x

Foto ini diambil pada saat kegiatan membersihkan dipagi hari di lingkungan SMAN 9 Kendari

Iklan

HERMAN

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 November 2021

Selasa, 30 November 2021 22:38 WIB

Merajut Asa dalam Mengembalikan Perilaku Budaya Bersih

Pada masa pandemi Covid-19 terjadi pembatasan kegaitan masyarakat, sehingga sekolah pun diwajibkan melakukan pembatasan kegiatan dengan melakuka pembatasan kegiatan belajar yang disebut pembelajaran tatap muka terbatas, pada penerapan pembelajaran daring di masa pandemi ini ada nilai-nilai yang hilang dari siswa yaitu kurangnya kepedulian siswa atas kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga pada saat awal masuk tatap muka terbatas, terjadi kondisi yang sangat memprihatinkan yaitu, kondisi kelas yang kotor, sehingga menarik penulis untuk menyajikannya dalam bentuk cerita pendek, dengan menghadirkan tokok Hero, Heru, Hari dan Ani sebagai sosok guru yang menggerakkan agar siswa ini berbudaya bersih dan cinta lingkungan dengan slogan LISASIPATE OK (Lihat Sampah Ambil Simpan Pada Tempatnya Olah Menjdai Kerajinan).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi itu seperti biasa Hari dan Heru datang lebih awal di sekolah tempat mereka mengajar. Dari  kejauhan terdengar suara motor tua yang tidak asing lagi bagi Hari dan Heru, karena memang mereka sudah bersahabat sejak lama. Mereka lagi duduk bersantai di pos satpam sambil menanti siswa-siswa yang berdatangan satu per satu memasuki pintu gerbang sekolah. Tidak berselang lama, muncullah motor tua yang kedengaran suaranya dari kejauhan tadi, ternyata memang benar Hero, Hero pun memasuki pintu gerbang sekolah, sambil mengucap salam kepada Hari dan Heru, “assalamu alaikum” Hari dan Heru pun menjawab salam “waalaikum salam”. Tak lama berselang Hero bergegas keluar dari parkiran setelelah memarkir motor tuanya. Hero pun segera menghampiri Hari dan Heru sambil mengulurkan tangan, dia berkata “apa kabar hari ini saudaraku”

Hari dan Heru secara bersamaan menjawab “kabar baik saudaraku” Hari dan Heru entah karena memang sering bersama, pada saat itu mereka berdua pun secara bersamaan bertanya balik pada Hero “kalau bapak gimana kabarnya?. Hero pun menjawab “ Alhamdulillah baik saudaraku” itu jawaban khas dari seorang Hero.

Tidak terasa, ternyata jam pun sudah menunjukkan pukul 07.00, waktunya untuk membunyikan bel untuk apel pagi dimasa pandemi Covid-19 pada kegiatan tatap muka terbatas yang sudah diperbolehkan pemerintah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hero pun membunyikan bel “krikkkkkkkk. Krikkkkkkk. Krikkkkkkkk” siswa pun mulai berdatangan kelapangan upacara. Hero pun segera bergegas menemui Hari dan Heru untuk berdiskusi  apa yang harus disampaikan untuk pengarahan diapel pagi pada hari tersebut.

Tidak lama berselang, muncul mobil Honda jazz merah memasuki parkiran, tidak lama berselang keluar dari balik pintu mobil Ani yang hari itu juga menjadi guru piket bersama Hari,Heru dan Hero. Ani pun segera mendekati Hari, Heru dan Hero, sambil memberi salam “assalamu alaikum bapak-bapak ganteng”. Hari, Heru dan Hero hampir bersamaan menjawab “ waalaikum salam ibu guru penggerak”

Mereka pun mulai terlibat diskusi sambil menunggu siswa – siswa semua kelas yang hari itu mendapat giliran belajar tatap muka terbatas datang ke lapangan upacara  untuk mengikuti apel pagi.

Dalam diskusi mereka hangat membicarakan, kondisi kelas yang berantakan dan banyak sampah yang dilakukan oleh siswa-siswa disetiap kelas. Mereka sepakat hal tersebut merupakan masalah yang muncul akibat siswa-siswa yang sudah lama mereka tidak belajar tatap muka, sehingga kebiasaan menerapkan budaya bersih yang diterapkan disekolah ini dengan slogan Lihat Sampah Ambil dan Simpan Pada Tempatnya atau warga sekolah lebih mengenalnya LISASIPATE, menjadi hilang.  

Mereka pun sepakat untuk mengembalikan hal itu, dan mereka pun mendorong Hero untuk memberikan pengarahan pagi itu, guna menyampaikan sekaligus mengingatkan kembali program yang ada disekolah ini, karena memang kebetulan pada hari itu yang datang belajar tatap muka terbatas adalah kelas X, yang merupakan siswa baru di sekolah ini. Meskipun program LISASIPATE OK ini sudah diperkenalkan pada masa orientasi siswa (MPLS) namun karena dilakukan  secara daring maka efeknya seakan kurang mengena pada hati nurani siswa-siswa khususnya kelas X, karena terbukti sampah masih berserakan diruang kelas pada saat mereka selesai belajar.

Hero pun mulai berdiri sambil memegang mik, pengarahan pun mulai “ assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh” siswa-siswa pun serentak menjawab “ waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”, namun karena posisi barisan masih ada yang belum teratur, maka Hero pun mengarahkan siswa yang belum berbaris dengan benar agar berbaris dengan benar.

Setelah barisan sudah rapi, Hero pun memulai pengarahan, dengan memberi salam ulang assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera buat kita semua, salam kebajikan om swasiyastu namo budaya” siswa pun kembali serentak menjawab “waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi pak” Hero melanjutkan kalimat arahannya dengan memberi semangat” semangat pagi anak-anakku” siswa-siswa pun serentak menjawab “semangat pagi pak guru”  untaian kalimat pun mulai keluar satu persatu, mulai dari ucapan selamat datang kembali anak-anakku tercinta untuk belajar tatap muka kembali seperti biasa meskipun belum normal seperti biasanya, namun mari tetap terus kita berdoa semoga suasana ini akan terus membaik dan kita akan belajar tatap muka kembali secara normal seperti biasa.

Hero pun melanjutkan kalimat  pengarahannya” anak-anakku, namun ada satu hal yang membuat bapak ibu gurumu sangat prihatin, yaitu berdasarkan hasil pengamatan bapak ibu gurumu ternyata kelasmu setelah belajar, sampah berserakan dimana-mana” mulai hari ini anakku wajib hukumnya untuk menjaga kebersihan kelas serta lingkungan sekolahmu termasuk dikrumahmu dan dimana saja kamu berada”

Tiba-tiba dari belakang muncul suara “bukan kami itu pak guru, kelas sudah kotor memang”  memang kelas ini digunakan secara bergantian antara kelas XI dan XII pada jurusan yang sama, namun hal ini seharusnya tidak perlu terjadi.

Hero pun segera merespon suara tersebut dengan memanggil siswa tersebut untuk  ke depan, siswa tersebut tidak mau maju, maka guru piket lain pun mendekati, Heru pun mendekati siswa tersebut, dan akhirnya dia pun maju. Setelah maju, Hero pun  memberi pengarahan, bahwa biasakan kalau masih ada yang bicara didepanmu biasakan menyimak dulu, nanti diberi kesempatan baru bicara. Setelah itu Hero pun memberikan mik kepada siswa tersebut, siswa tersebut pun enggan untuk berbicara, namun Hero dan teman-teman guru piket lainnya memberikan penguatan silahkan disampaikan secara terbuka saja supaya diketahui penyebabnya.

Siswa tersebut pun mulai bercerita, “ pak guru kelas  kami sudah kotor sejak hari  pertama masuk sekolah, jadi kami pun membiarkan hal itu pak, itu saja pak jadi bukan hanya kami pak”

Setelah mendengar penyampaian siswanya, Hero pun melanjutkan pengarahannya, dengan memberikan arahan, agar perilaku seperti ini dihentikan “kalau ada seperti itu kalian tidak perlu balas dengan hal yang sama itu artinya  kalian sama jeleknya dengan temanmu sebelumnya yang menggunakan kelas tersebut. Anak-anakku, terima kasih sudah menyampaikan, hal inki akan menjadi bahan evaluasi untuk diperbaiki.”

Hero kembali melanjutkan arahannya dengan mengingatkan kembali program sekolah yang pernah diperkenalkan pada masa orientasi siswa pada lingkungan sekolah, yaitu LISASIPATE OK. “ anak-anakku disekolah kita ini ada program pengembangan karakter untuk menjaga dan melestarikan budaya bersih dan cinta lingkungan yaitu Lihat Sampah Ambil, Simpan pada Tempatnya Olah Menjadi Kerajinan atau disingkat LISASIPATE OK” Hero pun mengulang kembali dengan bertanya “apa namnya nak. “siswa-siswa pun serentak menjawab dibagian depan dan sebagian dari belakang LISASIPATE OK.

Jadi anakku, sebentar, setelah selesai apel ini, bapak ibu guru piket secara bersama-sama akan mengawasi pembersihan kembali ruangan kelasmu masing-masing sebagai wujud dari pelaksanaan dari program ini.

Hero pun menutup pengarahannya dengan memberikan penegasan, bagaimana anak-anakku, bisa tetap berprilaku tertib, bersih dan rapih dengan tetap menjalankan LISASIPATE dimana saja? Siswa-siswa pun menjawab serentak “siap pak guru”

Hero pun menutup pengarahannya dengan mengucapkan salam”assalamu alaikum warahmatulahi wabarakatuh” Hero pun menyerahkan mik kepada Hari sambil bertanya apakah ada yang mau ditambahkan, Hari pun bergegas mengambil mik sambil berkata, cukup, mari kita arahkan siswa untuk membersihkan kelasnya sebelum belajar,  jawab Hari. Hero menginstruksikan siswa untuk pimpin doa sebelum masuk belajar, ini merupakan budaya yang sudah  sejak lama diterapkan disekolah ini.

Kegiatan pembersihan kelaspun dilakukan oleh siswa-siswa tentunya masih harus dipantau guru, setelah selesai membersihkan, Ani datang menghampiri Hero lalu berkata “capek juga ya” , Hero pun menimpali Ani dengan berkata” in sya Allah bernilai ibadah kegiatan hari ini. Heru pun data berkumpul bersama dengan Hero dan Ani, Heru tiba-tiba memberi usul, bagaimana kita buat buku saku siswa agar siswa lebih disiplin, nanti pada buku itu ada pengurangan pint kalau melanggar termasuk kebersihan ini kata Heru.

Hero dan Ani pun setuju, mereka sepakat untuk membawa ide ini ke rapat sekolah untuk dibahas. Namun karena pandemi Covid -19 menyebabkan rapat-rapat jarang dilakukan. Sehingg belum sempat dibahas di forum rapat sudah tiba pada hari piket mereka lagi pada minggu berikutnya.

Pada hari itu hampir sama dengan di minggu sebelumnya, rutinitas piket mereka sudah jalankan, hari ini giliran Hari yang memberi pengarahan. Hari pun memulai arahannya, dengan mengucapkan terima kasih kepada siswa-siwa, karena ada perubahan yang cukup signifikan dengan kondisi kelas yang mulai tampak bersih di beberapa namun, masih ada beberapa kelas, sudah mulai Nampak terjaga kebersihannya, namun setelah diperiksa dilaci meja masih ada kotoran bekas gelas minuman yang tersimpan disana. Hari pun mulai bertanya” mana kelas X IPS1”, siswa pun angkat tangan, lalu hari bertanya siapa yang masih menyimpan kotoran dilaci, namun siswa taka da satu pun yang mau menjawab. Hari pun melanjutkan arahannya dengan nada agak sedikit keras, pertanda bahwa ini penting” mulai minggu depan jika masih ada yang berprilaku seperti ini maka, akan disurati orang tuanya.

Setelah itu Hari mengingatkan sekaligus memberi penguatan bahwa, kebiasaan ini bukan hanya untuk diruang kelas saja termasuk pada saat kalian latihan dilapangan upacara atau pada saat kalian berada diruang umum atau dirumah sekali pun tetap menerapkan budaya bersih dan cinta lingkungan agar alam kita tetap awet.

Hari pun melanjutkan arahannya. “anak-anakku, mari terus belajar, mulaiakan orang tuamu, kerjakan tugas-tugas yang diberikn bapak ibu gurumu in sya allah sukses akan menantimu, oh ya anak-anakku,  jangan lupa tetap terapkan protocol kesehatan, semoga negeri kita cepat dipulihkan dari ancaman virus covid-19 ini. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian anak-anakku. Jangan lupa tetap jaga kebersihan” dan satu orang pimpin doa, dan Hari pun bertanya “hari ini giliran kelas berapa, siswa pun menjawab X IPS 4 pak, perwakilan kelas pun tanpa disuruh lagi sudah maju untuk memimpin doa, setelah selesai doa Hari pun memberikan apresiasi, “Alhamdulillah semoga diterima doa kita semua aamiin. “ Siswa pun satu persatu meninggalkan tempat apel menuju rung kelas masing-masing.

Setelah selesai semua  siswa-siswa masuk kelas untuk belajar, tim piket Hari, Heru, Hero dan Ani mengadakan pertemuan singkat. Pada pertemuan tersebut disepakati, harus dilibatkan pengurus OSIS untuk melakukan pengawasan setiap pulang sekolah. Hero lah yang ditugasi untuk menyamapaikan hal tersebut pada pengurus OSIS. Hero pun menyusuh salah satu siswa yang keberulan lewat saat itu, “ nak tolong panggilkan ketua OSIS” siswa tersebut menyahut “iya pak” tak lama berselang, ketua OSIS pun datang, Hero pun menyampaikan maksudnya” el ada program untuk menjaga kebersihan yang LISASIPATE OK itu kita hidupkan kembali, jadi kami tadi yang piket hari sepakat untuk menugasi kalian untuk melakukan pengecekkan setiap pulang sekolah kebersihan kelas”  El pun dengan sigap menjawab, siap pak nanti saya dan teman-teman lakukan” Hero  pun memberikan apresiasi kepada El selaku ketua OSIS, “ Bagus nak, jalankan dulu nanti sambil menuggu ada rapat untuk dibicarakan lebih lanjut”

Percakapan mereka pun terhenti dengan bunyi bel tanda pelajaran pertama akan dimulai. “krikkkk, krikkkk. Krikkkk. Hero pun menyuruh El untuk kembali keruan OSIS karena memang pada hari itu bukan giliran belajar untuk dia, namun Hero harus mengajar karena bel sudah bunyi.

 Hari berganti hari, tibalah pada moment piket diminggu berikutnya, hasil rekapan dari OSIS  pun untuk minggu sebelumnya datang dibawakan El kepada tim piket dihari itu, betapa terkejutnya Hero dan kawan-kawan, semua kelas berada pada posisi bersih, dan guru-guru pun memberikan sambutan yang luar biasa karena siswa-siswa yang selama ini mereka rindukan dengan selalu menampilkan budaya dan karakter cinta kebersihan dan keindahan lingkungan telah kembali, Hero, Heru, Hari dan Ani semakin bersemangat untuk menyuarakan ini agar dihidupkan kembali baik pada masa pembelajaran terbatas terlebih pada saat sudah belajar normal.  

Ikuti tulisan menarik HERMAN lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

5 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB