x

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Selasa, 29 Juni 2021 09:38 WIB

Persiapan Pertamina dalam Menghadapi Peralihan Kendaraan Listrik

Tren masyarakat ke depan akan lebih memilih menggunakan kendaraan listrik karena faktor biayanya, terutama biaya pengisian daya listrik (charging) kendaraan listrik lebih murah dibandingkan biaya mengisi BBM pada mobil konvensional. Diperkirakan ada sebanyak 80% pengguna mobil konvensional yang bakal beralih ke mobil listrik, sehingga otomatis masyarakat bakal meninggalkan pengisian BBM di pom bensin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertamina sedang berada dalam masa transisi terkait perencanaan kerangka kerja masa depan. Sebagaimana perubahan yang terjadi pada perusahaan migas dunia lainnya, Pertamina telah mengalihkan fokusnya pada energi yang ramah lingkungan. Mengatur berbagai strategi agar tetap mampu bersaing di era disrupsi. Terkait makin maraknya kendaraan listrik, Pertamina secara realistis juga telah mempersiapkan diri untuk menyambutnya.

 

Industri kendaraan listrik di masa mendatang bakal berdampak pada penurunan permintaan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Oleh karena itu, agar bisnis kilang BBBM Pertamina tidak terdampak dan masih memiliki nilai keekonomian, perlu dilakukan konversi kilang BBM menjadi petrokimia. Hubungan antara petrokimia dengan bisnis baterai dan kendaraan listrik ini antara lain berupa plat-plat baja yang berat kemungkinan akan diganti menjadi bahan baku plastik yang lebih ringan. Untuk menyuplai bahan baku plastik, yaitu berasal dari petrokimia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) akan disulap menjadi lokasi pengisian baterai kendaraan listrik. Jika proses pengisian daya ke dalam baterai membutuhkan waktu yang lama, maka mekanisme pengisiannya yang akan diubah. Misalnya dengan cara mengganti baterai kosong dengan baterai penuh, dengan kualitas baterai yang sama.

 

Untuk melaksanakan konsep itu, PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) menyiapkan infrastruktur untuk motor listrik, salah satunya dengan fasilitas tukar baterai yang dapat menghemat waktu pengecasan. IBI merupakan perusahaan gabungan yang melibatkan empat perusahaan negara, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan porsi kepemilikan masing-masing 25%.

 

Perusahaan ini sengaja diciptakan untuk menjawab tantangan percepatan kendaraan listrik di Indonesia. Pertamina sebagai salah satu perusahaan yang terlibat di dalamnya mendukung seluruh program yang akan dilakukan oleh IBI, seperti halnya ide untuk melakukan swap baterai. Ide ini nantinya akan memungkinkan pemilik baterai untuk menukarkan baterai milik mereka yang kosong dengan baterai yang sudah terisi penuh. Tujuannya untuk menghemat waktu pengecasan.

 

“Jadi bukan kita men-charge, tapi baterai itu disiapkan di SPBU Pertamina, dan kami siapkan di daerah-daerah lain yang strategis, sehingga pengemudi dari Gojek itu tidak harus menunggu,” kata Toto Nugroho, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia 24 Juni 2021.

 

Tempat penyimpanan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik pada masa mendatang, yang salah satunya buat motor listrik. Motor listrik sendiri diproyeksikan bakal mengambil pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan sekarang. Oleh sebab itu, pengisian daya motor listrik tengah dipikirkan baik-baik. Dengan jumlah yang banyak, jumlah SPKLU yang tersedia dikhawatirkan tidak cukup.

 

“Kemudian ada Battery Pack untuk EV 2W, ini merupakan kerja sama kami, antara Pertamina, Gojek, dan IBC, untuk melakukan perencanaan dan juga pilot plan untuk infrastruktur charging EV terkait 2 wheels yang konsepnya battery swapping,” ujar Toto.

 

 

Tren masyarakat ke depan akan lebih memilih menggunakan kendaraan listrik karena faktor biayanya, terutama biaya pengisian daya listrik (charging) kendaraan listrik lebih murah dibandingkan biaya mengisi BBM pada mobil konvensional. Diperkirakan ada sebanyak 80% pengguna mobil konvensional yang bakal beralih ke mobil listrik, sehingga otomatis masyarakat bakal meninggalkan pengisian BBM di pom bensin.

 

Oleh karena itu, mulai saat ini Pertamina telah menyiapkan strategi jangka panjang, agar bisa memitigasi dan mengantisipasi tren ke depannya. Dengan persiapan tersebut, Pertamina mestinya tetap optimis tetap mampu berkompetisi di era peralihan nantinya. Masa peralihan itu barangkali tak terelakkan. Namun dengan persiapan yang baik, dan adanya upaya untuk terus berinovasi, Pertamina akan tetap mampu memberikan yang terbaik untuk negeri.

 

 

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB