
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso (kedua kanan) meninjau lokasi serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu, 28 November 2020. Hingga kini aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala bersama Kepolisian setempat masih berupaya mengejar para pelaku. ANTARA/Humas Polres Sigi
Rabu, 2 Desember 2020 11:30 WIB
Teror di Sigi, Hanya Ada Satu Kata: Lawan!
Teror adalah musuh semua orang. Maka teror di manapun dan sekecil apapun harus diberantas tuntas. Termasuk teror di Sigi. Teror bukan cara untuk masuk surga, apalagi atas nama jihad. Karena surga hanya pantas dihuni bagi siapapun yang melakukan kebaikan di jalan Allah. Bukan membunuh, menakuti, dan menyengsarakan orang lain. Pemerintah harus menumpas aksi terorisme, dalam bentuk apa pun.
Dibaca : 1.116 kali
Teror, musuh semua orang
Teror, Musuh Semua Orang
Rumah, di manapun, harusnya jadi tempat yang nyaman dan melindungi penghuninya. Tapi keadaan itu tidak dialami warga di Desa Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah. Teror biadab kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) telah menewaskan 4 orang, 7 rumah ludes dibakar, pada 27/11, lalu. Tak kurnag 150 KK pun mengungsi. Maka, teror Sigi itu musuh semua orang. Hanya ada satu kata untuk teror di bumi Indonesia: LAWAN!
Akibat aksi teror itu, warga ketakutan. Wilayah dan kehidupan masyarakat jadi mencekam. Penuh ketakutan. Bahkan teror jadi sebab nyawa anak-anak bangsa melayang. Maka jangan diskusi lagi, tidak perlu ada polemik, teror jelas musuh semua orang. Harus diberantas tuntas. Teror di manapun, sekecil apapun harus dilenyapkan.
Teror Sigi adalah fakta. Warga sekampung ketakutan. Perasaan campur aduk menuju bahaya. Bingung apa yang harus dilakukan di rumah? Tiba-tiba didatangi dan diserang kelompok teroris. Atas alasan apapun, teror tidak dibenarkan. Aksi kekerasan, penyerangan, provokasi, merusak kerukunan, dan meluluh-lantakkan persatuan adalah cara kerja yang sengaja dipilih pelaku teror. Maka teror, musuh semua orang. Saatnya aparat keamanan Indonesia, berantas tuntas teror di manapun, sekecil apapun.
Hari ini, teror itu ada dan bertebaran di mana-mana. Mereka menakuti orang lain, membuat keadaan mencekam. Bahkan untuk menimbulkan rasa tidak saling percaya antara satu dengan yang lainnya, antara rakyat dan negara. Lalu, teror pun “bersembunyi” di balik dalih aliran, di balik dalih agama.
Sekali lagi, teror adalah musuh semua orang. Karena teror, ada nyawa orang tidak bersalah yang melayang. Hidup masyarakat jadi penuh ketakutan. Teror itu soal manusia. Maka harus diberantas tuntas dari bumi Indonesia.
Sangat salah, pelaku teror “membenarkan” tindakannya. Teror bukan pula cara untuk masuk surga. Apalagi atas nama jihad. Karena surga hanya pantas dihuni bagi siapapun yang melakukan kebaikan di jalan Allah. Bukan membunuh, menakuti, dan menyengsarakan orang lain.
Kenapa teror musuh semua orang?
Karena teror, bisa jadi “perang masa depan” yang dipilih di era digital, era revolusi industri atau era yang katanya serba canggih. Teror diciptakan untuk menurunkan moral siapapun yang dianggap musuh. Teror dengan segala bentuknya ditebar kemana-mana. Sabotase, provokasi, penyerangan, kebencian, persekusi, hoaks, intimidasi bahkan pembunuhan adalah bagian dari teror.
Kadang, teror paling sederhana pun ada di media sosial. Mereka yang gemar menghujat, mencaci, membenci, bahkan memprovokasi. Mereka yang hanya bisa menjelek-jelekkan pihak lain, mencari salah orang lain. Pelaku teror, tentu hanya bisa merendahkan siapapun yang dianggap musuh dan dibencinya. Lalu, mereka membenarkan semua sikap dan tindakan buruknya. Maka, teror adalah musuh semua orang.
Beda pilihan meneror, beda pendapat meneror. Benci meneror. Kalah pun meneror. Lalu merampas hak asasi orang lain hingga membunuhnya. Maka sekali lagi, teror dan pelaku teror adalah musuh semua orang. Karena teror itu bak peperangan yang tidak akan pernah dimenangkan.
Teror, harus diberantas tuntas. Basmi hingga ke akar-akarnya. Agar penulis dapat terus menulis sekalipun teror mengepung… #LiterasiTeror #BerantasTeror #LawanTeror
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Rabu, 20 Januari 2021 12:31 WIB

Bila Banjir, Jangan Salahkan Hujan dan Sungai
Dibaca : 1.159 kali
Rabu, 20 Januari 2021 06:37 WIB

Investasi bukan Kunci Pemulihan Ekonomi, Vaksinasi bukan Kunci Penyelesaian Pandemi
Dibaca : 953 kali
Rabu, 20 Januari 2021 18:57 WIB

Dinilai Bermain Aman, Keberpihakan Puan Maharani kepada Hak-hak Perempuan Dipertanyakan
Dibaca : 1.007 kali
Selasa, 19 Januari 2021 11:44 WIB

Blokir Akun Twitter Trump: Antara Kebebasan dan Kepentingan Publik
Dibaca : 1.193 kali
Senin, 18 Januari 2021 19:55 WIB

Kaum Milenial Ramai-ramai Investasi Saham; Sayang Banyak yang Ceroboh
Dibaca : 959 kali
Minggu, 17 Januari 2021 12:57 WIB

Whatsapp dan Hasrat Monopoli Mark Zuckerberg
Dibaca : 1.100 kali
Jumat, 15 Januari 2021 19:09 WIB

Program Vaksinasi Dimulai, Ini Catatan Penting untuk Masyarakat
Dibaca : 1.278 kali
Jumat, 15 Januari 2021 05:53 WIB

Raffi Nongkrong Usai Divaksin; Influencer pun Tetap Perlu Diedukasi Vaksin
Dibaca : 1.501 kali
Kamis, 14 Januari 2021 06:34 WIB

Jejak Trumpisme dalam Demokrasi Amerika
Dibaca : 1.355 kali
3 hari lalu

Ketua Satgas Covid-19 Umumkan Positif: Nah, Begitu Bagus!
Dibaca : 1.113 kali
4 hari lalu

8 Aplikasi yang Tepat untuk Kalian yang Hobi Menulis, Asah Bakatmu Mulai Dari Sekarang!
Dibaca : 795 kali
2 hari lalu

Data Wabah, Akurasi Lemah Pengambilan Keputusan Bisa Salah
Dibaca : 766 kali
3 hari lalu

Berkat Pertamina, UMKM Naik Kelas dan Menjadi Berkah untuk Warga Sekitarnya
Dibaca : 743 kali
Kamis, 21 Januari 2021 13:30 WIB
