x

Permainan tradisional debokan

Iklan

Dhia Suprianti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Jumat, 3 Desember 2021 20:47 WIB

Bermain Debokan Sambil Belajar Matematika

Permainan tradisional debokan merupakan permainan anak yang dimodifikasi oleh guru untuk menuntun murid belajar matematika dengan materi menghitung jarak pada sebenar, jarak pada peta dan skala. Permainan tradisional debokan mampu membangkitkan antusias, semangat dan kegembiraan pada murid ketika mengikuti pembelajaran matematika sebagai salah satu wujud merdeka belajar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Satu… dua… tiga…” seorang murid mulai menghitung sembari tangan kanan memegang bola kertas berdiameter kurang lebih 15 sentimeter dan tangan kiri memegang penggaris kayu dengan panjang 100 sentimeter. Murid yang lain berhamburan berlarian di arena permainan ( di lapangan sekolah). Murid yang membawa bola kertas berlari mengejar murid yang mengikuti permainan tradisional debokan, begitu sasarannya sudah dekat murid yang membawa bola kertas melemparkan bola kertas tersebut  sampai mengenai murid yang dikejarnya.

“Stop! sudah kena!” Teriak murid yang membawa bola kertas tersebut. Sesuai dengan peraturan permainan yang sudah disepakati bersama begitu bola kertas mengenai bagian tubuh salah satu pemain yang lain dan terdengar teriakan stop maka murid atau pemain yang lainnya spontan berhenti dan berdiam ditempat ketika teriakan stop terdengar, peserta boleh mengambil posisi duduk atau pun berdiri sambil mengangkat kertas putih yang dibawanya.  Setiap murid atau pemain membawa kertas putih yang bertuliskan nama-nama kota atau kabupaten yang ada di Jawa Timur satu murid satu nama kota atau kabupaten.

Langkah permainan selanjutnya yaitu murid yang membawa atau melemparkan bola kertas tadi mendekati murid yang bagian tubuhnya terkena lemparan bola kertas dan mencatat nama kota atau kabupaten yang dibawa murid tersebut, kota atau kabupaten yang tertulis di kertas putih menjadi kota asal. Permainan  dilanjutkan dengan murid yang melempar tadi memilih salah satu murid terdekat untuk diukur jaraknya menggunakan penggaris kayu, sebelum diukur nama kota atau kabupaten yang ada pada kertas putih dicatat terlebih dahulu dan dijadikan sebagai kota tujuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Murid yang melempar bola kertas kemudian keluar arena permainan dan mendatangi murid diluar arena permainan yang membawa kerucut kertas berisikan potongan kertas bertuliskan skala yang berbeda-beda, murid tersebut cukup mengambil satu potongan kertas saja. Sekarang  murid yang tadinya melemparkan bola kertas  sudah berada diluar arena permainan untuk menyelesaikan tugas yaitu menghitung berapa jarak sebenarnya menggunakan skala yang diambil dari kerucut kertas dan jarak pada peta yang sudah murid ketahui melalui menghitung jarak dua pemain yang terkena lemparan bola kertas dengan murid yang lain yang terdekat. Permainan dilanjutkan kembali, sekarang giliran murid yang terkena lemparan tadi yang mengejar pemain lainnya dengan membawa bola kertas dan penggaris kayu, aturan permainan sama dengan yang sudah dijelaskan dilakukan secara berulang sampai murid puas bermain dan belajar atau berhenti sesuai dengan kesepakatan waktu yang sudah guru dan murid sepakati.

Permainan  tradisional debokan ini membuat murid jadi antusias dan semangat mengikutinya. Hal ini terlihat salah satunya dari murid yang keluar arena permainan dan harus menyelesaikan menghitung jarak sebenarnya dengan penuh semangat dan lebih cepat menyelesaikan tugasnya, semakin cepat murid tersebut menyelesaikan tugas menghitungnya lebih cepat pula murid tersebut bisa segera bergabung kembali dengan permainan tradisional debokan bersama teman-temannya tentunya hasil hitungannya harus benar baru bisa bergabung kembali untuk bermain debokan.

Permainan tradisional debokan ini merupakan hasil kreatifitas guru melakukan modifikasi pada permainan tradisional debokan, debokan awalnya hanya melempar bola kertas sambil berlari mengejar pemain yang lain sekarang permainan debokan di modifikasi guru agar dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar matematika yang berkaitan dengan skala. Permainan tradisional  memiliki banyak manfaat terutama untuk anak, permainan tradisional dapat digunakan sebagai wahana untuk memberikan pendidikan, menyehatkan jasmani anak, ketika melakukan permainan tradisional akan mampu meningkatkan kepekaan sosial pada anak, interaksi antar anak yang satu dengan anak yang lainnya akan mampu membentuk karakter dan kepribadian anak. Banyak pesan moral yang bisa didapatkan anak salah satunya anak dilatih untuk sportif dan berbesar hati ketika mengalami kekalahan. Belajar sambil bermain diyakini akan mampu membuat hati anak sangat bergembira dan rileks sehingga akan mudah bagi guru menuntun anak untuk memahami apa yang sedang dipelajari terutama pada materi pembelajaran matematika yang selalu dianggap momok (hantu) bagi sebagian besar murid.

Permainan tradisional debokan sambil belajar matematika akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menggembirakan bagi murid serta dapat diterapkan ketika masa pandemi karena permainan ini tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu murid tetap menggunakan masker, dilakukan di ruang terbuka dan jaga jarak. Belajar sambil bermain sejalan dengan sistem among yang digagas oleh KHD (Ki Hajar Dewantara)  dimana KHD memberikan kemerdekaan lahir dan batin kepada setiap murid. Guru menuntun murid agar dapat mencapai perkembangan secara sadar dan alami sesuai dengan kodratnya  tanpa merasa tertekan dan terpaksa. Guru yang mampu menghadirkan kegembiraan pada murid dan berupaya menumbuh kembangkan murid menjadi anak yang pintar dan  tidak bergantung pada bantuan orang lain itu artinya guru sudah mampu mewujudkan dan menuntun murid berjiwa merdeka.

Ikuti tulisan menarik Dhia Suprianti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu