x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 5 Agustus 2021 11:28 WIB

Taman Bacaan Ramah Difabel, Ada di Kaki Gunung Salak Bogor

TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor jadi taman bacaan ramah difabel. Untuk wujudkan "taman bacaan untuk semua" dan lebih inklusif

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tengah era digital, bisa jadi anak-anak difabel kian terpinggirkan. Sulit mendapat tempat di fasilitas publik, apalagi yang berbiaya mahal. Entah itu sekolah, restoran atau taman bacaan sekalipun. Anak-anak difabel atau berkebutuhan khusus seakan “tidak mendapat tempat” lagi. Itulah realitas yang terjadi. Diskriminasi, suka tidak suka, dialami anak-anak difabel baik terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

 

Tapi realitas diskriminatif, tidak berlaku untuk TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sebagai bagian dari komitmen gerakan literasi untuk semua, maka TBM Lentera Pustaka pun saat ini melayani anak-anak difabel. Karena sejatinya, tidak ada alasan untuk tidak menerima anak-anak difabel. Gerakan literasi adalah bagian dari pendidikan inklusi, yang harus memberi ruang terhadap anak-anak difabel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Sekalipun taman bacaan adalah jalan sunyi yang tidak banyak ditempuh banyak orang. Tapi sejak Mei 2021 ini, TBM Lentera Pustaka pun kedatangan 3 anak difabel atau penyandang cacat yang ikut belajar dan bersosialisasi di taman bacaan. Siapa saja anak-anak difabel yang ada di TBM Lentera Pustaka?

  1. Atik, perempuan 28 tahun, tergolong anak berkebutuhan khusus (ABK) dan bertempat tinggal Kampung Warung Loa.
  2. Tasya, perempuan 17 tahun, anak hidrosefalus dan bertempat tinggal di Ciapus Bogor.
  3. Rizki, laki-laki 14 tahun, anak tuna wicara dari Cikaret Bogor.

 

Tentu, keberadaan anak-anak difabel di taman bacaan bukanlah untuk membaca buku. Tapi untuk melatih sosialisasi dan interaksi dengan anak-anak normal lainnya. Dengan model TBM Edutainment yang dikembangkan TBM Lentera Pustaka, anak-anak difabel ini dilatih untuk "belajar sambil bermain", di samping mendapat terapi sesuai kebutuhan disabilitas-nya. Seperti terapi bicara, terapi motorik, dan terapi sosialisasi yang dibimbing langsung oleh wali baca atau relawan. Agar mereka punya aktivitas yang positif dan merasa “setara” dengan anak-anak lainnya.

 

Taman bacaan yang ramah difabel ini, sejatinya menjadi jawaban atas kondisi masih banyaknya tempat dan lingkungan yang "tidak bersahabat" dengan anak-anak difabel. Terlalu diskriminatif atau menganggap remeh mereka. Bahkan tidak sedikit yang mem-bully. Maka wajar, banyak anak-anak difabel yang putus atau tidak mau sekolah. Karena menghindar dari perlakuan yang “tidak adil” orang-orang normal. Apalagi yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu.

 

Kehadiran anak-anak difabel di TBM Lentera Pustaka pun jadi bagian gerakan literasi dan taman bacaan yang bersifat inklusif. Sesuai spirit “taman bacaan untuk semua”, taman bacan yang tumbuh dan berkembang dalam melayani masyarakat dengan segala kondisi. Anak-anak difabel di TBM Lentera Pustaka pun melengkapi aktivitas seperti 1) Taman BAcaan (TABA) dengan 168 anak pembaca aktif yang sudah ada. Ditambah, 2) aktivitas 20 anak KElas PRAsekolah (KEPRA), 3) 9 ibu-ibu buta aksara di GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 4) 17 ibu anggota Koperasi Lentera, 5) 16 anak yatim binaan, 6) 8 kaum jompo dan 8) urusan donasi buku serta 9) tata kelola taman bacaan yang profesional.

 

Tentu, semua aktivitas dan program TBM Lentera Pustaka berkat dukungan dan sinergi dari para wali baca dan relawan yang ada, yang selalu setia mendampingi anak-anak difabel. Memang tidak mudah menjalankan dan mengelola taman bacaan dengan banyak program. Tapi percayalah, berbekal ikhlas dan istiqomah, semoga Allah SWT akan selalu melindungi  orang-orang baik. Karena taman bacaan di mana pun, adalah ladang amal bersama. Berkah akibat banyak orang yang terbantu dan termotivasi di taman bacaan.

 

Maka di taman bacaan, tetaplah ikhlas dalam menjalaninya. Karena ikhlas itu memang pahit. Tapi insya Allah, semua yang pahit itu akan menyembuhkan segala penyakit. Apapun kondisinya. Dan tetap fokus untuk mengelola taman bacaan sambil mengabaikan orang-orang yang tidak peduli, orang-orang yan hanya omong doang. Untuk ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #TBMRamahDifabel #BacaBukanMaen

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler