x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 21 September 2020 08:18 WIB

Berbagi Ilmu dan Menyadarkan Warga Lewat Webinar

Pengetahuan masyarakat awam mengenai isu-isu tertentu yang diperkuat oleh otoritas di bidangnya akan bermanfaat untuk jangka panjang. Ini bukan hanya terkait dengan demokratisasi pengetahuan, meluasnya desiminasi pengetahuan, tapi juga terhindarkannya masyarakat dari pengetahuan sesat yang disebarluaskan dalam wujud hoax, disinformasi, dan sejenisnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Betapapun pahit dan sangat menguji kesabaran kita, pandemi Covid-19 membawa serta kebaikan di sisi lain. Polusi udara berkurang dan manusia dipaksa untuk lebih menghargai kesehatan dan menjaganya. Begitu pula, belajar melalui internet [online learning, belajar daring, seminar online, webinar] menjadi alternatif yang semakin dipilih. Kita dipaksa oleh situasi untuk memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran. Istilah ‘dipaksa’ menunjukkan bahwa selama ini kita mengabaikan potensi koneksi internet dan aplikasi pendukung untuk belajar online maupun webinar.

Mestinya, fenomena yang muncul dalam konteks menyiasati situasi pandemi tak berhenti sekalipun pandemi usai nanti. Sudah waktunya berpikir lebih serius bagaimana memanfaatkan internet dan aplikasi digital sebagai peluang yang lebih besar untuk penyebarluasan ilmu pengetahuan secara lebih bertanggungjawab. Banyak isu berseliweran di media sosial, instagram, tik tok, ataupun youtube, yang kontennya mungkin tidak akurat atau salah tafsir, dan online learning maupun webinar oleh otoritas di bidangnya dapat berkontribusi dalam mengatasi hal itu tanpa kita, sebagai awam yang sedang belajar, kehilangan sikap kritis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam beberapa bulan terakhir ini banyak kegiatan webinar terbuka untuk umum, yang diadakan oleh berbagai pihak, baik institusi maupun kelompok komunitas yang mengambil prakarsa untuk mengisi kegiatan selama pandemi. Di antaranya, kelompok dokter alumni angkatan 1984 dari Universitas Padjajaran yang hingga minggu ini telah 10 kali menggelar program Patepang di Awang-awang—istilah Sunda untuk webinar—yang pengisi materinya para dokter ahli di bidangnya. Kegiatan ini diadakan secara periodik 2 minggu sekali dan cukup menarik minat ratusan netizen.

Program-program webinar semacam ini membuka peluang lebih besar bagi desiminasi ilmu pengetahuan secara lebih bertanggungjawab, sebab webinar dikelola oleh kelompok, institusi, ataupun figur yang kredibel. Misalnya, kelompok dokter yang ingin berbagi pengetahuan mengenai isu-isu kesehatan kepada masyarakat luas.

Melalui proses online learning, di antaranya memanfaatkan aplikasi zoom meeting, masyarakat dapat lebih mengenal kepakaran di bidang tertentu dan isu-isu penting di dalamnya. Ini bentuk kegiatan yang bagus untuk memperluas ruang komunikasi dan desiminasi pengetahuan, sebab para pakar semakin terbuka untuk berbicara langsung dengan audiens di luar komunitasnya. Para pakar ditantang untuk mampu menyampaikan topik-topik sulit dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh kalangan yang lebih luas.

Tingkat pengetahuan masyarakat awam mengenai isu-isu tertentu yang memerlukan akurasi yang bisa diberikan oleh otoritas di bidangnya akan bermanfaat untuk jangka panjang. Ini bukan hanya terkait dengan demokratisasi pengetahuan, meluasnya desiminasi pengetahuan, tapi juga terhindarkannya masyarakat dari pengetahuan sesat yang disebarluaskan dalam wujud hoax, disinformasi, dan sejenisnya. Masyarakat dapat lebih terlibat dalam menanggapi isu-isu yang terkait dengan kebijakan publik dengan bekal yang memadai.

Demokratisasi pengetahuan juga berjalan, sebab para pakar otoritatif ini bersedia berbagi pengetahuan secara gratis. Beberapa universitas dan institusi terkemuka di dunia, seperti Massachussets Institute of Technology [MIT] dan Harvard, juga berbagi kegiatan webinar maupun online learning secara gratis, di antaranya yang reguler ialah edX—bisa diakses di edx.org, sehingga warga yang memiliki minat dapat mengakses pengetahuan tanpa harus menjadi mahasiswa atau peserta fellowship atau riset. Lagi pula, tidak semua orang berpeluang untuk mengakses kegiatan online learning berbayar.

Mudah-mudahan saja aktivitas semacam ini membuka cakrawala baru bagi leburnya batas-batas pengetahuan yang ketat, sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan saling membutuhkan dukungan satu sama lain untuk memahami dan menjelaskan suatu fenomena. Bagi awam, interaksi langsung dengan pakar di bidangnya berpotensi memberi pengayaan yang luar biasa dalam usaha memahami semesta ini. Rintangan jarak dapat diatasi melalui kegiatan berbasis internet dan media sosial. Tak kalah penting, aktivitas ini juga dapat menjadi bagian dari proses penyadaran warga terhadap isu-isu penting yang terjadi dalam hidup kita. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler