Pandemi Covid-19 ini merubah segala aspek kehidupan di dunia, salah satunya pada pendidikan. Seluruh kegiatan harus berubah secara drastis, semula kegiatan pembelajaran tatap muka, berubah menjadi tatap layar, dari belajar di sekolah menjadi belajar di rumah. Hal ini sangat mengejutkan bagi guru, siswa dan juga orang tua siswa. Terutama bagi guru hal ini serasa sangat berat, karena seorang guru harus memastikan supaya siswa-siswa nya tetap belajar bersama walaupun di tempat yang berbeda. Guru harus kreatif mempersiapkan pembelajaran di rumah yang menarik, menyenangkan , sehingga siswa dapat berjiwa mandiri kreatif dalam situasi kondisi dan keterbatasan yang ada. Belum lagi masih banyak kendala yang terjadi ketika Belajar di Rumah antara lain, tidak semua siswa dan orang tua yang piawai menggunakan media online, belum lagi yang ekonominya pas-pasan , gawai yag hanya dimiliki orang tua, kuota yang tidak semua mampu membeli, sinyal yang tidak stabil di beberapa daerah.
Dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, sebenarnya dapat dikatakan sebagai peluang dalam dunia pendidikan memasuki abad ke- 21 karena dengan ini menuntut semua pihak baik guru, siswa, dan orang tua siswa untuk dapat memanfaatkan tekhnologi yang begitu cepat berkembang seiring dengan industry 4,0 dengan harapan setelah masa pandemi Covid-19 berakhir, semua pihak sudah terbiasa dengan sistem ini semua.
Untuk mendukung Merdeka Belajar, baik pihak pemerintah maupun swasta sudah menyediakan berbagai aplikasi media pembelajaran. Pada awalnya , selain aplikasi WhatsApp, Kahoot, quizizz, goggle form, dan video pembelajaran via chanel YouTube, saya juga menggunakan platform seesaw class untuk mengkoordinir semua pemberian tugas dan juga pengiriman tugas siswa. Tapi ternyata tidak semua siswa dapat menggunakan aplikasi seesaw class dikarenakan aplikasi seesawclass memerlukan download dan sudah tidak bisa ditambahkan lagi ke dalam gawainya, sehingga akhirnya saya menggunakan Grub WhatsApp terstruktur dalam arti masing-masing mata pelajaran dibuatkan Grup WhatsApp tersendiri supaya tidak campur aduk dengan mata pelajaran lainnya.
Dalam melaksanakan Merdeka Belajar ini ,berbagai masalah dan kendala pasti ada namun kita harus mencari solusinya, dan solusi terbaik adalah berusaha melakukannya. Dengan mengikuti webinar webinar yang diadakan Kemdikbud, Pendidikan Guru Penggerak, Merdeka Belajar yang berpusat pada siswa harus kita terapkan. Belajar dimanapun , kapanpun dan dengan siapapun ini yang harus dikembangkan dan diterapkan kepada anak didik kita. Dalam pendidikan guru penggerak, kita menjadi tahu nilai dan peran apa yang harus ada dalam diri seorang pendidik, dan hal ini banyak memberikan pencerahan dan berbagai solusi untuk permasalahan yang ada. Pemberian tugas yang berlebih dan hanya sekedar tugas pada siswa akan membuat siswa semakin tertekan. Dengan berkomunikasi dan wawancara yang baik dengan orang tua dan siswa kita akan tahu bagaimana kebiasaan, kondisi siswa dan orang tua siswa sehingga dapat menentukan berbagai strategi dan model pembelajaran yang efektif, menarik, menyenangkan tanpa memberikan beban berlebih siswa dan orang tua siswa , waktu pengumpulan tugas disesuaikan dengan kondisi siswa dan orang tua siswa yang bekerja, bentuk tugas juga disesuaikan dengan bakat, minat serta kreatifitas siswa yang banyak menekankan lifeskill yang bermanfaat untuk siswa. Mengontrol kegiatan pembiasaan yang harus dilaksanakan setiap hari dengan cara setiap hari siswa diminta setor dokumentasi kegiatan sehari-hari mereka dalam bentuk kolase menarik sesuai kreasi siswa pembiasaan yang harus dilakukan dan didokumentasikan siswa antara lain, kegiatan beribadah, olah raga atau berjemur setiap pagi, kegiatan Belajar di Rumah, kegiatan menjaga kebersihan rumah, membantu orang tua, dan lain sebagainya. Dan sebagai apresiasi untuk siswa yang aktif, kreatif mandiri ,setiap awal bulan, anak-anak yang rajin mengikuti pembelajaran mendapatkan hadiah berupa alat tulis. Hal hal ini lah yang yang awalnya memaksa siswa sebagai tugas, lama kelamaan menjadi pembiasaan tanpa beban bagi siswa.
Dalam Pelaksanaan Belajar di rumah kami menggunakan pendekatan blended learning. Beberapa siswa yang tidak mempunyai dan tidak terbiasa dengan HP membentuk kelompok kecil berdasarkan jarak rumah, yang akan mengambil tugas-tugasnya dengan jadwal yang saya berikan atau saat jadwal kunjung. Untuk siswa yang belajar dari rumah dengan daring juga dibuat kelompok belajar kecil sesuai jarak rumah. Di dalam pembelajaran daring, saya lebih banyak menggunakan video pembelajaran via YouTube Chanel karena berdasarkan hasil diagnosis awal, melalui komunikasi dan wawancara dengan orang tua siswa, sebagian besar konten yang dilihat siswa pada gawainya adalah game dan Youtube, sehingga mau tidak mau, sebagian materi pembelajaran, saya buat video pembelajaran via YouTube chanel dengan banyak menggunakan beberapa animasi animasi yang tertuang dengan harapan dapat menarik dan menyenangkan bagi siswa. Segala bentuk tes dan evaluasi saya aplikasikan kedalam bentuk kuis kahoot, quizizz baik live ataupun sebagai penugasan. Alhamdulillah dengan cara ini hasil belajar siswa meningkat tanpa mereka sadari. Bahkan tak disangka pengakuan dari beberapa siswa yang membuat saya trenyuh adalah, “ Pembelajaran yang Bu Ani berikan menyenangkan dan seperti tidak belajar, ulangan seperti tidak ulangan dapat hadiah pula”, kata mereka. Model pembelajaran yang sering saya gunakan adalah model pembelajaran Project based Learning terintegrasi dalam STEAM (science, technology, engginering, Art and Mathematic). Karena dengan Pembelajaran projct based learning yang terintegrasi dalam STEAM ini selain menumbuhkan budaya literasi numerasi juga dapat mengasah siswa untuk berpikir kritis, kreatif dalam pemecahan berbagai permasalahan sehari-hari siswa , selain itu juga dapat mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, berkolaborasi dan mengaplikasikan. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, bertanggung jawab, berketrampilan sosial dan berkomunikasi sesuai perwujudan Profil Pelajar Pancasila sehingga siswa dapat menyelesaikan suatu project berupa produk dari pemanfaatan berbagai teknologi yang sudah mereka miliki. Selain itu dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan rasa gembira dengan materi yang bermakna dan berbobot
Salah satu materi pembelajaran yang saya berikan adalah Buat Jamu Awet Gembrot ( Membuat Jajanan Murah Alami Awet dengan rasa gembira dan materi berbobot, dengan model pembelajaran Project based Learning yang terintegrasi dalam STEAM di kelas VI Tema 2, Ketahanan Pangan dari Modul Literasi Numerasi. Saya menggunakan pembelajaran ini karena sebagian besar orang tua siswa terutama ibu-ibu dari siswa banyak yang hobi berjualan jajanan, bahkan beberapa diantaranya berprofesi sebagai penjual jajanan pasar, hal ini berdasarkan diagnosis awal yang telah kami lakukan sehingga kami dapat mengetahui, kebiasaan siswa dan orang tua siswa, sehingga hal ini memudahkan dalam pemberian tugas kepada siswa , sehingga orang tua nyaman siswapun juga senang . Strategi pembelajaran yang saya lakukan adalah 1) membentuk kelompok belajar berdasarkan jarak rumah, anak anak yang tidak mempunyai gawai masuk ke kelompok kecil siswa yang sudah terbiasa dengan gawai supaya dibantu ketua kelompok dalam pengiriman tugasnya. Setiap ketua kelompok belajar diberikan bantuan berupa kartu perdana dan kuota Internet hal ini sudah saya lakukan sebelum adanya kuota internet dari pemerintah, dengan tujuan pembelajaran dirumah tetap dapat dilaksanakan. Dan dengan adanya kuota bantuan yang pemerintah berikan Alhamdulillah sudah sangat meringankan beban kami. 2) Membuat Grub WhatsApp berdasarkan Mapel yang ada untuk memudahkan komunikasi dan penggiriman tugas tidak bercampur aduk. 3) Pada awal pembelajaran penyampaian salam serta absensi serta menanyakan kondisi kesehatan pada siswa, saya juga memastikan anak anak sudah melakukan hal-hal sebelum pembelajaran dimulai yaitu mandi, memakai pakaian atau seragam yang ditentukan bersih dan rapi,sarapan pagi, berdoa sebelum belajar dan menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu nasional yang ditentukan. 4) Sedikit menyampaikan materi yang pernah dipelajari sebelumnya. 5) Penyampaian materi yang akan dipelajari. 6) menyampaikan tujuan pembelajaran saat ini. 7) Penyampaian cara penilaian dalam proses pembelajaran. 8) Siswa mengerjakan kuis kahoot live sebagai pre tes. Berdasarkan pantauan dengan menggunakan kahoot atau quizizz siswa mengerjakan soal tanpa beban karena merasa memainkan sebuah game. 9) setiap siswa mengirimkan hasil scorenya untuk diberikan umpan balik .
Selanjutnya di dalam kegiatan inti pertama siswa diminta menyimak video pembelajaran melalui link YouTube tentang proses pembuatan beberapa makanan yang sudah saya buat dan bagikan melalui WhatsApp grup untuk memperdalam materi, termasuk contoh soal, LKS serta berbagai informasi terkait dengan pembelajaran dan project yang akan dilakukan. Kedua, Siswa dibantu orang tua membuat berbagai makanan olahan hasil kreasi bersama orang tua. Selanjutnya siswa melaporkan seluruh proses pembuatan makanan sesuai dengan petunjuk dan kriteria penilaian yang mengacu pada STEAM antara lain bahan dasar karbohidrat yang diperlukan, alat yang digunakan, cara pembuatan, cara pengemasan sehingga menarik untuk dipasarkan, penghitungan biaya produksi dan keuntungan secara matematika, promosi dan cara pemasaran yang dilakukan siswa berupa video ataupun photo dokumentasi.
Pada akhir pembelajaran siswa menyimpulkan, memberikan testimony atau pendapat orang tua atau siswa terhadap materi pembelajaran selanjutnya siswa mengerjakan postes dalam bentuk kuis pada aplikasi Quizizz. Doa dan salam sebagai penutup pembelajaran.
Gambar 1
Membuat Kue Gethuk
Semua proses pembuatan makanan dan segala aktivitas yang berkaitan dengan project ditulis dalam buku project. Setiap siswa mempunyai buku project. Selanjutnya siswa mengapload tugasnya ke Group WhatsApp
Berdasarkan hasil pretes dan postes yang sudah siswa kerjakan. Dan juga pendapat orang tua dan siswa. Melalui model pembelajaran Project based learning yang terintegrasi dalam STEAM, berdampak positif pada hasil yang dicapai siswa. Dari hari ke hari Alhamdulillah keterampilan siswa dalam segala aspek juga semakin berkembang. Setiap pembelajaran baru siswa dan orang tua siswa antusias mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa merasa senang, semangat dan tidak merasa terbebani ,siswa lebih mandiri, peduli empati berkolaborasi , membantu teman yang membutuhkan bantuan termasuk dalam pengiriman tugas siswa tidak memilikii HP. Keterampilan berkomunikasi siswa juga berkembang. Salah Satu komentar dari orang tua siswa antara lain” Kami senang dengan pembelajaran yang Bu Ani berikan. Banyak hal-hal baru yang bisa kami dapatkan, terimakasih atas semua bimbingannya kepada anak-anak kami”.
Tantangan dan hambatan pasti ada. Solusi terbaik adalah berusaha melakukannya. Tak harus menjadi Matahari, menjadi guru sebagai pelita penerang gulita adalah tugas yang sangat mulia. https://youtu.be/oZ2y8z_Hh9M
Ikuti tulisan menarik Ani Kholifatul Khoir lainnya di sini.