x

Iklan

Yunita Indriani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Sabtu, 4 Desember 2021 20:49 WIB

Implementasi Pentahelix untuk Merdeka Belajar

Tantangan di depan mata tripusat pendidikan adalah penyesuaian yang fast track. Tak bisa menunda sekian hari dan bulan. Diperlukan generasi yang siap beraksi. Mengingat pendidikan bukanlah hal sepele. Realitas yang dapat diejawantahkan yaitu tripusat pendidikan memahami konsepsi pentahelix yang representatif di sekolah. Hadirnya pentahelix pada tripusat pendidikan akan menjadi supra-sistem bagi pendidikan Indonesia, utamanya dalam implementasi merdeka belajar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembelajaran di sekolah dasar mengalami learning loss di masa pandemi covid-19, siswa tidak semangat belajar sebagaimana hasil penelitian dari KPAI tahun 2020. Keputusan belajar daring memang tidak dapat dipungkiri banyak memberi pilihan. Namun belum terpenuhinya aspek yang berkaitan dengan pembelajaran seperti keterlibatan siswa secara aktif di dalam kelas daring.

Kegagalan membelajarkan kepada siswa bukan terletak pada aspek materi ajar. Akan tetapi kegiatan belajar cenderung monoton dan tidak terkonsep. Sementara siswa membutuhkan materi ajar yang relevan dengan kondisi saat ini.

Dari sekian problematika pembelajaran daring yang terhubung dengan merdeka belajar. Maka harus ada pelaksanaan tripusat pendidikan yang sangat penting. Mewujudkan tripusat pendidikan yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan merdeka belajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Akselerasi Mulai Pentahelix

Kehadiran konsep pentahelix di sektor pendidikan sangat dibutuhkan untu memberikan ruang kreatif bagi terwujudnya tripusat pendidikan yang komprehensif. Akselerasi dari pentahelix ini memberi angin segar bagi terciptanya pembelajaran yang merdeka.

Pentahelix dapat menghadirkan merdeka belajar yang konstruktif. Pertama, pemerintah yang memberikan kebijakan serta mengimplementasikan merdeka belajar di seluruh satuan pendidikan, hadirnya merdeka belajar akan memberikan citra baru bagi keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Kedua, akademisi, guru dan tenaga pendidikan menjadi pelopor menghadirkan pendidikan yang nyaman, aman, dan sehat. Basis dari pendidikan terbaik bahwa guru hadir tidak hanya di kelas, namun guru bersama siswa selama proses belajar sepanjang hayat.

Ketiga, bisnis, yang dimaksudkan adalah peranan dunia industri dan dunia usaha saat ini sangat penting, peningkatan vokasi di sekolah sebagai wujud pengembangan keterampilan hidup bagi siswa. Penunjang pembelajaran di luar kelas untuk mengarahkan siswa dapat memilih dan meningkatkan keterampilannya. Keempat, masyarakat, peranan masyarakat sangat vital. Hadirnya masyarakat bukan sekadar untuk menyekolahkan anaknya, namun input atau saran dari masyarakat terkait pembelajaran di sekolah menjadi paling utama. Sebab masyarakatlah sebagai bagian dari merdeka belajar.

Kelima, media. Terlepas dari mudahnya media sosial, namun media cetak dan media online sangat dibutuhkan dalam rangka menyebarluaskan hasil publikasi kegiatan dari sekolah, masyarakat, dan orang tua. Media pula yang dapat mengembangkan frame pendidikan merdeka belajar.

Dari kelima akselerasi ini dengan demikian, akan terkonsep bahwa pentahelix di bidang pendidikan sangat mendorong ekosistem pendidikan merdeka belajar yang konstruktif, efektif, dan elaboratif.

 

 

Tantangan Kurikulum

Dampak positif perubahan kurikulum di sekolah menjadikan tripusat pendidikan semakin bersinergi. Terlepas dari gunjingan jargon lama ganti Menteri, pasti ganti kurikulum. Namun kurikulum hadir untuk menjawab tantangan zaman.

Sementara itu tripusat pendidikan harus berkolaborasi untuk menghadirkan proses pembelajaran yang tidak sekadar dibebankan kepada guru, melainkan ada sinkronisasi antara sekolah, guru, orangtua dan masyarakat.

Oleh sebab itu, tripusat pendidikan saling berkolaborasi dalam mewujudkan merdeka belajar. Yang tak kalah pentingnya, ketika penerapan kurikulum baru ini, maka tripusat pendidikan harus bersedia untuk saling memberi kontribusi yang nyata.

Selama ini kesenjangan pada tripusat pendidikan sangat merugikan, maka hadirnya pentahelix bukan sekadar jargon. Namun membangun mental pendidikan yang terbaik, akan terlahir konsep pendidikan yang menjawab tantangan zamannya.

Tantangan di depan mata tripusat pendidikan adalah penyesuaian yang fast track. Tak bisa menunda sekian hari dan bulan. Diperlukan generasi yang siap beraksi. Mengingat pendidikan bukanlah hal sepele. Realitas yang dapat diejawantahkan yaitu tripusat pendidikan memahami konsepsi pentahelix yang representatif di sekolah. Hadirnya pentahelix pada tripusat pendidikan akan menjadi supra-sistem bagi pendidikan Indonesia, utamanya dalam implementasi merdeka belajar. (*)

 

Ikuti tulisan menarik Yunita Indriani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler