Jokowi Menggadang Puskesmas Berperan Penting Hadang Pandemi; Faktanya Bagaimana?

Selasa, 3 November 2020 18:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Presiden Joko Widodo pernah meminta Puskesmas diperkuat agar menjadi simpul uji sampel dan penelusuran kasus Covid-19. Tidak tanggung-tanggung, pernyataan itu disampaikan melalui laman Sekretaris Kabinet Republik Indonesia. Namun, apakah komitmen itu telah dilakukan di lapangan?

Kondisi puskesmas selama pandemi COVID-19 sangat penting diperhatikan

Pertengahan Mei lalu, Presiden Joko Widodo meminta Puskesmas diperkuat sebagai simpul uji sampel dan penelusuran kasus Covid-19. Tidak tanggung-tanggung, pernyataan itu disampaikan melalui laman Sekretaris Kabinet Republik Indonesia. Beberapa bulan berselang, pernyataan serupa muncul. Kali ini presiden meminta baik Puskesmas maupun posyandu tetap menerapkan pelayanan dengan optimal pada masa pandemi.

Sekilas, pernyataan itu menandakan keseriusan pemerintah menangani pandemi. Lebih khusus, pernyataan itu menampilkan komitmen pemerintah mewujudkan kesehatan bagi semua. Namun, sepertinya pantas memperhitungkan kembali komitmen tersebut, mengingat sepanjang penangananan wabah terdapat beragam indikasi lalainya pemerintah.

Beberapa yang publik ingat, seperti munculnya tanggapan meremehkan kehadiran wabah, dilonggarkannya PSBB ketika mobilitas penyebaran kasus menanjak, dan belum terpenuhinya rasio tes dan lacak kasus, seperti yang dianjurkan oleh WHO. Berdasarkan kesan sumir tersebut, CISDI, KawalCOVID-19, dan CekDiri.id berinisiatif mengadakan survei kebutuhan puskesmas selama periode pandemi.

Sedikit Temuan

Beberapa temuan survei mengindikasikan semangat penanganan wabah dalam pidato, tidak sesuai dengan kondisi aktual lapangan. Alih-alih tampil kuat dan kokoh di tengah pandemi, Puskesmas mengalami berbagai kendala. Paling mencolok, survei ini menyebut 45,4% Puskesmas belum mendapatkan pelatihan tentang pengendalian dan pencegahan infeksi. Sementara, hanya 62% puskesmas dalam survei ini mengaku memiliki SOP penggunaan APD selama periode pandemi.

Dalam hal pencegahan penularan, masih terdapat 18,5% puskesmas yang belum memiliki fasilitas cuci tangan atau hand sanitizer yang cukup. Di sisi lain, 50% puskesmas melakukan modifikasi lingkungan kerja, meski hanya 36% puskesmas yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimalkan pelayanan.

Keselamatan tenaga kesehatan (nakes) juga merupakan faktor penting. Nahasnya, banyak responden mengaku mengalami kekurangan APD. Sekitar 66%  responden mengaku kekurangan masker N95, 43% merasa kekurangan gaun medis, dan 40% merasa kekurangan masker bedah. Bagian lain survei ini menyebut 96% puskesmas telah melaksanakan pelacakan kontak, namun sebesar 47% puskesmas hanya memiliki pelacak kontak (tracer) di bawah 5 orang.

Jika perlu dimampatkan dalam beberapa satuan, persoalan pokok Puskesmas terdiri atas lemahnya kapasitas pencegahan, kurangnya perlindungan terhadap tenaga kesehatan, dan kurangnya sumber daya untuk melaksanakan upaya promosi kesehatan. Tentu, terdapat senarai persoalan lain yang perlu diungkap. Namun, secara parsial kita bisa melihat puncak gunung es keterbatasan gerak puskesmas di lapangan.

Sebagai langkah meluaskan cakrawala ini, CISDI, KawalCOVID19, dan CekDiri.id berinisiatif merilis laporan lengkap temuan dalam agenda peluncuran bertajuk Selesaikan Pandemi Mulai dari Puskesmas: Peluncuran Hasil Survei Kebutuhan Puskesmas di Masa Pandemi.

Kegiatan

Peluncuran survei ini dilandasi semangat untuk menguatkan peran puskesmas selama pandemi. Puskesmas perlu dipahami sebagai barang publik dan oleh sebab itu keberadaannya perlu diamati oleh berbagai pihak. Berlandaskan prinsip itu, peluncuran laporan ini pertama-tama akan menjelaskan situasi aktual puskesmas yang tercakup dalam survei.

Olivia Herlinda, Direktur Kebijakan CISDI, akan memaparkan detail pengumpulan data hingga hasil akhir survei. Olivia akan banyak menyinggung tantangan yang dihadapi puskesmas dan titik krusial yang perlu dibenahi oleh pemerintah pusat. Pada bagian akhir, ia merekomendasikan beberapa poin penting sebagai langkah awal pembenahan puskesmas.

Diskusi lantas akan berlanjut pada sesi tanggapan. Penanggap pertama survei ini adalah Diah Saminarsih, Penasihat Senior Urusan Gender dan Pemuda untuk WHO. Diah akan mengulas pentingnya puskesmas sebagai bagian sistem kesehatan nasional sekaligus titik krusialnya dalam penanganan wabah berdasarkan rekomendasi WHO.

Ede Surya Darmawan, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, bertugas mengomentari aspek pelibatan sarjana kesehatan masyarakat di puskesmas dalam upaya penanganan wabah. Dengan fungsi utama dalam upaya promotif dan preventif, keterlibatan sarjana kesehatan masyarakat dengan bidang keilmuan yang tepat adalah faktor penentu upaya pencegahan wabah.

Alexander Ginting, Koordinator Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, akan menjelaskan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menguatkan puskesmas. Beberapa poin penting yang akan disampaikan, seperti koordinasi satgas dengan puskesmas hingga situasi aktual puskesmas yang bekerja sama dengan satgas.

Sementara, Miki Salman, perwakilan Tim Kawal COVID-19 yang juga co-inisiator survei, akan menyinggung peran signifikan masyarakat sipil dalam mengawal penguatan puskesmas, baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Kami mengundang siapapun yang tertarik memahami isu kesehatan, pelayanan publik, dan upaya pencegahan wabah untuk menghadiri peluncuran survei ini. Dalam agenda peluncuran berformat diskusi publik ini kehadiran masyarakat luas sangat menentukan arah strategi penanganan wabah yang dilaksanakan oleh puskesmas.

Adapun, peluncuran survei ini akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal   : Kamis, 5 November 2020

Jam                : 14:00 – 16:00 WIB

Pendaftaran    : bit.ly/CISDI5Nov

Kehadiran       : Zoom webinar (link dikirimkan pasca registrasi)

Kami mengundang rekan-rekan untuk hadir dan terlibat dalam percakapan ini. Sumbangsih, saran, serta masukan sepanjang jalannya kegiatan, kami yakini adalah pendorong lahirnya pengetahuan-pengetahuan baru untuk merancang puskesmas dalam strategi utama penanganan wabah COVID-19.

 

Salam,

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI)

KawalCOVID-19

CekDiri.id

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua