Video Game sebagai Medium Politik dan Ideologis

2 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Bermain game
Iklan

Video Game tidak hanya sebagai media hiburan saja tapi ternyata bisa sebagai Medium Politik dan Ideologis *****

https://www.indonesiana.id/read/Video game bukan hanya bentuk hiburan digital, tetapi juga media budaya yang mencerminkan dan menyebarkan nilai, pandangan dunia, serta ideologi tertentu.
Sama seperti film atau sastra, game dapat:

  • merepresentasikan isu politik dan sosial,

  • menanamkan nilai ideologis melalui narasi dan gameplay,

  • serta mengajak pemain berpartisipasi dalam sistem simbolik yang menyerupai sistem kekuasaan di dunia nyata

     

    Konsep Dasar

    a. Politik dalam Game

    Politik dalam video game berarti segala bentuk representasi atau simulasi kekuasaan, kebijakan, konflik, atau hubungan sosial antar kelompok.
    Bisa berupa:

    • Konten eksplisit → game tentang perang, pemilu, revolusi, pemerintahan, dll.
      Contoh: Democracy 4, Tropico, Papers, Please.

    • Konten implisit → nilai-nilai politik terselip dalam dunia, karakter, atau aturan game.
      Contoh: Bioshock (kritik terhadap kapitalisme ekstrem), Watch Dogs (isu pengawasan dan privasi digital).

    b. Ideologi dalam Game

    Menurut Ian Bogost (2007), ideologi dalam game bisa muncul lewat procedural rhetoric, yaitu pesan atau nilai yang tersampaikan lewat mekanika permainan (aturan, sistem reward, interaksi pemain).

    Dengan kata lain:

    Ideologi dalam game tidak hanya ada pada cerita, tetapi juga pada bagaimana game bekerja.

    Contoh:

    • Sistem ekonomi dalam game sering menormalisasi kapitalisme (grind untuk uang, beli upgrade, kompetisi).

    • Sistem kekuasaan dalam game strategi bisa mempromosikan militerisme atau imperialisme.

    • Sistem pilihan moral (“good vs evil”) bisa mencerminkan etika Barat individualistik.

       

      Bentuk Representasi Politik dan Ideologi dalam Video Game

      Aspek Cara Politik & Ideologi Disampaikan Contoh Game
      Narasi & Karakter Cerita, tokoh, konflik, dan dunia fiksi yang mencerminkan nilai politik. The Last of Us Part II (isu kekerasan dan moralitas), Detroit: Become Human (hak dan diskriminasi AI).
      Gameplay & Mekanika Aturan permainan yang membuat pemain meniru sistem politik atau ideologi. Papers, Please (birokrasi otoriter), Democracy 4 (simulasi kebijakan publik).
      Sistem Ekonomi & Sumber Daya Mencerminkan kapitalisme, sosialisme, atau sistem ekonomi tertentu. Animal Crossing (konsumerisme halus), SimCity (pembangunan berbasis pertumbuhan ekonomi).
      Estetika & Dunia Fiksi Dunia game menggambarkan utopia/dystopia politik. BioShock Infinite (nasionalisme ekstrem), Fallout (kritik terhadap nuklir dan propaganda).
      Interaktivitas & Pilihan Pemain Pemain dipaksa mengambil keputusan moral atau politik. Mass Effect (diplomasi antar ras), This War of Mine (kelangsungan hidup warga sipil dalam perang).

       

      Politik dalam Desain Game (Bukan Sekadar Cerita)

      Menurut peneliti seperti Miguel Sicart (2010) dan Gonzalo Frasca, politik juga muncul dalam desain dan sistem permainan, misalnya:

      1. Struktur kekuasaan dalam sistem permainan

        • Siapa yang punya kontrol (pemain, AI, atau sistem)?

        • Game bisa menunjukkan bahwa dalam sistem tertentu, kebebasan individu semu.

      2. Simulasi sosial dan ekonomi

        • Game sering mereplikasi sistem kapitalistik, memperlihatkan ketimpangan, atau mengkritiknya.

        • Misal, Frostpunk menunjukkan dilema antara efisiensi dan moralitas dalam memimpin masyarakat.

      3. Pilihan moral dan konsekuensi

        • Game memberi pemain ilusi kebebasan, tapi semua pilihan terbingkai oleh ideologi pembuatnya.

        • Contoh: di Mass Effect, semua opsi moral tetap dalam kerangka heroisme militeristik.

       

      Game sebagai Kritik Politik dan Ideologis

      Beberapa game secara sadar diciptakan untuk mengkritik ideologi atau sistem politik:

      Game Isu / Kritik Bentuk Penyampaian
      Papers, Please Kritik terhadap negara totaliter dan birokrasi represif. Pemain jadi petugas imigrasi yang harus memilih antara aturan dan moral.
      BioShock Kritik terhadap kapitalisme ekstrem dan objektivisme Ayn Rand. Dunia dystopia di bawah ideologi kebebasan tanpa batas.
      Spec Ops: The Line Kritik terhadap militerisme dan glorifikasi perang. Memutarbalikkan peran “pahlawan perang”.
      This War of Mine Kritik terhadap pandangan heroik perang. Pemain menjadi warga sipil yang berjuang untuk hidup.
      Democracy 4 Eksperimen politik. Pemain membuat kebijakan dan melihat dampaknya pada masyarakat.

      Dampak dan Implikasi

      1. Game sebagai alat edukasi politik:

        • Dapat digunakan untuk memahami dilema moral dan sistem sosial.

        • Banyak dipakai dalam pendidikan civic atau human rights.

      2. Game sebagai media propaganda:

        • Beberapa game militer (misal America’s Army) digunakan untuk menanamkan patriotisme dan legitimasi perang.

      3. Game sebagai ruang perlawanan:

        • Game indie sering digunakan untuk menyuarakan perlawanan terhadap struktur sosial, gender, atau rasisme.

        • Contoh: Never Alone (budaya Alaska), Gone Home (isu LGBTQ+).

       

      Kesimpulan

      Politik dan ideologi dalam video game tidak hanya hadir di permukaan narasi, tetapi juga tertanam dalam sistem permainan, aturan, dan pengalaman pemain.
      Game menjadi cermin budaya dan alat retoris yang:

      • mereproduksi atau menantang kekuasaan,

      • menyebarkan nilai ideologis (kapitalisme, nasionalisme, humanisme, dll.),

      • serta membuka ruang bagi refleksi dan kritik sosial.

      Dengan kata lain, bermain game berarti juga berinteraksi dengan dunia politik dan ideologi — sadar atau tidak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
David Agustinus Saputra Saragih

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler