x

Tenaga kesehatan di Puskesmas dituntut untuk tetap memberikan pelayanan optimal selama pandemi

Iklan

CISDI ID

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 September 2020

Selasa, 4 Mei 2021 06:35 WIB

Mengoptimalkan Peran Puskesmas dalam Program Vaksinasi Nasional

Sudah tiga bulan lebih program vaksinasi nasional bergulir. Proyek ini melibatkan banyak pihak, salah satunya Puskesmas. Peran puskesmas yang sentral membawa satu pertanyaan besar: Apakah mereka siap terlibat dalam program vaksinasi nasional? Survei Kesiapan Puskesmas untuk Vaksinasi yang dikeluarkan CISDI mencoba menggali beberapa aspek kesiapan puskesmas melakukan program vaksinasi Covid-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Poster Kegiatan Diskusi "Mengoptimalkan Peran Puskesmas dalam Program Vaksinasi Nasional"

Pandemi Covid-19 masih menjadi masalah kesehatan dunia. Meski banyak negara telah memulai program vaksinasi massal, namun pelonggaran pembatasan sosial kerap mendorong kemunculan kasus terus meningkat di beberapa negara. Sejatinya, vaksinasi memang bukan metode utama pengendalian wabah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Vaksinasi Covid-19 hanyalah salah satu metode untuk membentuk perlindungan terhadap penyakit melalui pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus. Oleh karenanya, vaksinasi diharapkan dapat menekan laju penularan Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 serta melindungi orang-orang yang berisiko tinggi terhadap kesakitan dan kematian akibat Covid-19.

Pemerintah Indonesia merencanakan melaksanakan vaksinasi dalam empat tahapan hingga akhir 2022 untuk mencakup 181,5 juta atau 70 persen populasi Indonesia. Data Kemenkes RI per 2 Mei 2021 menunjukkan cakupan vaksinasi untuk SDM kesehatan yang mendapat dosis pertama mencapai 1,5 juta (101,61%) dan dosis kedua 1,3 juta (92,2%); petugas publik yang mendapat dosis pertama mencapai 8,4 juta (48,63%) dan dosis kedua 4,8 juta (27,87%); lansia yang mendapat dosis pertama mencapai 2,5 juta (11,83%) dan dosis kedua 1,5 juta (7,05%). Secara total, 4,54% populasi di Indonesia telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 2,8% mendapatkan dosis kedua.

Proyek vaksinasi nasional melibatkan banyak pihak, salah satunya yang utama adalah fasilitas pelayanan kesehatan primer, seperti puskesmas. Kendati berperan sentral, upaya penguatan puskesmas untuk dapat melakukan program vaksinasi massal ini perlu digali lebih jauh. Survei Kesiapan Puskesmas untuk Vaksinasi yang dikeluarkan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mencoba menggali beberapa aspek kesiapan puskesmas melakukan program vaksinasi COVID-19.

Secara selintas, survei menunjukkan bahwa puskesmas sudah cukup siap. Namun, terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Contohnya, survei menyebut 88,6% puskesmas masih memanfaatkan staf puskesmas yang tersedia sebagai tenaga vaksinator utama. Padahal, staf puskesmas memiliki tugas harian lain untuk memastikan layanan kesehatan lainnya berjalan. Belum lagi, 47,3% responden mengaku hanya sebagian tenaga vaksinasi puskesmas yang telah mendapatkan pelatihan.

Hal lain yang patut menjadi perhatian adalah kesediaan logistik vaksinasi di puskesmas meliputi kulkas, cold box, vaccine carrier, dan ice pack. Survei menunjukkan, kendati lebih dari 90% responden sudah memiliki peralatan logistik lengkap, masih ada sebagaian kecil puskemas yang tidak memilikinya. Ini perlu menjadi perhatian karena kemampuan puskemas sebagai pusat vaksinasi akan terbatas tanpa dukungan perlatan logistik yang lengkap.

Dalam rangka meningkatkan percakapan publik perihal penguatan peran sentral puskesmas dalam program vaksinasi nasional, CISDI bermaksud mempublikasikan hasil Survei Puskesmas melalui diskusi publik bertajuk “Mengoptimalkan Peran Puskesmas dalam Program Vaksinasi Nasional”. Kegiatan ini akan diadakan pada:

Hari, tanggal               : Selasa, 4 Mei 2021

Waktu                          : 11:00 - 13:00 WIB

Media                          : Zoom Webinar (https://s.id/siapvaksinpuskesmas)

 

Pemantik Diskusi:

  1. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI
  2. Diah Saminarsih, Senior Advisor on Gender and Youth WHO dan Pendiri CISDI
  3. Ines Atmosukarto, CEO Lipotek dan Pengembang Drug Delivery System
  4. Hasna, SKM, Kepala Puskesmas Bambalamotu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat
  5. Dicky Budiman, M.Sc.PH, Epidemiolog Griffith University, Australia

Moderator: Mayfree Syari, Jurnalis CNN Indonesia

Mari bergabung dalam diskusi untuk mengetahui peran penting puskesmas dalam menangani wabah ini.

Ikuti tulisan menarik CISDI ID lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler