x

Menggambarkan tentang pendidikan anti korupsi dilingkungan keluarga

Iklan

apriadi apri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2021

Jumat, 5 Maret 2021 07:05 WIB

Rekonstruksi Strategi Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah

Internalisasi pendidikan antikorupsi sejak dini kepada siswa di sekolah juga bertujuan agar peserta didik memiliki jiwa antikorupsi dan Jiwa antikorupsi inilah yang akan menjadi tameng bagi mereka untuk tidak melakukan perbuatan korupsi jika mereka sudah dewasa kelak, Namun saat ini perlukah di tinjau ulang proses dan strateginya di lembaga pendidikan kita ?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dewasa ini bangsa Indonesia senantiasa dihadapkan pada permasalahan yang cukup memperihatinkan seputar dekadensi moral. Dan masih hangat terdengar adalah korupsi Bantuan Sosial, karena dana yang semestinya dapat digunakan untuk kepentingan publik dikorupsi untuk kepentingan pribadi. Hal ini sudah pasti berkaitan dengan moral. Dan yang lebih memprihatinkan adalah para pelaku bukannya tidak berpendidikan, bahkan rata-rata berijazah Strata-1 atau bahkan Strata-2. Jadi, dari kasus diatas, apakah tingkat pendidikan seseorang tidak berpengaruh sama sekali dengan perilaku dan budi pekertinya?

Ketika sebuah jabatan dan kepercayaan masyarakat diperoleh dengan cara yang tidak benar, maka yang terjadi adalah penyimpangan. Oleh karena itu, harus ada solusi yang tepat dalam menuntaskan masalah tersebut. Tidak ada istilah putus asa dalam menegakkan kebenaran untuk hal yang tidak benar. Tidak henti-hentinya untuk menyemaikan nilai kejujuran pada setiap aktifitas   sejauh   kemampuan   diri   kita dalam mengamalkannya. Pada masa yang akan datang, generasi muda saat ini akan menjadi penerus perjuangan   para program yang dapat direalisasikan, banyak kegiatan pula yang dapat dilakukan sebagai upaya penanaman kejujuran, khususnya bagi para di jenjang pendidikan dasar.

Dalam hal ini sekolah merupakan lembaga pendidikan yang ikut bertanggungjawab dalam upaya membentuk pribadi baik. Terutama di tingkat sekolah dasar (SD) perilaku-perilaku positif perlu dibentuk sejak awal sebagai pondasi dalam membangun jiwa antikorupsi pada peserta didik. Korupsi  adalah persoalan nilai, dalam hal ini korupsi memiliki nilai yang buruk, karena didalamnya mengandung keburukan, ketidakjujuran, tidak bermoral dan penyimpangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gagasan pendidikan anti korupsi menjadi senjata andalan dalam menyemaikan nilai  antikorupsi pada  diri  siswa. Melalui kesempatan inilah, penulis mencoba memberikan penekanan lebih jauh mengenai pentingnya penanaman nilai antikorupsi  di  sekolah  serta  apa  saja model yang tepat dalam upaya menanamkan  nilai  antikorupsi.

Pendidikan anti korupsi bukanlah seperangkat  aturan  perilaku  yang  dibuat oleh seseorang dan harus diikuti oleh orang lain. Sebagaimana halnya dengan kejahatan lainnya, korupsi juga merupakan sebuah pilihan yang bisa dilakukan atau dihindari. Karena itu pendidikan pada dasarnya adalah mengkondisikan agar perilaku siswa sesuai dengan tuntutan masyarakat. Agar perilaku tersebut dapat menjadi karakter siswa, maka beberapa langkah bisa dilakukan dalam pendidikan antikorupsi, diantaranya adalah, Pertama, Melatih siswa untuk menentukan pilihan perilakunya. Untuk  itu siswa  harus diberi tahu tentang hak, kewajiban dan konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.

Kedua, Memberi  siswa  kesempatan  untuk mengembangkan pemahaman yang luas dengan menciptakan situasi yang fleksibel  dimana  siswa  bisa berkerjasama, berbagi, dan memperoleh bimbingan yang diperlukan dari guru. Karena itu kegiatan dalam menganalisis kasus, diskusi, bermain peran atau wawancara   siswa   merupakan   situasi yang akan mengembangkan karakter antikorupsi pada diri siswa

Ketiga, membantu siswa menemukan sumber informasi, seperti bagaimana dan dengan cara apa informasi bisa dikumpulkan, seberapa penting informasi yang didapat. Siswa diminta untuk menganalisis posisi yang diambilnya, menyatakan pilihanya dan mengapa posisi lain tidak diambil. Dengan melatih siswa menggunakan teknik berpikir kritis pertanyaan tersebut akan dapat dijawabnya.

Terakhir yaitu melibatkan  siswa  dalam   berbagai aktifitas sosial disekolah dan di lingkungannya. Ini ditujukan untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan respek pada orang lain dalam rangka melatih mereka untuk berbagi  tanggung jawab sosial   dimana mereka tinggal. Bukan berarti karakter lain tidak penting tetapi dengan mengemukakan rasa tanggung jawab dan respek pada orang lain akan mengurangi rasa egoisme dan mementingkan diri sendiri yang pada umumnya  banyak  dimiliki  para koruptor.

 

 

Apriadi, Pengajar di SMAN 1 Simpang Hilir

Ikuti tulisan menarik apriadi apri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu