x

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Jumat, 8 Januari 2021 19:16 WIB

SUTET Balaraja-Kembangan, Proyek yang Menjadi Tulang Punggung Pembangunan Masa Depan

Karena Proyek pembangunan SUTET 500 kV Balaraja–Kembangan merupakan Proyek Strategis Nasional, maka sudah barang tentu prosesnya pun telah dilakukan sesuai dengan aspek legal. Proyek ini telah direncanakan dengan matang, telah mendapat restu dari Jokowi dan kementerian terkait. Seluruh aspek yang diperlukan untuk membangun jaringan listrik itu dilakukan dengan sangat hati-hati. Diawasi oleh banyak pihak. Pengadaan tanah untuk keperluan SUTET Balaraja–Kembangan juga telah dilakukan sesuai Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2016, tentang Pedoman Beracara dalam Sengketa Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pada Peradilan Tata Usaha Negara. Dilihat dari segi legal jelas kuat, apalagi Jokowi sendiri yang telah memberikan mandat pada PLN untuk merampungkan proyek tersebut.  

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembangunan pembangkit listrik terus diupayakan untuk semakin ramah lingkungan dan menerapkan teknologi terkini. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 dengan total kapasitas mencapai 2.000 MW dibangun dengan dasar pemikiran demikian. Pembangkit ini merupakan yang paling maju di jenisnya.

Sebagai gambaran, pembangkit ini memiliki lignite-fired boiler terbesar, generator terbesar, integrated transformer tiga fase yang terbesar, coal mill berkecepatan menengah yang terbesar untuk pembangkit listrik, serta dual primary fan terbesar untuk pembangkit listrik dengan daya sebesar 4.600 kW.

Selain itu, PLTU Jawa 7 telah dilengkapi teknologi desalinasi air laut yang menjamin produksi air desalinasi yang efisien, aman, stabil, dan berkelanjutan. Itu artinya, pembangkit ini tidak mengambil air tanah untuk operasinya. Model ini juga yang pertama di Indonesia. Pendek kata, pembangkit ini mewakili teknologi termutakhir di tanah air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengalirkan listrik dari pembangkit tersebut, dibangunlah jaringan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV) Balaraja–Kembangan. Kerja besar ini masuk dalam kategori Proyek Strategis Nasional. Itu artinya, Presiden Jokowi telah menimbang proyek penting itu termasuk untuk didahulukan dari proyek-proyek umum lainnya.

Adapun, pengerjaan proyek SUTET dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari 52 tower yang terbentang dari Balaraja hingga Cikupa. Kemudian bagian kedua dari Cikupa hingga Kembangan menggunakan jalur eksisting 150 kV.

Sementara itu, untuk jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV tersebut akan menggunakan jalur Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV dari Kembangan hingga Cikupa yang telah selesai dibangun.

Karena Proyek pembangunan SUTET 500 kV Balaraja–Kembangan merupakan Proyek Strategis Nasional, maka sudah barang tentu prosesnya pun telah dilakukan sesuai dengan aspek legal. Proyek ini telah direncanakan dengan matang, telah mendapat restu dari Jokowi dan kementerian terkait. Seluruh aspek yang diperlukan untuk membangun jaringan listrik itu dilakukan dengan sangat hati-hati. Diawasi oleh banyak pihak.

Pengadaan tanah untuk keperluan SUTET Balaraja–Kembangan juga telah dilakukan sesuai Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2016, tentang Pedoman Beracara dalam Sengketa Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pada Peradilan Tata Usaha Negara. Dilihat dari segi legal jelas kuat, apalagi Jokowi sendiri yang telah memberikan mandat pada PLN untuk merampungkan proyek tersebut.

Melihat gambaran peta proyek SUTET Balaraja–Kembangan, PLN telah melakukan upaya mencari lokasi titik tower yang memiliki risiko minimal. Ini memang ditentukan oleh koordinasi antara pemerintah daerah dan PLN, yang telah diambil keputusan untuk menghindari wilayah yang padat penduduknya.

SUTET adalah saluran listrik tegangan ekstra tinggi, akan sangat berisiko jika jalurnya melewati pemukiman penduduk yang padat. Oleh sebab itu, pembangunan SUTET harus mengutamakan aspek keselamatan. Beda halnya jika PLN membangun jaringan di wilayah yang jauh dari pemukiman. Secara teori memang tinggal menarik garis lurus saja, karena memang tidak ada kendala di sana.

Di daerah padat penduduk, PLN harus mencari wilayah yang dianggap paling aman. Memang tidak bisa seratus persen menghindari pemukiman, tapi angka minimum yang dijadikan acuan. SUTET Balaraja-Kembangan dibangun dengan asas demikian. Setiap tapak tower yang digunakan sudah melewati serangkaian kajian yang mendalam. Dan pilihan yang diambil merupakan keputusan terbaik dilihat dari berbagai faktor penting.

Proyek besar membangun PLTU Jawa 7 dan jaringan distribusinya memang kerja berat dan memakan waktu cukup lama. Apalagi proyek ini sempat terhadang pandemi Covid-19. Namun infrastruktur penting itu telah menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional yang telah disetujui Jokowi. Semua itu dilakukan untuk menjaga pasokan listrik yang andal di masa depan. Saat industri bertumbuh, ekonomi kembali membaik pasca Corona, Listrik menjadi tulang punggung pembangunan.

Persiapan untuk menyambut masa depan yang gemilang telah dilakukan. Indonesia sedang menunggu titik balik untuk melenting setinggi-tingginya, dengan segenap potensi besar yang dimilikinya. Teriring harapan, semoga Corona segera sirna dari seluruh dunia.

 

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler