x

ilustrasu guru di kelas, sebelum pandemi. (dokpri)

Iklan

Dr. Asep Totoh,SE.,MM

Guru SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Rabu, 24 November 2021 21:01 WIB

Selamat Hari Guru

Kekuatan dan mutu pendidikan suatu negara dapat dinilai dengan faktor guru sebagai salah satu indeks utamanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

PEPATAH bijak mengatakan apakah yang akan terjadi pada masa depan bangsa, maka lihatlah apa yang terjadi pada layanan pembelajaran pada setiap anak didik saat ini. Niscayanya jika kekuatan dan mutu pendidikan suatu negara dapat dinilai dengan faktor guru sebagai salah satu indeks utamanya.

Jika melihat data jumlah guru pada 2020 yang terdapat di Kemendikbud sejumlah + 3.775.762 orang dan Kementerian Agama + 331.703 orang, menjadi bagian tugasnya untuk menangani murid di seluruh Indonesia yang seluruhnya berjumlah  kurang lebih lima puluh jutaan siswa.

Guru Pembelajar

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejatinya, peran seorang guru sangat multitasking dalam kehidupan bermasyarakat. Selain sebagai pendidikan yang aktif dalam proses pembelajaran, guru juga menjadi figur juang digugu dan ditiru dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai role model bagi siswa, guru adalah panutan yang siap berperan sebagai teman saat proses identifikasi dan imitasi dalam tahap perkembangan intelektual dan karakter siswa. Sejatinya, guru adalah motivator utama selain keluarga.

Mengutip Charles Bradford 'Brad' Henry (2002), A good teacher can inspire hope, ignite the imagination, and instill a love of learning." Menurutnya, seorang guru yang baik selalu menjadi 'pemberi harapan, pemantik imajinasi, dan pada saat yang sama tetap memiliki gairah, kecintaan untuk terus belajar'.

Senyatanya guru pun harus membebaskan dirinya dari belengu-belengu yang mengikatnya, guru harus merubah pola pikir dan mentalnya. Guru jangan berhenti belajar dan selalu jadi pembelajar, selalu menebar kreativitas dan menghasilkan inovasi pembelajaran.

Guru Hati

Alhasil profesi guru harus menghadirkan totalitas, tidak salah ketika sebuah adagium yang memiliki sarat makna “Jadilah guru atau tidak sama sekali”. Menjadi guru adalah pilihan hati yang harus dikatakan dengan niat dalam bentuk pengabdian, bentuk pengabdian harus terus membersamai guru dalam menjalankan profesinya secara profesional.

Berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi dimasa pandemi dan pasca pandemi Covid-19 atau dimasa krisis sekalipun menuntut kesadaran akan tugas pokok fungsinya yang begitu penting dan strategis, disertai dengan keharusan melaksanakan tanggung jawab profesi dengan sepenuh hati.

Senyatanya, kemuliaan seorang guru adalah dengan mengamalkan ilmu melalui jalan mendidik, mengajar, dan membimbing para siswanya. Saat ini kompetensi inti guru profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial tidaklah cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Seorang guru harus menghadirkan dirinya sebagai sosok yang memiliki kemuliaan hati.

Guru Penggerak

Dalam prespektif global, keharusan profesi guru untuk bisa mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi yang sesuai pekembangan IPTEK dan juga harus memperkuat karakter yang akan menjadi kunci keberhasilan pendidikan.

Munculnya kendala pendidikan di masa pendemi dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) mengharuskan untuk merekontruksi ulang hakikat dan martabat guru sehingga keberadaannya menjadi bermakna bagi peserta didik.

Kebermaknaan itu, tidak hanya terjadinya disaat kegiatan belajar mengajar (KBM) saja melainkan ketika sebelum dan pasca belajar peserta didik, tutur, sikap dan perilaku guru menjadi kenangan tidak terlupakan oleh mereka untuk ditiru sampai kapan pun.

Tantangan guru saat ini harus menjadi penggerak, tergerak dan menggerakkan. Harus siap memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Dan harus menjadi obor, lilin di masing-masing unit pendidikan, bahkan di luar unit pendidikannya sendiri.

Guru yang memiliki model ketauladanan, pembelajaran menyenangkan, budaya akademik kolaboratif yang kompetitif, peningkatan karakter yang unggul, kemampuan memimpin, berinovasi dan melakukan perubahan maka akan menjadi kunci utama dalam upaya melahirkan profil pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif dalam berkarya, bergotong royong, kebhinekaan,kemampuan bernalar kritis dan kemandirian.

Guru Bahagia

Peran strategis guru telah diuji pandemi covid-19, ancaman generasi loss learning dan degradasi karakter menuntut guru untuk harus tetap eksis, humanis dan hadir melayani anak didik apa pun yang terjadi. 

Saat ini mampukah sekolah menjadi rumah dan rumah menjadi sekolah yang membahagiakan bagi para siswanya. Kuncinya adalah bahagia menjadi guru sebagai spiritualitas yang harus dimiliki pada diri guru, dan menjadi guru bahagia yang ikhlas dengan suka cita belajar mengembangkan kompetensinya sehingga bisa menyampaikan materi ajar dengan sangat menarik. 

Maka sebagai guru haruslah bisa menerapkan pendidikan yang humanis yaitu memanusiakan manusia yang berbudaya dan berkembang secara kognitif (daya cipta), afektif (daya rasa), dan konatif (daya karsa). Tuntutannya, guru harus mengajarkan kebaikan, keluhuran, dan keutamaan.

Guru bahagia dan ikhlas mampu menyampaikan materi ajar dengan sangat menarik, menyenangkan dan membahagiakan yang diidolakan dan disenangi oleh siswa dan siswinya. Keberadaannya tidak lagi dibelengu status ASN, PPPK atau honorer dengan kesejahteraan atau sertifikat pendidiknya, akan tetapi hadir dan terus bergerak dengan hati.

Pendidikan kita akan hebat ketika para guru bahagia mengajar dan mendidik sepenuh hati, menghadirkan hati dalam setiap interkasinya, memiliki ketulusan dalam pengabdian sebagai kekuatan energi yang menjadi perekat dengan anak didiknya. Terima kasih untuk semua guru selalu bahagia dan setulus hati terus bergerak, tergerak dan menggerakkan..”Selamat Hari Guru Nasional.

Ikuti tulisan menarik Dr. Asep Totoh,SE.,MM lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler