x

Game Online

Iklan

Indah Permatasari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2020

Jumat, 11 Desember 2020 18:12 WIB

Mewaspadi Gejala Candu Game Online di Kalangan Anak Muda

Game online  banyak digeluti anak-anak muda sejalan dengan meroketnya industri game online. Tidak sedikit diantara mereka sampai kecanduan. Kecanduan ini merupakan salah satu jenis kecanduan akibat teknologi internet atau yang disebut internet addictive disorder. Seberapa besar dampak negatif akibat kecanduan ini? WHO bahkan resmi menetapkan kecanduan game atau game disorder sebagai penyakit gangguan mental.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

           Kemajuan teknologi telah memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya terutama dalam mengakses informasi dengan cepat. Tentunya kemajuan teknologi tersebut harus disikapi secara bijak dan tepat agar memberikan manfaat bagi keluarga terutama bagi generasi muda.

          Kemajuan teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk teknologi digital baru seperti smartphone, komputer, dan berbagai jaringan sosial maya yang kesemuanya terkoneksi menggunakan Internet, menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, dan juga anak-anak. Namun tentunya produk-produk digital itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Salah satu hiburan yang ditawarkan itu adalah game online.

          Game online  memang banyak digeluti anak-anak muda terutama beberapa tahun terakhir sejalan dengan industri game online yang semakin meroket. Bahkan nilai industri game online mampu melebihi nilai industri televisi. Anak-anak muda hobi bermain game online, dan tidak sedikit diantara mereka yang kecanduan game online ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kecanduan game online merupakan salah satu jenis kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet atau yang lebih dikenal dengan internet addictive disorder. Internet dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya adalah computer game addiction (berlebihan dalam bermain game).

Game online merupakan bagian dari internet yang sering dikunjungi dan sangat digemari dan bisa menyebabkan kecanduan jika memilik intensitas waktu bermain yang sangat tinggi (Ulfa 2017). Anak muda cenderung bermain game online karena baginya bermain game online merupakan hal yang menarik. Dalam permainan game online terdapat skor tertinggi yang dicantumkan, karena sifat dasar manusia yang selalu ingin menjadi pemenang dan bangga bila semakin mahir akan sesuatu termasuk sebuah permainan. Dalam game online apabila point bertambah, maka objek yang akan dimainkan akan semakin hebat, membuat anak muda  terus mengejar skor tertinggi, sehingga intensitas dalam bermain game online pada anak muda menjadi berlebihan yang mengakibatkan kecanduan game online(Trisnani & Wardani, 2018).

Kecanduan game online  berdampak pada kondisi fisik dan psikis anak-anak muda. Seseorang yang mengalami adiksi, di samping mengalami keluhan secara fisik juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak. Demikian pernyataan salah seorang praktisi kesehatan jiwa, dr. Kristiana Siste, SpKJ(K).

Selain akan bertindak impulsif, para pecandu game online akan mengalami penurunan fokus saat mengerjakan sesuatu sehingga hal itu akan berdampak pada prestasi dan produktivitas anak-anak muda. Terkadang emosi mereka menjadi tidak stabil, bahkan sampai ada dari mereka yang anti sosial.Pecandu game online akan melakukan apa saja demi kepuasannya bermain game online, termasuk melakukan kriminalitas seperti mencuri, dan tindak kriminal lainnya.

Dilansir dari Kompas.com, seorang remaja 16 tahun di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditangkap polisi karena mencuri emas dan uang tunai di rumah tetangganya, senin (2/11/2020). Remaja ini nekat mencuri demi bermain game online. Disamping itu, kecanduan game online juga bisa menyebabkan gangguan jiwa, Sebanyak tiga anak harus menjalani terapi di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo, Kota Semarang, lantaran kecanduan bermain game hingga menderita gangguan jiwa, Sabtu (19/10/2019). Ini hanya dua kasus dari sederet kasus lainnya yang dilatarbelakangi oleh kecanduan bermain game online. Selain itu, kecanduan game online juga menyebabkan penyakit carpal tunnel syndrome, perilaku agresif, dan beberapa dampak negatif lainnya.

          Dampak negatif ini timbul karena sebanyak 89% dari game mengandung beberapa konten kekerasan (Children Now, 2001), dan bahwa sekitar setengah dari permainan termasuk konten kekerasan terhadap karakter permainan lainnya yang akan menyebabkan luka berat atau kematian (Children Now, 2001; Dietz, 1998; Dill, Gentile, Richter, & Dill, 2001). Banyak penelitian tampaknya menunjukkan bahwa game kekerasan dapat berhubungan dengan perilaku agresif (Anderson & Dill, 2000; Gentile, Lynch & Walsh, 2004). 

Setelah mempertimbangkan banyak hal, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) resmi menetapkan kecanduan game atau game disorder sebagai penyakit gangguan mental. Hal ini setelah WHO menambahkan kecanduan game ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD), Senin (18/6/2018). ICD merupakan sistem yang berisi daftar penyakit berikut gejala, tanda, dan penyebab yang dikeluarkan WHO. Berkaitan dengan kecanduan game, WHO memasukkannya ke daftar "disorders due to addictive behavior" atau penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.

Dirangkum Science Alert, Selasa (19/6/2018), kecanduan game bisa disebut penyakit bila memenuhi tiga hal. Pertama, seseorang tidak bisa mengendalikan kebiasaan bermain game. Kedua, seseorang mulai memprioritaskan game di atas kegiatan lain. Ketiga, seseorang terus bermain game meski ada konsekuensi negatif yang jelas terlihat. WHO mengatakan, ketiga hal ini harus terjadi atau terlihat selama satu tahun sebelum diagnosis dibuat.

Selain itu, WHO mengatakan permainan di sini mencakup berbagai jenis permainan yang dimainkan seorang diri atau bersama orang lain, baik itu online maupun offline. Meski demikian, bukan berarti semua jenis permainan bersifat adiktif dan dapat menyebabkan gangguan. "Bermain game disebut sebagai gangguan mental hanya apabila permainan itu mengganggu atau merusak kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pekerjaan, dan pendidikan," menurut WHO.

Dalam kasus ini, banyak anak muda yang teracuni oleh kecanduan game online, bahkan muncul dugaan bahwa jumlah pecandu game online di Indonesia tertinggi di Asia, sangat miris sekali bukan? Terlalu banyak bermain game membuat anak terisolasi dari sosial. Selain itu, ia bisa menghabiskan waktu kurang dalam kegiatan lain seperti pekerjaan rumah, membaca, olahraga, dan berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman. Beberapa game mengajar nilai-nilai yang tidak bermoral ditambah lagi prestasi akademik yang menurun. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih banyak waktu anak menghabiskan bermain game, prestasi sekolahnya juga makin memburuk (Anderson & Dill, 2000)

          Akankah kita biarkan pemuda pemudi indonesia menjadi korban game online?

          Lalu bagaimana dengan masa depan bangsa ini?

Tidakkah kita mengambil pelajaran dari kisah pejuang Islam yang masih sangat belia Muadz bin Amr bin Jamuh dan Muawwidz bin Afra’, yang tanpa takut berhasil menghabisi Abu Jahal yang selalu menghina dan menyakiti Nabi muhammad shallahu’alaihi wasallam?

Dahulu, para pemuda begitu gagah berani maju membela ajaran Islam, dan begitu juga seharusnya para pemuda Indonesia membela negara Indonesia dan mempertahankannya dari racun-racun pemecah belah bangsa Indonesia.

Tidakkah kita ingat perjuangan para pahlawan demi kmerdekaan negara Indonesia?

Seharusnya anak-anak muda dan kita semua mengisi kemerdekaan ini dan mempertahankannya dengan hal-hal positif yang berefek pada perkembangan dan kemajuan negara.

Anak-anak muda di usia mereka yang belia, seharusnya lebih memfokuskan diri pada pendidikan dan hal hal yang bermanfaat sehingga menjadikan mereka kreatif, inovatif, dan berdikari karena mereka adalah generasi penerus bangsa, maka dibutuhkan pemuda dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan bangsa yang baik pula.  Dalam hal ini, peran oarng tua dan keluarga sangatlah penting untuk menanamkan ilmu agama dan norma-norma yang seharusnya diajarkan sejak dini, memberikan pantauan terhadap anak dan lingkungan sekitar, karena lingkungan yang tidak terkontrol merupakan faktor eksternal munculnya kecanduan game online. Orang tualah faktor utama penentu anak muda akan berhenti atau tidak dari kecanduan game online yang mengakar pada jiwa anak-anak muda.

 

 

Daftar Pustaka

 

Trisnani, R. P., & Wardani, S. Y. (2018). STOP KECANDUAN GAME ONLINE. In S. Y. Wardani (Ed.), STOP KECANDUAN GAME ONLINE MULAI SEKARANG (02 ed., pp. 18–37). UNIPMA PRESS.

 

https://republika.co.id/berita/retizen/surat-pembaca/19/04/23/pqe7y4349-game-online-yang-merusak-potensi-anak-muda

 

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180706/4226605/inilah-dampak-kecanduan-game-online/

 

http://indonesiabaik.id/infografis/kecanduan-game-online-penyakit-gangguan-mental

Ikuti tulisan menarik Indah Permatasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu