Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mewarnai kehidupan manusia baik dalam bekerja, bersosialisasi di seluruh aspek baik ekonomi, budaya, seni, maupun pendidikan. Saat ini pembelajaran di sekolah mau tidak mau, suka tidak suka harus sesuai dengan kemajuan teknologi di abad 21. Abad ini ditandai dengan adanya revolusi digital atau industri 4.0 seiring dengan fenomena kreativitas, inovasi dan jejaring sebagai sumber daya strategis. Bagi pendidik yang proses pembelajarannya hanya memberikan fakta, prosedur, aksioma, teori akan dikatakan sebaga pendidik yang gaptek, jadul dan kurang menarik bagi siswanya. Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi. Bahkan siswa bisa memperoleh informasi yang diinginkan mereka setiap saat, di mana saja dan kapan saja, menggunakan berbagai aplikasi yang ditawarkan dunia maya.
Sebagai generasi digital, peserta didik sangat piawai memanfaatkan teknologi informasi tanpa diajari guru atau orang tua. Sehingga pada akhirnya mereka akan menjadi generasi mekanis atau robotis. Yaitu cerdas dalam berteknologi namun tanpa sebuah pembimbingan guru atau orang tua bisa terjadi mereka tumbuh tanpa memiliki karakter dan nilai budaya bangsa, agama dan nilai moral seperti yang disyaratkan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Ki Hajar Dewantara menjelaskan tujuan pendidikan dalam bukunya Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka seri Pendidikan, beliau menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Peran guru dalam abad ini yang mendukung merdeka belajar siswa dan guru mestinya adalah :
- Sebagai pembimbing.
Peran guru hebat di abad ini bukan sekedar transfer knowledge namun juga membimbing siswa agar berkembang sesuai tahap perkembangan psikologinya. Menemani peserta didik dalam mengolah informasi dari dunia maya, mengorganisasi informasi serta mengkomunikasikannya dengan baik. Menanamkan nilai-nilai karakter agar peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang beretika, estetika, memiliki kepedulian tinggi terhadap sosial dan lingkungan. Peran membimbing menurut Ki Hajar Dewantara adalah sebagai pamong. Seorang pendidik sebagai ‘pamong’ hendaknya memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
- Sebagai kolaborator
Guru sebagai kolabolator artinya dalam proses belajar mengajar ada interaksi timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan belajar secara harmonis. Dalam kolaborasi guru dengan siswa, siswa berani bertanya, menyampaikan gagasan, bersifat kritis dan menjadikan guru sebagai tempat berbagi untuk penyelesaian masalah yang dihadapinya. Suasana belajar yang kondusif akan terbangun dengan sendirinya saat guru mampu membangun keharmonisan dalam bentuk diskusi, curah gagasan atau bentuk pembelajaran lainnya. Guru hebat semestinya mampu menjawab pertanyaan kritis atau memberikan solusi permasalahan peserta didik dalam upaya menjalin kolaborasi.
- Sebagai inspirator
Mengajar yang menginspirasi peserta didik adalah mampu menumbuhkan kreativitas berpikir siswa. Mampu menumbuhkan semangat peserta didik untuk terus mengembangkan potensinya sesuai keunikan masing-masing. Guru yang inspiratif mampu menginspirasi peserta didiknya untuk berpikir progresif. Menginspirasi sekian banyak peserta didiknya untuk terus menimba ilmu pengetahuan sepanjang hayat. Guru inspiratif akan menjadi sumber membuka cakrawala masa depan di tengah-tengah himpitan sosial kehidupan masyarakat yang majemuk.
- Sebagai inovator pembelajaran
Menjadi pembelajar sepanjang hayat abad ini adalah keniscayaan. Belajar melalui buku-buku yang banyak mengupas tentang teknologi pembelajaran, media pembelajaran, internet untuk pembelajaran banyak ditemukan juga di google maupun youtube. Tutorial membuat aplikasi pembelajaran, penilaian pembelajaran berbasis teknologi, bahkan video tutorial membelajarkan materi tertentu tersedia dalam chanel youtube. Semua kemudahan ini sangat membantu guru untuk berinovasi dalam kelas pembelajaran masing-masing. Pemilihan sumber belajar cetak, elektronik maupun digital, pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan abad 21, pemilihan strategi pembelajaran membutuhkan kecerdasan seorang guru dalam berinovasi.
Inovasi pembelajaran seorang guru akan memperkaya pengalaman belajar peserta didik (learning experience). Satu hal yang perlu dipahami bahwa peserta didik harus memhami hubungan antara ilmu yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata. Sehingga inovasi guru juga harus mendasarkan pada kontekstual teaching and learning.
Untuk berperan sebagai pembimbing, kolaborator, inspirator dan inovator seperti paparan di atas, bagaimana sahabat guru menyikapinya?
Pertama, seorang guru di tuntut untuk memperkaya diri dengan berbagai referensi terkait konten pembelajaran baik dari internet, buku, media massa maupun sumber informasi lain. Sehingga bisa berperan sebagai sumber belajar bagi siswanya.
Kedua, seorang guru perlu membekali diri dengan kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga mampu mengintegrasikan ke dalam pembelajaran yang sesuai dengan atmosfer siswa abad ini
Ketiga, seorang guru harus memahami tantangan dan karakteristik pembelajaran abad 21 sehingga diharapkan mengimplementasikan model-model pembelajaran, strategi maupun penilaian pembelajaran untuk mewujudkan perserta didik yang memiliki kecakapan abad 21
Keempat, melaksanakan profesinya dengan landasan cinta dan ikhlas. Sehingga mengeluarkan energi positif yang luar biasa yang mampu menginspirasi orang lain maupun peserta didiknya.
Kelima, mengembangkan kompetensi profesionalisme dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga menjadi pembelajar sepanjang hayat yang melahirkan karya yang hebat
Guru yang mendidik, mengajar, dan melatih peserta didiknya dengan perannya sebagai pembimbing, kolaborator, inspirator dan inovator pembelajaran tanpa disadari telah merdeka dalam belajar.
Salam Merdeka Belajar,
Guru Indonesia
Ikuti tulisan menarik Amin Darodjatin lainnya di sini.