x

Iklan

Anggar Ratman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 November 2021

Jumat, 3 Desember 2021 20:48 WIB

Merekonstruksi Pembelajaran Untuk Generasi Z


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Digitalisasi yang meliputi berbagai sektor telah mempengaruhi kondisi pendidikan dan pembelajaran. Guru sudah tidak lagi memiliki peran sebagai satu-satunya sumber informasi dalam kegiatan belajar. Saat ini adalah eranya banjir informasi dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Guru memikili peranan sebagai fasilitator, pendamping, dan memberi penguatan.

Belum selesai dengan perubahan kurikulum yang membawa konsep pendekatan saintifik tuntas ditunaikan, ada kondisi pandemi yang mengharuskan belajar dilakukan tidak dengan kelas klasikal. Belajar yang tidak lagi menyuguhkan ruang-ruang kelas, berhadapan dengan guru secara langsung, dan interaksi antar siswa. Hal ini sebenarnya relevan dengan cita-cita pendekatan saintifik tersebut. Kita tahu dalam tahapan saintifik terdapat proses dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Proses yang jika sudah terbentuk menjadi ekosistem belajar diharapkan menumbuhkan sikap ilmiah berupa kemandirian belajar.

Generasi ini sudah sangat terbiasa dalam menggunakan berbagai jenis perangkat dengan aplikasi didalamnya. Sayangnya ada hal krusial yang terlompati yaitu literasi. Literasi tidak hanya sekedar baca tulis sebagai modal dasar tetapi seharusnya sudah sampai pada literasi digital. Fenomena ujaran kebencian, berita palsu, dan judul besar post truth sebenarnya hanyalah ketidaksiapan generasi ini untuk menerima sebuah informasi yang begitu cepat. Ruang-ruang untuk mengekpresikan juga dibuka seluas-luasnya sampai setiap orang bisa membuat siarannya sendiri untuk menyampaikan apapun yang ingin ia utarakan. Akibatnya jika tidak disiapkan dengan bekal literasi dan kekuatan karakter dampak negatifnya akan mempengaruhi generasi ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa hal yang mungkin bisa diupayakan hari ini selain mendorong kembali penguatan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran adalah penerapan strategi yang cocok dengan pola pikir generasi Z. Pendidikan bukan lagi diajarkan, ruang-ruangnya seharusnya menjadi tempat untuk menyerap dan mengejar yang ingin diketahui. Kompetensinya juga harus mengarahkan pada konteks sosial. Kalau generasi ini memang akrab dengan gadget dan berbagai aplikasi maka pembelajaran pun harus memanfaatkan teknologi tersebut. Penguatan literasi bisa dimulai dengan kombinasi pendidikan di keluarga dan masyarakat. Keseimbangan untuk mewujudkan generasi literat dapat dimulai dengan orangtua yang memilihkan buku bacaan untuk anaknya.

Seringkali ketika berbicara pendidikan karakter selalu mengkaitkan dengan kearifan lokal. Perlu dimaknai kembali bahwa kebijaksanaan itu sifatnya universal. Orangtua dan Guru memegang peranan penting untuk juga mau belajar tentang hal warisan budaya tak benda berupa bahasa, adat, adab, dan kebiasaan sebagai bentuk upaya keteladanan.

Ikuti tulisan menarik Anggar Ratman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

6 jam lalu

Terpopuler