Pembakaran bahan bakar yang terkontrol dengan campuran udara, memberikan power pada mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Bahan bakar berkualitas rendah tidak terbakar dengan baik dan sesekali menyebabkan suara ledakan, yang dikenal dengan istilah knocking atau ketukan. Hal ini sangat mengurangi daya atau power mesin. Kualitas bahan bakar ditunjukkan dalam bentuk angka oktannya. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
Skala angka oktan acak telah dibentuk dengan n-heptana dan 2,2,4-trimetilpentana (iso-oktan) sebagai senyawa referensi. Semua bahan bakar dinilai di antara dua nilai yang membatasi ini dengan membandingkan dengan campuran yang cocok dari dua senyawa di atas. 2,2,4-trimethylpentane (umumnya disebut iso-oktan) memiliki sifat anti-knock yang sangat baik dan telah ditetapkan secara acak sejumlah oktan 100, sedangkan n-heptana, yang sangat rentan terhadap knock diberi angka oktan nol ( 0). Oleh karena itu, sifat anti-knock dari bahan bakar meningkat dengan peningkatan angka oktannya.
Cara mengukur Nomor Oktan:
Angka oktan bahan bakar diukur dalam mesin uji pada campuran iso-oktan dan heptana. Jika sampel bensin memiliki kualitas anti-knock yang sama seperti pada campuran yang mengandung 90% isooctane dan 10% heptana, maka angka oktan untuk sampel tersebut didefinisikan sebagai 90. Beberapa hidrokarbon memiliki kapasitas anti-knock lebih tinggi daripada iso-oktan. Oleh karena itu, definisi angka oktan diperluas sehingga memungkinkan angka oktan lebih tinggi dari 100.
Berikut ada berbagai jenis angka oktan yang ditentukan:
Research Oktana Number (RON); adalah angka oktan yang paling umum digunakan dan ditentukan dengan cara membakar bahan bakar dalam mesin uji dalam kondisi dan rasio kompresi variabel yang terkendali. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan campuran iso-oktan dan heptana.
Motor Octane Number (MON); pengujian menggunakan mesin uji yang serupa dengan yang digunakan dalam pengujian RON, akan tetapi dengan campuran bahan bakar yang dipanaskan sebelumnya, dengan kecepatan engine yang lebih tinggi (yakni 900 RPM, bukan 600 RPM sebagaimana yang digunakan untuk RON), dan variabel waktu pengapian untuk lebih menekankan ketahanan bahan bakar terhadap knocking. MON adalah ukuran yang lebih baik tentang bagaimana bahan bakar benar-benar akan berperilaku ketika diterapkan di bawah beban yang lebih tinggi dari biasanya.
Peringkat oktan dari beberapa senyawa adalah:
- n-Heptane -0
- n-Pentane -62
- tert-butyl alcohol -98
- neo-octane Benzene -100
- Ethanol -112
- Methanol- 116
- Toluene- 118
Lalu, bagaimana perbedaan Pertalite dibandingkan jenis BBM lain buatan Pertamina? Berikut daftarnya:
- Nilai Oktan (Research Octane Number/RON)
Premium memiliki nilai oktan 88, sedangkan Pertalite memiliki RON 90, Pertamax sebesar 92. dan Pertamax Plus sebesar 95. Nilai ini menunjukan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
Semakin tinggi nilai oktannya, maka BBM lebih lambat terbakar, sehingga tidak meninggalkan residu pada mesin yang bisa mengganggu kinerjanya. Bahan bakar beroktan tinggi cocok digunakan dengan kendaraan yang menggunakan kompresi tinggi (di atas 9 seperti yang digunakan pada sepeda motor dan mobil keluaran terbaru).
- Warna cairan
BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah. Warna tersebut berasal dari zat pewarna tambahan (dye). Sementara itu, Pertamax yang berwarna biru kehijauan, dan Pertamax Plus yang berwarna merah tidak menggunakan pewarna tambahan, sehingga pembakarannya lebih sempurna.
Warna cairan Pertalite adalah hijau terang. Warna ini didapatkan karena Pertalite diproduksi menggunakan bahan campuran Premium dan Pertamax.
- Harga per liter
Saat ini harga Premium masih dipertahankan pada level Rp 7.400. Kemudian, harga Pertamax pada bulan lalu dinaikkan Rp 500 rupiah menjadi Rp 9.300. Adapun harga Pertamax Plus mencapai Rp 10.200.
Angka oktan dapat disesuaikan dengan menambahkan aditif untuk menaikkan nilainya. Meskipun iso-oktana memiliki skala 100, tetap dimungkinkan untuk membuat bahan bakar dengan oktan diatas 100.
Bahan bakar kinerja tinggi sering memiliki nomor oktan sangat tinggi, seperti bahan bakar roket yang memiliki angka oktan lebih dari 100.
Semakin tinggi angka oktan, semakin besar tekanan yang dibutuhkan bahan bakar untuk terbakar. Jika bahan bakar oktan rendah dgunakan di mesin yang dirancang untuk oktan tinggi, bahan bakar bisa meledak atau menyebabkan ketukan hebat yang bisa merusak mesin.
Daftar Pustaka
Albana, M.H. (2016). Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Dengan Angka Oktan Yang Berbeda Terhadap Unjuk Kerja dan Emisi Gas Buang Mesin. Jurnal Intergrasi, 8(2).
Apriliyani. (2002). Pengaruh Pemakaian Bahan Bakar Premium, Pertamax dan Bensol Terhadap unjuk Kerja Mesin Dua Langkah. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Ikuti tulisan menarik Golda Sitanggang lainnya di sini.