x

gambar siluet

Iklan

Eko Hartono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 November 2021

Rabu, 24 November 2021 06:21 WIB

Menunggu

Seorang laki-laki yang setia menunggu kekasih hatinya meskipun terpisah oleh jarak dan waktu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

1992

 

Stasiun tua. Kota lama. Seorang laki-laki muda. 29 tahun. Duduk di bangku peron. Wajahnya cerah. Secerah mentari pagi. Hatinya riang. Seriang kicau burung bernyanyi. Menunggu sepertinya bukan pekerjaan menjemukan baginya. Bayangkan, sudah tiga hari dia duduk di sana. Sedang menunggu seseorang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Petugas stasiun yang curiga melihat gelagatnya, lalu mendekatinya dan bertanya ‘apa yang sedang dikerjakannya?’ Laki-laki muda itu menjawab, “Aku sedang menanti kekasih tercinta. Dia menulis surat kepadaku akan datang dan aku disuruh menunggu di stasiun ini.”

Laki-laki muda itu memperlihatkan sepucuk surat di tangannya.

“Kulihat sudah tiga hari kau berada di sini, apakah kekasihmu tidak memberitahu hari apa dan dengan kereta apa dia akan datang?”

Laki-laki muda itu menggeleng dan berkata, “Kekasihku hanya bilang dalam suratnya, ‘Besok aku pulang. Tunggu aku di stasiun. Jangan pernah pergi sampai aku tiba.’ Begitu yang ditulisnya. Jadi aku akan tetap menunggu di sini sampai dia benar-benar datang.”

“Kau seharusnya bertanya lagi padanya, apakah dia sudah berangkat belum? Naik kereta apa? Kau kan bisa menelepon?” ujar Petugas stasiun.

“Aku tidak punya nomer teleponnya,” jawab laki-laki muda itu.

“Memang di mana dia? Kerja apa?”

“Di kota baru. Pelayan toko.”

“Kau bisa menelepon tokonya.”

“Aku tidak punya.”

“Keluarganya,  saudaranya, temannya?”

Laki-laki muda itu menggeleng.

“Ya, sudah. Kau tulis saja surat untuknya.”

Kembali si laki-laki muda menggeleng. “Aku tidak perlu menulis surat, karena aku yakin dia pasti datang. Aku hanya perlu duduk di sini menunggunya,” ucapnya.

“Tapi sampai kapan? Sampai rambutmu memutih?” kata Petugas stasiun bergurau seraya tertawa sengau.   

Laki-laki muda itu hanya terdiam. Petugas stasiun lalu pergi meninggalkannya dengan satu pikiran aneh dalam kepalanya; masih saja ada yang dibuat gila oleh cinta!

 

2021

 

Stasiun modern. Kota baru. Seorang gadis muda. 28 tahun. Duduk di salah satu bangku peron stasiun. Wajahnya gundah. Resah. Seakan ada yang rusuh dalam hatinya. Berbagai pikiran berkecamuk. Bagaimana rasanya menunggu seseorang yang diharapkan, tapi kemudian tidak pernah datang.

Kecewa, marah, sakit hati, atau... Gadis muda itu bisa memahami bila api amarah membara dalam hatinya. Siapa orangnya yang suka dikhianati. Dibohongi. Tiba-tiba gadis muda itu merasakan gigil dalam dadanya, meski udara di luar panas. Sanggupkah ia berhadapan dengan laki-laki itu?

Kereta yang ditunggunya muncul. Agak ragu kakinya melangkah. Tapi dorongan hati untuk menuntaskan tugas suci menepisnya. Lebih dari itu alasan sentimental. Bertahun-tahun ia tak mengetahuinya, tak melihatnya, ada rasa kerinduan berdentaman dalam dada. Sepercik harapan tersemai, semoga ia masih bisa bertemu dengannya.

Sepanjang perjalanan gadis muda itu melamun. Terbayang kejadian tiga hari sebelum ibunya meninggal. Sepucuk surat berwarna kecoklatan di tangannya. Sejenak ia membacanya. Sambil terisak ibunya lalu menceritakan kejadian sebenarnya. Beliau sengaja tidak berangkat, dengan harapan laki-laki itu melupakannya. Dia memilih laki-laki lain yang lebih berada dan menjamin hidupnya, dengan janin di perutnya. Kini setelah hampir tiga dasawarsa berlalu, ia menyesal. “Firasatku, dia masih menungguku. Sampaikan maafku,” ucap Ibu.

Kereta tiba di stasiun tua. Kota lama. Gadis muda itu turun. Sejenak mengedarkan pandangan. Di sebuah bangku peron, terlihat laki-laki tua dengan rambut memutih semua duduk sendirian. Seakan menunggu seseorang. Gadis muda mendekatinya. Dengan mata berkaca-kaca dan suara bergetar ia memanggilnya, “Ayah....!”

 

Wonogiri, 23 November 2021

 

Ikuti tulisan menarik Eko Hartono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu