x

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Rabu, 9 Desember 2020 06:49 WIB

Memasarkan Produk UMKM di Kaki Menara Eiffel, Go Global Mendobrak Kemustahilan

Dulu Meeta adalah pembuat baju biasa. Usaha itu telah dimulai sejak 1994. Saat itu ia belum memfokuskan pada segmen tertentu. Maka, tak heran jika usahanya kurang berkembang. Baru ketika tahun 2003 ia mulai memberanikan diri untuk fokus di bidang busana muslim. Dan dari sanalah usahanya berkembang pesat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak orang bermimpi untuk bisa memasarkan produk mereka ke luar negeri. Tapi impian seperti itu sangat sulit diwujudkan. Ada banyak hal yang mesti dipenuhi sebelum seseorang layak melakukannya. Biasanya hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang bisa. Namun dalam kejadian tertentu kemustahilan itu dilampaui.

Pertamina memiliki komitmen untuk menyalurkan para pelaku UMKM untuk menembus pasar global. Melalui program kemitraan, Pertamina berupaya membuat mitra binaannya dapat mewujudkannya. Jumlah dana yang sudah disalurkan untuk program itu pada tahun 2020 saja mencapai Rp83 miliar. Besarnya anggaran yang disediakan itu merupakan komitmen Pertamina untuk benar-benar merangkul pelaku UMKM.

Seorang pelaku UMKM yang telah memanfaatkan program itu adalah Meeta Fauzan. Sekarang ia adalah pemilik butik di wilayah Coblong, Kota Bandung. Meeta memulai proses usahanya sudah sejak lama. Bisa dibilang sekarang ia sedang menikmati hasilnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dulu Meeta adalah pembuat baju biasa. Usaha itu telah dimulai sejak 1994. Saat itu ia belum memfokuskan pada segmen tertentu. Maka, tak heran jika usahanya kurang berkembang. Baru ketika tahun 2003 ia mulai memberanikan diri untuk fokus di bidang busana muslim. Dan dari sanalah usahanya berkembang pesat.

"Mulai usaha sekitar tahun 1994. Awalnya mendesain baju biasa, untuk kuliah atau pesta dan sebagainya. Pada tahun 2003, barulah berfokus dibidang busana muslim,” ujar Meeta, sebagaimana dikutip Bisnis.com, Senin, 7 Desember 2020.

Pandemi Covid-19 membuat usaha Meeta sempat tersendat. Kondisi itu memaksanya untuk kreatif dan mencari cara agar bisa bertahan. Ia menemukan sebuah solusi yang disebut sociopreuner. Ini adalah teknik pemasaran dengan menggunakan misi sosial. Meeta misalnya membuat strategi, siapapun yang membeli produk yang dihasilkannya, maka sebagian akan didonasikan dalam bentuk masker dan diberikan pada mereka yang membutuhkan.

Cara itu berhasil. Penjualan produk Meeta kembali naik. Bahkan karena ada misi sosial tersebut, banyak orang yang hanya ingin berdonasi saja. Sampai saat ini telah terkumpul dana donasi mencapai Rp60 juta.

Karena uang donasi terkumpul sebanyak itu, akhirnya uang tersebut didonasikan tidak hanya dalam bentuk masker. Tapi juga untuk membeli sembako, kemudian dibagikan ke beberapa yayasan yatim piatu dan kampung-kampung perajin batik. Terutama para perajin batik di Cirebon, tempat Meeta memperoleh bahan baku pembuatan produknya.

Proses panjang melelahkan telah dilalui Meeta, kini ia berkesempatan memamerkan busana karyanya di bawah kaki Menara Eiffel, Paris. Busana yang ia pamerkan berupa busana muslim yang dipadukan dengan kain tenun dan batik. Harganya berkisar antara Rp80 ribu untuk produk kerudung. Dan yang paling mahal berupa busana muslim sebesar Rp3 juta.

Pertamina telah membuktikan bahwa sesuatu yang awalnya mungkin mustahil bagi banyak orang ternyata bisa ditembus. Go Global adalah salah satu program untuk memperkenalkan pelaku UMKM pada pasar internasional.

”Terdapat business forum dan business matching dengan buyer asing untuk memperkenalkan produk UMKM kita ke pembeli asing. Konsep sociopreneur yang diterapkan juga dapat ditiru UMKM lain, sehingga manfaatnya bisa dirasakan banyak orang,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.

Proses untuk bisa memasuki pasar itu dimulai dari pembinaan dasar terlebih dahulu. Para mitra dibantu mendapatkan izin usaha dan sertifikat lain yang dibutuhkan. Kemudian tahap demi tahap mesti ditempuh untuk lebih memiliki daya saing dengan Go Modern, lebih mudah dikontrol dengan Go Digital, dapat dipasarkan secara luas dengan Go Online, dan yang terakhir bisa mengakses pasar internasional dengan Go Global.

Upaya baik semacam ini adalah kesempatan bagi pengusaha kecil yang ingin bertumbuh. Mereka memiliki peluang untuk mewujudkan mimpi dengan memasarkan produknya ke luar negeri. Langkah selanjutnya tentu bergantung pada daya kreatif, semangat juang dan nasib baik. Pintu ke sana telah dibuka oleh Pertamina, strategi berikutnya ada di tangan masing-masing pelaku usaha.

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler