x

Tim Creative Minority SMA Negeri 1 Poto Tano

Iklan

Marwan Arjuli

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Kamis, 2 Desember 2021 15:28 WIB

Tim Creative Minority: Strategi Wujudkan Merdeka Belajar

Artikel ini merupakan gambaran strategi untuk melakukan transformasi pembelajaran demi terwujudnya Merdeka Belajar di SMA Negeri 1 Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar dalam rangka mewujudkna profil pelajar Pancasila adalah tanggungjawab kita bersama, untuk itu semakin banyak yang bergerak semakin baik”

Merdeka Belajar adalah kebijakan terobosan yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, yang bertujuan untuk mengembalikan otoritas pengelolaan pendidikan kepada sekolah dan pemerintah daerah. Otoritas pengelolaan pendidikan diwujudkan dalam bentuk memberikan fleksibilitas kepada sekolah dan pemerintah daerah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, dengan mengacu pada prinsip-prinsip kebijakan Merdeka Belajar yang ditetapkan pemerintah pusat dalam usaha mencapai tujuan nasional pendidikan.  

Kebijakan merdeka belajar memberikan ruang bagi sekolah untuk mengelola program dan anggaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Peraturan Pendidikan selama ini umumnya bersifat kaku dan mengikat, contoh: aturan terkait UN, aturan RPP, aturan penggunaan dana BOS dan lainnya. Peraturan tersebut terbukti tidak efektif untuk mencapai tujuan nasional Pendidikan; Ketidakefektifan pencapaian tujuan nasional Pendidikan terlihat pada hasil belajar siswa di komparasi test internasional (contoh: PISA) yang menunjukkan siswa-siswi kita masih lemah dalam aspek penelaran tingkat tinggi khususnya dalam hal literasi dan numerasi (Buku Saku Merdeka Belajar)  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebijakan Merdeka Belajar yang tidak bersifat kaku dan mengikat (fleksibel) diharapkan dapat mengatasi keragaman kondisi, tantangan dan permasalahan Pendidikan yang berbeda antar sekolah, dengan strategi penyelesaian yang berbeda. Kebijakan Merdeka Belajar dilaksanakan untuk percepatan pencapaian tujuan nasional Pendidikan, yaitu meningkatnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mempunyai keunggulan dan daya saing dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing diwujudkan pada siswa-siswi yang berkarakter mulia dan memiliki penalaran tingkat tinggi khususnya dalam literasi dan numerasi.

nadiem makarim

Merdeka belajar merupakan strategi untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) unggul Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila. Semangat penerapan merdeka belajar agar proses pembelajaran tidak lagi dibatasi oleh kurikulum, tetapi siswa dan guru harus kreatif, untuk menggapai pengetahuan. Merdeka belajar memposiskan kebahagian guru dan siswa, dan kemandirian siswa dalam pembelajaran sebagai perioritas. 

Untuk mewujudkan tujuan dari kebijakan merdeka belajar yaitu terciptanya Profil Pelajar Pancasila, maka mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai salah satu mata pelajaran yang berfokus pada pembentukan karakter warga negara harus berada di garis depan. Pembelajaran PPKn harus melakukan transformasi dalam proses pembelajaran, baik berkaitan dengan sumber, maupun metode pembelajaran. Pembelajaran PPKn sejatinya tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas, tetapi juga di luar kelas. 

Strategi yang dipilih untuk mewujudkan merdeka belajar dalam pembelajaran adalah dengan membentuk tim kerja yang kami sebut “Tim Creative Minority”. Sesuai dengan namanya, Tim “Creative Minority” merupakan sekelompok kecil orang yang diharapkan mampu menggerakkan, menghadirkan ide-ide kreatif, solusi, dan perubahan dalam proses pembelajaran khususnya di SMA Negeri 1 Poto Tano. Tim “Creative Minority” untuk mewujudkan Merdeka Belajar. 

Tim Creative Minority
Tim Creative Minority merupakan tim kerja yang terdiri dari beberapa siswa dan guru yang terbagi dalam 7 divisi yaitu divisi kreatif, divisi videografi, divisi grafis dan photografi, divisi jurnalistik, divisi produksi, divisi pemasaran, dan divisi managemen informasi. Anggota tim ini merupakan siswa-siswa dan guru yang memiliki ketertarikan dan keahlian teknis di bidang digital. Pembentukan Tim Creative Minority di SMA Negeri 1 Poto Tano ditujukan untuk menjadi agen transformasi proses pembelajaran sesuai dengan semangat Merdeka Belajar di masa pandemi covid 19. Keberadaan tim ini diharapkan mampu menjadi “virus baik” dalam mewujudkan transformasi pembelajaran menuju Merdeka Belajar.

Tim Creative Minority 2

Dalam menjalankan perannya sebagai agen transformasi merdeka belajar, Tim Creative Minority ini memiliki 3 peran penting yaitu pertama sebagai influencer, dalam menjalankan peran sebagai influencer tim ini bertugas untuk menggerakkan, merancang, meliput, mendokumentasikan dan mempublikasikan konten-konten pembelajaran bermakna yang mengandung nilai-nilai karekter, budaya dan kearifan lokal melalui media digital sekolah. Kedua, tim ini juga berperan sebagai mitra guru khususnya dalam upaya pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran. Tim ini akan bertindak sebagai tim teknis dalam membatu guru untuk membuat media pembelajaran berbasis digital.

Selain dua peran tersebut, Tim Creative Minority juga memiliki peran sebagai tutor sebaya. Hal ini mengingat para siswa akan lebih mudah belajar hal-hal baru dari rekan sebaya tanpa merasa digurui. Peran tim ini adalah mengimbaskan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan dari aktifitas kreatif dalam tim. Keberadaan tutor sebaya penting untuk mempercepat proses transformasi proses pembelajaran untuk mewujudkan merdeka belajar di SMA Negeri 1 Poto Tano.

Partisipasi Stakeholders Pendidikan
Transformasi pembelajaran untuk mewujudkan semangat merdeka belajar sebagai mana dicita-citakan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim, tidak bisa dilakukan secara parsial tetapi harus dilakukan secara menyuluruh dalam setiap aspek pembelajaran mulai dari tahap perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Prinsip yang harus dipahami bersama bahwa implementasi kebijakan merdeka belajar dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila adalah tanggungjawab kita bersama, untuk itu semakin banyak yang bergerak semakin baik. Guru tidak bisa bergerak sendiri dalam upaya transformasi pembelajaran, perlu partisipasi stakeholders Pendidikan lainnya.

Partisipasi stakeholder inilah yang menjadi alasan mendasar mengapa dalam rangka mewujudkan transformasi pembelajaran untuk mewujudkan merdeka belajar, saya membentuk Tim Creative Minority di SMA Negeri 1 Poto Tano. Aspek yang tidak kalah penting, strategi ini sangat mungkin untuk diduplikasi dan diterapkan di sekolah lain karena untuk menciptakan perubahan kita tidak bisa berharap banyak pada “kerumunan”, dibutuhkan Tim Creative Minority.

Ikuti tulisan menarik Marwan Arjuli lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu