dan dalih, pergantian direksi maupun komisaris hanya dilakukan bila KPI dari sejumlah perusahaan plat merah berada di bawah standar yang ditentukan. Terkait hal ini, dia bilang, kinerja Pertamina cukup baik. Di mana, dalam kondisi Covid-19 perseroan tetap dapat menjaga ketersediaan minyak di dalam negeri.

Mas Erick juga terus memberikan argumen bahwa Pertamina pun terus melakukan efisiensi di berbagai sektor. Dia mencontohkan, Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang ditargetkan konsolidasi dalam waktu singkat mampu dilakukan oleh Pertamina. Kendati demikian, menurut Erick, apa yang dilakukan perseroan saat ini belum disebut sempurna.

Luar biasa, andai saja si komisaris ini bukan Ahok, kira-kira apa yang akan terjadi dengan kerugian Rp11 triliun? Namun dasar paket, meski faktanya rugi Rp11 triliun, Erick justru masih memberikan waktu kepada Pertamina untuk lebih memaksimalkan kinerja keuangannya karena dinilainya masih on progres dalam pembangunan baik kilang minyak dan macam macam, pun karena kondisi Covid-19 yang membuat semua terdampak.

Kerugian Rp11 triliun itu bagaimana?

Kembali pada kelakar rakyat, jualan eceran saja untung, ini kok Pertamina bisa rugi Rp11 triliun, tentu hal ini bukan tanpa sebab, karena Ahok bilang "merem saja Pertamina sudah untung". Lha, ini kok rugi Rp11 triliun, malah masih dibela sekuat daya oleh Erick.

Padahal dalam berbagai pemberitaan di media massa, seperti juga saya lansir dari Tempo.co, Kamis (27/8/2020), Pertamina mencatat kinerja keuangan mereka sepanjang semester I 2020 mengalami kerugian sebesar Rp 11,13 triliun. VP Komunikasi Perusahaan Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, sepanjang semester I pada tahun 2020 Pertamina menghadapi triple shock.

Tekanan itu datang dari penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan.

Oleh sebab itu alasan Covid-19 adalah menjadi penyebab ruginya Rp11 triliun ini karena penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi sangat tajam membuat kinerja keuangan Pertamina sangat terdampak.

Terlepas dari pembelaan Erick Thohir dan alasan dari Fajriyah Usman, Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto sebelumnya mengusulkan agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina seiring kerugian perusahaan tersebut sepanjang semester I 2020. "Jika memang tidak mampu, pecat saja," kata Mulyanto, politikus dari Daerah Pemilikan Banten III ini dalam laman pribadinya, pakmul.id, Selasa, 25 Agustus 2020.

Bahkan, Mulyanto pun menyinggung ucapan Ahok yang menyebut “merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi" yang disampaikan Ahok pada 27 Juni 2020 di acara Live Instagram KickAndy Show. 

Sekarang, apa pun pembelaan Erick dan alasan Fajriyah Usman, faktanya Pertamina rugi. Bagaimana dengan Ahok? Apa masih merem? Belum membuka mata dan hati? Dan, tak malu dengan ucapannya sendiri? 

Sekali lagi, bila segala sesuatu di negeri ini sudah paket maka siapa pun yang membicarakan paket, tentu hanya akan menembus angin lalu.

Hebatnya Ahok, hebatnya Erick, itulah paket salah satu paket dalam pemerintahan NKRI sekarang.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler