x

Iklan

Laxmi Andrea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 September 2020

Sabtu, 24 Oktober 2020 06:05 WIB

Menulislah Karena Allah


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Laxmi Andrea*

        Menulis adalah suatu bakat yang ada pada setiap diri manusia.Tapi, sedikit sekali yang mau mengembangkan bakat itu, hanya sebagian orang yang ingin mengembangkan bakatnya dalam menulis dan melawan rasa malasnya untuk mengembangkan tulisannya.Padahal, teman-teman semua tahu betapa besarnya manfaat menulis ini untuk diri kita dan orang lain.Menulis itu selain untuk mengembangkan bakat kita tetapi juga merupakan ladang untuk berdakwah. Akan tetapi, kebanyakan orang pada zaman sekarang menjadikan tulisan sebagai wadah untuk ketenaran dan untuk memperoleh keuntungan, sedangkan sedikit sekali yang menulis karena Allah dan menjadikannya ladang untuk berdakwah.

       Mari kita sama-sama bayangkan teman-teman kalau kita menulis karena Allah dengan penuh keikhlasan pasti kita akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT, bukan begitu? Apalagi kalau jutaan umat yang membaca tulisan-tulisan kita, khususnya yang berhubungan dengan dakwah dan setelah membacanya mereka berusaha untuk mengamalkan apa yang mereka baca, pasti kita akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

      Mungkin, boleh saja kita sebagai manusia berharap bahwasannya dengan menulis ini akan mendatangkan keuntungan atau mengangkat nama kita di hadapan manusia, tapi satu hal yang harus kita ingat, tujuan utama kita menulis adalah semata-mata untuk dakwah, semata-mata untuk mengajak pada kebaikan, dan semata-mata untuk mendapatkan rida-Nya.

Salah satu dari ulama besar kita Imam Malik bin Anas berkata:

“Apa yang aku inginkan hanya rida Allah semata, dan apa yang sudah kutulis dalam buku ini kuanggap seperti melemparkan sesuatu ke dalam sumur. Sesungguhnya sesuatu yang dikerjakan untuk Allah itu akan abadi.”

    Dari Imam Malik kita belajar, amal apapun yang kita inginkan besar manfaatnya dan lama eksistensinya, seiring sejalan dan bergantung pada keikhlasan pelakunya.

    Al-Jahiz, seorang cendekiawan muslim yang lain, pernah mengatakan,”Perhatikanlah, wahai para penulis, jika engkau melakukannya tanpa keikhlasan, tulisanmu akan seperti buih yang hilang, seperti tumbuhan di musim buah, yang akan terbakar oleh angin musim panas.”

    Kita harus mencoba mengikhlaskan semuanya, meluruhkan niat bukan-untuk-Allah yang ada dalam hati. Biarkan semua peluh dan kepayahan yang telah, sedang, atau akan kita lakukan semata-mata untuk Allah.Benar-benar untuk Allah.

قال الله -تعالى- : (فأما الزبد فيذهب جفاء واماما ينفع الناس فيمكث في الأرض ...) الرعد:17

Allah –SWT- berkata:”Adapun buih maka ia akan segera hilang, sedangkan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia itu akan tetap di muka bumi.”(QS.Ar-Ra’d: 17).

Wallaahu a’lam bish showaab.

*) Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STIBA Ar-Raayah, Sukabumi.

 

 

Ikuti tulisan menarik Laxmi Andrea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler