Menjaga Indonesia: Paparan Publik dan Diskusi Panel Hasil Survei Serologi CISDI di Tanjung Priok
Kamis, 17 Juni 2021 06:24 WIBMetode atau tes serologi menggunakan sampel darah, serum, ataupun plasma pasien keseluruhan untuk mendeteksi ‘tanda atau riwayat adanya virus’ Covid-19 dengan mengetahui antibodi yang dibentuk tubuh. Survei tes serologi yang dilakukan CISDI di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara menemukan masyarakat dengan antibodi SARS-CoV-2 mencapai 12 kali lipat dari total kasus yang terdata.
Survei prevalensi serologi CISDI menemukan jumlah masyarakat Tanjung Priok dengan antibodi SARS-CoV-2 mencapai 12 kali lipat dari data yang terlaporkan. (Sumber gambar: CISDI
Dalam rentang Februari hingga pertengahan Mei 2021 terjadi penurunan kasus infeksi Covid-19 yang drastis di Indonesia. Infeksi pada 15 Mei 2021 kemarin merupakan salah satu yang paling rendah selama tiga bulan ke belakang dengan hanya 2.385 penambahan kasus baru.
Namun demikian, terjadi kenaikan kasus yang drastis selama beberapa minggu ke belakang. Per 9 Juni 2021, terjadi penambahan 7.725 kasus baru. Kenaikan kasus Covid-19 tidak hanya terjadi di kantong wilayah besar seperti DKI Jakarta. Laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 7 Juni 2021 lalu menunjukkan angka penularan meningkat di beberapa provinsi lain, seperti Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Aceh dan Sumatera Barat.
Pada 2020 lalu CISDI meluncurkan laporan rekomendasi kebijakan dengan rekomendasi utama bertajuk ‘supresi total’ sebagai istilah strategi pembatasan sosial agresif untuk meminimalisir potensi penyebaran di masa awal kemunculan Covid-19 di Jakarta ataupun kota-kota besar lainnya.
Pada 2021 ini CISDI kembali meluncurkan laporan bertajuk Survei Prevalensi Serologi Antibodi SARS-COV-2 di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara 2021 untuk mengukur proporsi populasi yang mungkin memiliki antibodi terhadap infeksi SARS-COV-2 di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Metode Serologi
Metode atau tes serologi menggunakan sampel darah, serum, ataupun plasma pasien keseluruhan untuk mendeteksi ‘tanda atau riwayat adanya virus’ Covid-19 dengan mengetahui antibodi yang dibentuk tubuh. Metode ini berguna untuk mengetahui tingkat keluasan penyebaran SARS-CoV-2 di tingkat populasi. Inggris dan Spanyol merupakan dua negara besar yang menggunakan metode ini untuk mendukung program vaksinasi di negara masing-masing.
Namun di Indonesia, metode ini hanya pernah dilakukan di Kabupaten Tangerang. Tim CISDI melakukan studi di Kecamatan Tanjung Priok yang merupakan salah satu kecamatan dengan kasus Covid-19 tertinggi di wilayah ibukota. Sampel darah dan data lainnya berasal dari 42 RW di 7 kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, selama 23 November 2020 hingga 19 Februari 2021.
Laporan Reuters pada 3 Juni 2021 lalu menjelaskan laporan epidemiologi yang memercayai tingkat infeksi aktual jauh lebih tinggi dari yang terlapor. Dalam catatan itu disebutkan sebuah studi bulan Desember 2020 dan Januari 2021 menyatakan sekitar 15 persen warga negara Indonesia telah terinfeksi Covid-19 ketika data pemerintah di tanggal yang sama nyatakan hanya 0,4 persen populasi yang alami infeksi. Situasi bisa semakin memburuk lantaran pada Juni 2021 saja ditemukan setidaknya 0,7 persen populasi yang telah alami infeksi.
Dalam paparan publik dan diskusi panel ini Olivia Herlinda, M.Sc. selaku Direktur Kebijakan CISDI akan memaparkan dan menjelaskan temuan survei sekaligus urgensi pelaksanaan tes serologi dan temuan seroprevalensi survei tersebut. Perwakilan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai panelis pertama akan menjelaskan kendala dan temuan dinas kesehatan daerah selama menjalankan upaya pencegahan penularan dan vaksinasi hingga pertengahan tahun 2021 ini. Sementara, dr. Iwan Iriawan, MSPH, Advisor Penelitian Survei Seroprevalensi CISDI dan Epidemiolog Universitas Indonesia, sebagai panelis kedua akan menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam urgensi kehadiran survei ini dari perspektif akademisi.
Panelis ketiga, Diah Saminarsih, M.Sc., Konsultan Gender untuk urusan Gender dan Pemuda untuk Direktur Jenderal WHO serta pendiri CISDI, akan membahas pandangan WHO terhadap pentingnya survei serologi beserta alasan mengapa metode ini penting untuk mendorong ketercapaian herd immunity.
Panelis terakhir, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi dan juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, akan memberi pandangan terkait urgensi keberadaan survei ini dalam upaya penanganan wabah, khususnya dalam mendukung upaya pencegahan ataupun vaksinasi.
Dikarenakan itu, CISDI mengundang rekan-rekan hadir pada paparan publik dan diskusi panel Menjaga Indonesia, Mewaspadai Penyebaran: Hasil Survei Prevalensi Serologi Antibodi SARS-COV-2 di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara 2021 untuk mendiskusikan temuan, catatan, serta rekomendasi survei ini kepada pemangku kepentingan dan publik luas. Adapun, kegiatan akan dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 17 Juni 2021
Waktu : 13:00 - 15:00 WIB
Media : Zoom Webinar
Daftarkan diri di s.id/diskusi-serocisdi
(disiarkan langsung melalui YouTube CISDI TV)
Mari terlibat dalam upaya penanganan wabah dengan menghadiri diskusi.
Tentang CISDI
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) adalah think tank yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara, dan sejahtera dengan paradigma sehat. CISDI melaksanakan advokasi, riset, dan manajemen program untuk mewujudkan tata kelola, pembiayaan, sumber daya manusia, dan layanan kesehatan yang transparan, adekuat, dan merata.
Penulis
Amru Sebayang
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Lirih Asa Petani Tembakau, Kenaikan Cukai adalah Ancaman?
Senin, 31 Juli 2023 18:21 WIBTim UI Bantu Puskesmas Tanara Kendalikan Kemunculan PTM Melalui Pos Binaan Terpadu
Selasa, 21 September 2021 13:20 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler