x

Iklan

مجاهد فائز

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Oktober 2020

Selasa, 5 Januari 2021 10:56 WIB

Mengenal Kun-yah dalam Islam

Kun-yah, bukan hanya sekedar budaya Arab, tapi merupakan sunnah Rasulullah Saw. dan bahkan tidak hanya sekedar kepada orang yang sudah mempunyai keturunan, tidak punya keturunanpun juga dianjurkan seperti Aisyah Radliyallhu 'anha dengan kun-yah Ummu Abdillah, bahkan kepada anak kecil sekalipun dianjurkan; karena Rasulullah Saw. pernah menghibur anak kecil yang sedang nangis dengan memanggilnya dengan panggilan kun-yah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh : Abu Aisyah

“Mengenal Kun-yah dalam Islam”

Kun-yah adalah nama yang diawali dengan “Abu” atau “Ibnu” untuk laki-laki, Sedangkan “Ummu” atau “Bintu” adalah untuk perempuan [https://abangdani.wordpress.com ]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam Mu’jam Ma’ani dijelaskan Kun-yah adalah sesuatu yang dijadikan nama seseorang bukan nama asli, seperti Abu Al-Hasan, Ummu Al-Khair, dan diawali dengan kata “Abu”, “Ibnu”, “Bintu”, “Akh”, “Ukht”, “’Am”, “’Ammah”, “Khal”, “ Khalah”.

Sedangkan Kunya atau kunyah versi wikepedia adalah sebuah nama panggilan yang biasa digunakan oleh masyarakat Arab untuk panggilan kehormatan atau gelar kepada seseorang, sebagai pengganti atas nama asli orang tersebut. Bentuk nama kunya adalah seperti "abu" ("abi") dan "ibnu" untuk laki-laki, dan "ummu" dan "bintu" untuk perempuan, dan kemudian ditambahkan nama anak laki-laki pertamanya, atau bisa juga ditambahkan mengenai kebiasaannya.

Banyak orang yang salah kaprah dalam menghukumi kun-yah, ada yang mengatakan bahwa kun-yah itu hanya kebiasaan orang-orang Arab, kebiasaan pada zaman jahiliyah, ada yang mengatakan sok Arab, sok alim dan lain sebagainya, begitulah mereka berkomentar. Namun pada kenyataannya, kun-yah ini adalah Sunnah yang dicontohkan oleh panutan kita Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wasallam  dalam beberapa haditsnya


عَنْ أَنَسٍ قَالَ: كَانَ النَبِيُّ – صلى الله عليه وسلم–أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا, وَكَانَ لِيْ أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُوْ عُمَيْرٍ, قَالَ أَحْسَبُهُ فَطِيْمٌ, وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ نُغيرٌ ؟

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata:“Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Saya mempunyai saudara yang biasa dipanggil Abu Umair. Apabila Rosululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam datang, beliau mengatakan, ’Wahai Abu Umair apa yang sedang dilakukan oleh Nughoir (Nughoir adalah sejenis burung)?’”[ HR. Bukhori. 6203]


عَنْ عُرْوَةَ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ لِلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم–: يَا رَسُوْلَ اللهِ كُلُّ نِسَائِكَ لَهَا كُنْيَةٌ غَيْرِيْ, فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ: إِكْتَنِيْ أَنْتِ أُمَّ عَبْدِ اللهِ, فَكَانَ يُقَالُ لَهَا أُمُّ عَبْدِ اللهِ حَتَّى مَاتَتْ وَلَمْ تَلِدْ قُطُّ

Dari Urwah bahwasanya ’Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam: “Wahai Rosululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam, seluruh istrimu mempunyai kunyah selain diriku.”Maka Rosululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Berkunyahlah dengan Ummu Abdillah.” Setelah itu ’Aisyah radhiyallahu ‘anha selalu dipanggil dengan Ummu Abdillah[9] hingga meninggal dunia, padahal dia tidak melahirkan seorang anak pun.”[HR. Ahmad 6/107]

أَنَّ عُمَرَ قَالَ لِصُهَيْبٍ مَا لَكَ تَكْتَنِى بِأَبِى يَحْيَى وَلَيْسَ لَكَ وَلَدٌ. قَالَ كَنَّانِى رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم– بِأَبِى يَحْيَى.“

Umar radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan kepada Shuhaib: ‘Kenapa engkau berkunyah dengan Abu Yahya padahal kamu belum mempunyai anak?’ Maka dia menjawab: ‘Rosululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam yang memberiku kunyah Abu Yahya.’”[Ibnu Majah. . 3738]

Sebagaimana kita ketahui bahwa  Budaya Arab sangat menghargai asal usul, seperti halnya ketika menyebutkan nama seseorang, maka akan dicantumkan juga nama bapaknya, misalnya : Muhammad bin Abdullah (Muhammad anaknya Abdullah), nah itu namanya hanya muhammad saja, Abdullah itu nama bapaknya.Begitupun juga dengan kun-yah, menjadi sebuah kehormatan dan kemuliaan bagi seseorang terutama di kalangan Arab ketika sudah mempunyai kun-yah/ nama panggilan atau nama kecil.

Seorang peyair berkata:

أُكْنِيْهِ حِيْنَ أُنَادِيْهِ لِأُكْرِمَه…وَلاَ أُلَقِّبُهُ وَالسَّوْءَةُ اللَّقَبُ

Aku memanggilnya dengan kunyah sebagai penghormatan padanyaDan saya tidak menggelarinya, karena gelar adalah jelek baginya,Namun terkadang kun-yah juga bisa bermakna celaan seperti Abu Jahl, Abu Lahab dan lain sebagainya. Bahkan Allah Subhanahu Wata’ala langsung yang mencela Abu lahab dalam Al-Qur’an

(بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ تَبَّتۡ یَدَاۤ أَبِی لَهَبࣲ وَتَبَّ] (سورة المسد1]

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! [Al-Masad:1]

Umumnya kun-yah itu dikaitkan dengan hubungan kekeluargaan, misalnya  kepada anak pertama laki lakinya, atau kalau tidak ada kepada anak perempuannya, atau kepada siapa saja dari anak-anaknya, meskipun  yang afdlol itu dinisbahkan kepada anak yang pertama. Seperti kun-yah Nabi kita Muhammad  Shallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu Abul Qosim, karena Beliau mempunyai anak pertama laki-laki yaitu Al-Qasim yang dilahirkan dari rahim Ummul Mu’minin istri pertama Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu siti Khodijah Radliyallahu ‘Anha Karramallaha Wajhaha. Meskipun Al Qasim meninggal sebelum genap 2 tahun, tapi tetap dinisbahkan kepada beliau. Nah ini menunjukkan bahwa nisbah yang paling utama itu kepada anak pertamanya meskipun sudah wafat sejak masih kecil, bukan kepada anak yang paling besar. Meskipun juga boleh menisbahkan kepada selain yang pertama sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas.

Akan tetapi kun-yah tidak terbatas dengan hubungan kekeluargaan saja, atau tidak hanya dinisbahkan kepada anaknya saja, ada yg berkun-yah tapi belum mempunyai anak, seperti sayyidah Aisyah Radliyallahu ‘Anha  beliau diizinkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkun-yah dengan nama Ummu Abdillah, padahal tidak dilahirkan dari Rahim beliau seorang anak, tetapi beliau adalah Abdullah bin Azzubair  anak dari Zubair bin awwam dan Asma’ binti Abi Bakar Ashshiddiq saudara perempuan Aisyah ra. Anas Radliyallahu ‘anhu diberikan kun-yah Abu Hamzah, padahal beliau masih belum mempunyai seorang anak.  Bahkan ada juga yang berkun-yah dengan kun-yah binatang seperti Abu Bakar (nama asli Abu Bakar adalah Abdullah ibn Uthman), diberikan nama abu bakar karena dia sangat mencintai unta. Abu Hurairah (nama aslinya adalah Abdul-Rahman ibn Sakhr Ad-Dausi),  ‘Hurairah’ artinya ‘anak kucing’, namanya menunjukkan kecintaannya terhadap kucing karena dalam riwayat beliau memelihara banyak sekali kucing. 

Dan boleh seseorang yang sudah mempunyai seorang anak berkun-yah dengan nama selain anaknya. Abu hafs adalah kun-yah dari sahabat Umar Radliyallahu ‘Anhu, padahal beliau tidak mempunyai seorang anak bernama Hafs. Abu Dzar bin Mundzir tidak mempunyai anak bernama Dzar. Abu Sulaiman adalah kun-yah dari Kholid, padahal beliau tidak punya anak bernama Sulaiman.

 


RUJUKAN

1. Addalil Fi Syamail Arrasul hlm. 8 oleh Abdul Azis bin Abdillah Al-Husein

2. Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud hlm. 232 oleh Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahulloh.

3. Shohih Bukhori, Jilid. 8 No.6203,

4. Shohih Muslim, Jilid.3, No. 2150

5. Sunan Ibnu Majah jilid.2 hlm.1231 No. 37386.

https://abangdani.wordpress.com7. https://www.wikipedia.org

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*Prodi Pendidikan Bahasa Arab

STIBA Ar Raayah Sukabumi Jawa Barat

Ikuti tulisan menarik مجاهد فائز lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB