Dari Dibohongi hingga Diancam Pejabat, Tantangan Tim PN Covid-19 Selama Mengabdi
Rabu, 9 Desember 2020 19:06 WIBKendati sudah empat bulan berjalan, Tim Pencerah Nusantara Covid-19 masih kerap menghadapi berbagai tantangan. Intervensi yang tim lakukan di delapan wilayah di Jakarta dan Bandung tidak berjalan mulus karena adanya resistensi dari masyarakat. Namun, didukung oleh petugas kesehatan dan kader masyarakat setempat, tim tidak pernah berhenti melakukan promosi kesehatan, lacak kasus, hingga pelatihan. Apa saja rintangan yang dihadapi tim PN COVID-19 ketika melakukan intervensi?
Kendati telah berjalan selama empat bulan, Tim PN COVID-19 kerap mengalami berbagai tantangan. (Sumber foto: Dok. Pencerah Nusantara)
Sudah empat bulan sejak Tim Pencerah Nusantara Covid-19 (PN Covid-19) memulai intervensi di delapan wilayah di Jakarta dan Bandung untuk menguatkan puskesmas menghadapi pandemi Covid-19. Bekerja sama dengan petugas puskesmas dan masyarakat setempat, Tim PN Covid mempromosikan kesehatan, mengadakan pelatihan, hingga melacak kasus.
Namun, dalam kesehariannya Tim PN Covid-19, rekan tenaga kesehatan, serta para relawan kerap menghadapi berbagai tantangan. Lantas, masalah apa saja yang kerap mereka hadapi?
- Dimarahi hingga Diancam
Menghadapi protes, amarah, bahkan ancaman ketika bertugas bukanlah hal yang asing bagi petugas kesehatan di puskesmas. Meski tidak sering terjadi, peristiwa itu kerap membekas dalam pikiran mereka.
Seperti halnya dengan pengalaman tim puskesmas di wilayah penempatan Tim PN Covid-19. Seorang pasien perempuan pernah mendobrak pintu layanan L24 dan menggertak petugas kesehatan lantaran telah menunggu lama.
Pernah juga terjadi ketika seorang pejabat daerah tidak ingin hadir ke puskesmas untuk melaksanakan tes swab. Sebaliknya, pejabat itu justru meminta petugas puskesmas datang ke rumahnya. Jika tidak dilakukan, sang pejabat mengancam melaporkan keburukan puskesmas tersebut kepada pihak-pihak tertentu.
- Diacuhkan Warga
Lain lagi dengan tantangan yang dihadapi oleh relawan Gerakan Bersama Masyarakat Lawan Covid-19 (GEBRAK Covid-19), gerakan kerelawanan yang dibentuk Tim PN Covid-19 di Kecamatan Andir. Relawan GEBRAK serta Tim PN Covid-19 yang bertugas melaksanakan promosi kerap menemui warga yang tidak mau menerapkan protokol kesehatan. Dalam beberapa kesempatan, terdapat sebagian warga menolak mendengarkan penjelasan mengenai pentingnya 3 M. Beberapa warga bahkan berdebat dengan relawan GEBRAK dan Tim PN Covid-19.
- Ketidakjujuran Warga
Penelusuran kasus merupakan salah satu simpul penanganan wabah. Sayangnya, metode ini cenderung sulit dilakukan lantaran masyarakat kerap bersikap tidak jujur.
Contohnya di Bandung Kulon, Tim PN Covid-19 yang bertugas kerap mendapat penolakan warga yang terkonfirmasi positif ketika melaksanakan penelusuran kasus. Beberapa dari mereka tidak mau memberikan nomor kontak erat ke petugas kesehatan. Di lain waktu, ada yang mengaku telah mengisolasi diri di rumah, padahal terdapat laporan lain dari masyarakat.
Ketika Tim PN Covid-19 menghubungi orang yang terdata sebagai kontak erat, banyak yang tidak mau membalas pesan dan telepon tersebut. Sebagian lagi bersikeras mengatakan tidak pernah keluar rumah sehingga merasa tidak mungkin terkena Covid-19. Tidak jarang pula warga memblokir nomor kontak petugas kesehatan.
- Tersebarnya Hoaks
Melalui pesan berantai di grup WhatsApp dan ucapan mulut ke mulut, hoaks sangat mudah dipercayai masyarakat. Dari tuduhan rumah sakit meng-Covid-kan pasien, penemuan obat Covid-19, serta teori konspirasi, semua hoaks ini mudah beredar di tengah masyarakat.
Tim PN COVID-19 penempatan Tanjung Priok menemui banyak masyarakat yang menganggap Covid-19 adalah hoaks sehingga abai menerapkan protokol kesehatan. Karena itu, mereka konsisten mendekati masyarakat dan menyelipkan pesan-pesan edukasi dalam obrolan santai dengan warga.
- Dianggap Aneh
Tantangan lain yang dihadapi oleh tim dan relawan kader adalah dianggap aneh dan sok bersih. Memakai masker, sering mencuci tangan, dan menolak undangan bersosialisi justru membuat ibu-ibu kader di Kelurahan Cigondewah Kidul dikucilkan warga. Situasi ini pelik karena memang ada kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak bisa berkompromi dengan COVID-19.
Namun, menghadapi berbagai tantangan tersebut, Tim PN Covid-19, tenaga kesehatan puskesmas, serta kader relawan tetap bersemangat melakukan promosi kesehatan, surveilans dan lacak kasus serta memberikan pelayanan terbaik.
Pada akhirnya, terdapat banyak tantangan dalam menghadapi COVID-19 di lapangan. Tetapi, dengan kerja keras, semangat juang, dan dedikasi, kondisi-kondisi tersebut dapat dihadapi dengan baik. Di tengah banyaknya tantangan, salah seorang anggota tim bahkan sempat bergurau, “Kader itu gajinya sajuta (sabar, jujur, tawakal), ditabungnya di BCA alias Buat Cadangan Akhirat.”
Tentang Pencerah Nusantara COVID-19
Pencerah Nusantara adalah inovasi untuk mengurangi kesenjangan pelayanan publik di bidang kesehatan untuk mewujudkan Indonesia sehat dan sejahtera. Pencerah Nusantara adalah gerakan penguatan pelayanan kesehatan primer (puskesmas) yang terdiri dari tim pemuda multi-profesi kesehatan yang ditempatkan di puskesmas dengan masalah kesehatan untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Pencerah Nusantara COVID-19 hadir membantu puskesmas di wilayah Jakarta dan Bandung dan menguatkan puskesmas menghadapi pandemi COVID-19 selama periode enam bulan penempatan. Sejak tahun 2015, model intervensi puskesmas berbasis Tim Pencerah Nusantara diadopsi Kementerian Kesehatan sebagai Nusantara Sehat.
Penulis
Ardiani Hanifa Audwina
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ingin Bergabung Menjadi Pencerah Nusantara? Hal-hal Ini Bisa Kamu Siapkan Mulai dari Sekarang
Kamis, 22 Juli 2021 14:51 WIBBeragam Tantangan Tim Pencerah Nusantara di Wilayah Penempatan, Ini Kisah Mereka
Kamis, 1 Juli 2021 06:49 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler