x

Salah seorang siswa SMAN 1 Merawang Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sedang menyelesaikan tugas Matematika di depan kelas. (Foto: Dok/ Yersita)

Iklan

Yersita

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Sabtu, 4 Desember 2021 20:52 WIB

Merdeka Belajar Matematika

Ketika siswa mengklaim dirinya tidak menyukai matematika atau saya istilahkan “not math person”, hal ini mengindikasikan bahwa mereka merasa matematika berada diluar, bahwa matematika tidak menjadi milik mereka.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

MERDEKA belajar menjadi salah satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mas Nadiem Makarim yang bertujuan agar para guru dan siswa mendapatkan suasana yang bahagia saat belajar. Namun sebagai seorang guru, saya menyadari bahwa mengajarkan mata pelajaran matematika tidaklah mudah. Banyak siswa yang tidak suka dan tidak bahagia saat belajar matematika. Ketidaksukaan itu membuat mereka enggan melakukan berbagai hal terkait matematika. Menurut pandangan mereka bahwa pelajaran matematika hanya berkaitan dengan rumus-rumus dan hitungan yang memusingkan kepala. 

Ketika siswa mengklaim dirinya tidak menyukai matematika atau saya istilahkan “not math person”, hal ini mengindikasikan bahwa mereka merasa matematika berada diluar, bahwa matematika tidak menjadi milik mereka. Saat siswa mengatakan bahwa dia “not math person” ini mengartikan bahwa mereka melihat matematika tidak berguna dalam praktik kehidupan mereka sehari-hari, matematika tidak dapat membantu mereka menafsirkan dan menjelajahi dunia.

Hal ini diakibatkan kelas-kelas matematika yang selama ini hadir meniadakan logika atau nir-nalar. Siswa hanya tahu bahwa 2 x 3= 6 tanpa tahu maknanya. Bahkan beberapa tahun yang lalu sempat heboh kasus surat seorang kakak kepada guru. Guru tersebut memberi nilai 20 pada PR adiknya. Padahal menurut sang kakak, jawaban adiknya benar. Inilah yang membuat siswa kita hanya menjadi mesin penghapal, mereka tidak memahami konsep matematika karena kelas-kelas matematika meniadakan hal tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelas matematika yang hadir membuat anak-anak terbiasa mengerjakan soal tanpa makna, lalu saat tidak tahu-siswa akan mengatakan jika dirinya “not math person”. Menurut dosen HGSE Noah Heller, gagasan bahwa ada “math person” dan “not math person” berdasarkan konstruksi sosial bukan pada karakteristik yang melekat pada diri mereka. Ini berdasarkan pada keyakinan bahwa kecerdasan matematika bersifat tetap bukan sesuatu yang berkembang dan bertumbuh dengan ketekunan dan kerja keras serta semangat untuk terus belajar. Gagasan ini masih berguna bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran di kelas yang menumbuhkan ketekunan siswa-siswanya.

Lalu apa yang saya lakukan untuk merubah mindset siswa-siswa di SMAN 1 Merawang saya saat mengajarkan matematika, agar mereka menyadari pentingnya belajar matematika dan menumbuhkan ketekunan mereka? Saya awali dengan cerita terlebih dahulu kepada mereka. Cerita ini bisa beragam, bisa disesuaikan dengan kemampuan guru dan pengetahuan mereka.

Guru-guru dapat bercerita mengenai pengalaman pribadi terkait matematika. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran kepada mereka tentang pentingnya matematika bagi kehidupan mereka. Selain itu, guru-guru harus paham apa manfaat setiap materi yang mereka ajarkan di kelas. Hampir semua materi pada mata pelajaran matematika memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
 
<--more-->

Salah satu contoh pelajaran perbandingan senilai atau berbalik nilai pada materi matematika di SMP. Guru dapat memulai dengan bertanya-jika membaca setiap hari apakah lembaran buku yang dibaca semakin banyak atau sedikit? Lalu guru-guru bisa bermain angka setelah mereka menjawab. Bagimana dengan pekerjaan proyek, “Andai Aldi nanti menjadi kontraktor yang mengerjakan proyek jalan tol. Pekerjaan mana yang lebih cepat selesai, sedikit tukang atau banyak tukang? Baru kemudian masukkan dengan angka. Sehingga mereka menyadari bahwa belajar itu ternyata berguna jika kelak mereka jadi kontraktor atau pimpinan proyek.Saya terkadang membuat tokoh cerita dengan nama siswa agar mereka merasa sang guru ingat dengan nama mereka.

Kisah-kisah tersebut dapat berlanjut pada kisah lain yang terkait dengan kompetensi dasar yang akan kita pelajari. Trigonometri dapat digunakan untuk mengukur ketinggian dan kedalaman suatu benda yang tidak bisa dijangkau dengan meteran. Persamaan diferensial bahkan begitu banyak manfaatnya bagi dunia pemodelan matematika. Kita bisa menentukan suku bunga, besarnya bunga pinjaman di bank, mengukur pertumbuhan penduduk, menghitung lamanya umur suatu lukisan, bahkan persamaan diferensial berguna untuk memperkirakan waktu kematian seorang korban.

Bukankah kita pernah mendengar di televisi atau saat membaca novel misteri-kata-kata,“Kami sudah berhasil menentukan waktu terjadinya pembunuhan. Berdasarkan hasil forensik sepertinya korban meninggal pukul 07.35 WIB.” Ternyata waktu menentukan waktu kematian itu menggunakan persamaan diferensial. Meskipun ada beberapa materi matematika yang tidak bisa kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Namun semakin sering kita memberikan gambaran akan manfaat matematika kepada siswa kita, yakinlah suatu saat mereka akan menyadari pentingnya belajar matematika dan berkata bahwa saya adalah “math person”.

Langkah kedua yaitu hadirkan permasalahan di kelas matematika. Sebagai contoh, siswa jangan langsung diberikan rumus barisan aritmatika atau geometri. Hadirkan pola yang membuat mereka menemukan sendiri rumus tersebut. Kekuatan utama dalam penemuan maupun pembelajaran matematika justru terletak pada imajinasi dan intuisi, yang selanjutnya dikonfirmasidan dibuktikan melalui penalaran logis dan deduktif. Bukankah dengan begitu kita sedang memerdekakan mereka berpikir, menentukan sendiri penyelesaian dari masalah yang kita hadirkan di kelas. Lakukan hal ini pada materi-materi yang lain, sehingga siswa terbiasa menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang mereka temui.

Langkah ketiga yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang kooperatif. Saat mereka belajar mendiskusikan strategi pemecahan masalah. Tentu mereka akan menemukan hal-hal baru dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pelajaran matematika di kelas selama ini sering kali dibuat untuk menilai hasil, benar atau salah. Tekankan bahwa pembelajaran matematika bukan hanya sekedar hasil, tapi proses yang terpenting. Dalam proses tersebut, kita akan menemukan berbagai kemungkinan jawaban dari siswa. Bantu siswa untuk menemukan cara baru dalam mendekati masalah dan kemampuan untuk mempertahankan penemuan mereka, inilah yang dinamakan merdeka belajar matematika.

<--more-->

Meskipun mereka belum menemukan jawaban yang benar, namun penghargaan akan penemuan siswa tersebut membuat mereka tidak akan takut lagi belajar matematika. Dorong terus partisipasi mereka untuk terus belajar. Guru perlu membingkai jawaban yang salah sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai penilaian kemampuan sumatif. Di saat siswa telah berpartisipasi, siswa tersebut tidak perlu merasa takut jika jawabannya salah-cukup yakinkan mereka bahwa membagikan pekerjaan tersebut akan membantu mereka mengarahkan ke arah yang benar.

Langkah selanjutnya, ciptakan ruang kelas matematika yang nyaman dan menyenangkan. Selama ini ruang kelas matematika terkesan menyeramkan. Guru-guru matematika cenderung galak. Meskipun ada guru yang tidak galak, tetapi karena kesan matematika terlanjur menyeramkan membuat mereka menganggap guru matematika juga menyeramkan. Belajar matematika jangan terpaku di dalam ruang kelas, siswa dapat belajar dari lingkungan sekitar. Sekali-kali ajak mereka untuk belajar di luar ruangan.

Guru harus terus membantu siswa agar siap dan bersemangat mempelajari konsep-konsep baru dalam matematika. Saat siswa telah merasa nyaman, senang dan bersemangat belajar matematika, akhirnya kelak mereka akan merasa sebagai “math person” karena menyadari pentingnya belajar matematika dalam kehidupan mereka. (*)
 

Yersita
Guru Matematika SMAN 1 Merawang, Kabupaten Bangka

 

Ikuti tulisan menarik Yersita lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler