x

Iklan

Mualim Syukur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Minggu, 5 Desember 2021 08:19 WIB

Kisah Guru Menerapkan Merdeka Belajar di SMP Muhammadiyah Ekosari

ARTIKEL INI MEMBAHAS PENERAPAN MERDEKA BELAJAR DI SMP MUHAMMADIYAH EKOSARI YANG BERTUJUAN UNTUK MENGUBAH KEBIASAAN GURU DALAM MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN YANG KONVENSIONAL DENGAN HARAPAN GURU DAPAT MENEMUKAN METODE YANG BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN GAIRAH BELAAJR SISWA

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KISAH GURU TERAPKAN MERDEKA BELAJAR

Oleh :

Mualim Haji Abdul Syukur, S.Pd

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala SMP Muhammadiyah Ekosari

 Kabupaten  Alor - NTT

 

“Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus tersulit. Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan. Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas. Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup petualangan. Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghapal. Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.  Anda ingin setiap murid terinsfirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi.” - (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/11/pidato-mendikbud).

 

Rangkaian kalimat tersebut di atas merupakan petikan dari isi pidato yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019 lalu.

Sudah dua tahun berjalan istilah Merdeka Belajar digemuruhkan oleh Menteri Pendidikan  Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Mas Nadiem Anwar Makarim, dampaknya telah mengubah berbagai system dan  proses pembelajaran di sekolah maupun di kelas. Kondisi demikian menjadi motivasi yang tentunya  menuntut sekolah melakukan inovasi dalam proses pembelajaran ditambah dengan munculnya pandemic covid-19 yang melanda dunia , maka kebijakan pemerintah di bidang pendidikan ikut mempengaruhi dinamika system belajar disekolah. Dengan dihapuskannya Ujian Nasional, Belajar Dari Rumah, kunjungan terjadwal pada titik belajar merupakan contoh pelayanan bidang pendidikan ,

 

Mengenal Merdeka Belajar

Slogan Sekolah Cikal yang dipinjam sebagai program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju.  Esensi kemerdekaan berpikir, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter.  Peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat (ranking) yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Tantangan Guru dalam Menerapkan Merdeka Belajar

Dampak pandemic covid 19- dan program merdeka belajar adalah dua mata rantai yang mampu mengubah pola dan kebiasan guru dalam mengelola kelas, hal janggal harus dijadikan kelumrahan dalam menerapkan system pembelajaran dengan mengubah pembelajaran klasikal/ceramah menjadi pembelajaran kolaboratif yang ringan dan menyenangkan siswa. bagimana  fakta yang terjadi disekolah , apakah guru mau beralih dari kenyamanan pola masa lalu menjadi memulai untuk bisa dengan program merdeka belajar ini..?

bagaimana dengan sekolah-sekolah pada daerah terluar yang jauh dari pengaruh teknologi …?

SMP Muhamamdiyah Ekosari merupakan sekolah swasta yang terletak di Desa Alor Kecil, Kecamatan Alor Barat Laut – Kabupaten Alor – NTT. Hampir sebagian besar guru disekolah mengaku, jika mereka menjadi gampang-gampang sulit dengan perubahan gagasan merdeka belajar.

"Dulunya, sewaktu masih menggunakan kurikulum KTSP dan awal penggunaan kurikulum 2013, dari hasil supervise kelas dan pengamatan lingkungan belajar yang saya lakukan, menunjukan bahwa siswa SMP Muhammdiyah Ekosari, hampir semuanya tidak betah belajar di kelas, merasa hari-hari mereka di sekolah, bukan sebagai waktu yang nyaman untuk  belajar,  tetapi merasa seperti dipaksakan dan dihukum untuk duduk tenang didalam kelas dan mendengar ceramah bahkan omelan dan  dari guru, para siswa menjadi tidak fokus dan terlihat lelah pada wajah mereka,.  Ketika mewawancarai guru kami berkesimpulan bahwa hampir semua guru menyalahkan ketidakmampuan siswa dalam menyerap dan memahami materi.  Tetapi sebagai kepala sekolah saya melihat ada sisi lain yang hendak disembunyikan guru dari kebiasaan dan pola mengajar di kelas. Seharunya Para guru harus melihat hasil evaluasi sebagai upaya refleksi untuk mencari solusi perbaikan dalam mengupayakan perubahan dan perbaikan kualitas belajar bukan menyalahkan siswa karna ketidakmampuan dalam menyerap dan memahami materi dalam proses pembelajaran.

Siswa  masih dianggap objek belajar, walaupun dalam RPP yang dibuat sudah memuat variasi  metode yang dipakai untuk pembelajaraan saat itu, namun guru masih terlena dengan gaya dan metode konvensional atau metode ceramah sehingga proses belajarnya tidak sesui lagi dengan RPP yang telah disusun dan disahkan sekolah.  Seorang siswa kelas IXB bernama Irwan Tido, merupakan salah satu siswa yang sering bolos dan tidak disiplin disekolah, senggang waktu saya berbicara dengannya menyangkut belajar dikelas, irwan menjelaskan bahwa bagusnya kegiatan belajar itu seperti praktek-praktek atau sering dibawa keluar ruangan untuk observasi atau pengamatan objek jadi seperti belajar sambil bermain.  Setelah mendengar keadaan tersebut saya berpikir untuk bagaimana mengubah metode pembelajaran dikelas, bersama guru senior, kami mulai mencoba mencari informasi melalu referensi tentang pendidikan untuk menemukan solusi mengatasi keadaan belajar siswa,”.

Upaya merubah system belajar dari metode pembelajan konvensional (ceramah) dengan menerapkan Merdeka Belajar disekolah, diperlukan kolaborasi antara guru dan mulai menemukan inovasi sebagai hal baru dalam mengelola kelas dan pembelajaran. Dan solusi terbaik kami temukan dalam gagasan “Merdeka Belajar dan Guru Penggerak yang sejalan dengan teori belajar konstruksivisme dengan  menerapkan prinsip merdeka belajar, diperlukan tiga hal sebagai satu kesatuan strategi dan tahapan; yaitu

1) Perencanaan /Persiapan

Hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah mempersiapkan Guru yang Profesional yang terbuka terhadap segala  perubahan   pendidikan.  Melalui Program guru penggerak disertakan guru-guru mengikuti prograram Guru Penggerak dan Pengajar Praktik, serta mengikuti Program Sekolah Penggerak.  Selain itu guru juga harus mampu menemukan permasalah yang dihadapi siswa di dalam kelas, segala faktor yang mempengaruhi psikologi siswa serta membentuk karakter belajar siswa. dalam hal sarana prasarana penunjang, perlu dilengkapi terutama tersedianya media-media pembelajaran, metode dan petunjuk pembelajaran diluar kelas dan kunjungan lingkungan.

2) Pelaksanaan ;

Merdeka belajar bermakna memberikan kesempatan belajar secara bebas dan nyaman kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stress dan tekanan dengan meperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan diluar hobi dan kemampuan mereka. Dengan demikian kami percaya bahwa masing-masing mereka tmbuh dan berkembang sesui potensi dan kemampuannya.

Dalam menerapkan merdeka belajar disekolah kami, pada awalnya masih ditemukan beberapa guru sulit untuk keluar dari kebiasaan meraka dalam menerapkan metode pembelajaran, hal ini dikarenakan guru belum mampu dalam mengelola aplikasi pembelajaran berbasis IT yang mendukung proses penerapaan merdeka belajar. Di pihak siswa perlu adanya pembiasaan kepada mereka untuk bebes menyampaikan segala sesuatu yang bagi mereka perlu disampikan dan adanya ruang yang nyaman dan bersahabt bagi mereka untuk mengembangkan bakat dan hobi mereka.  Serta membangkitkan rasa keingintahuan serta antusias mereka mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode belajar yang lebih menitikberatkan pada peran siswa.

 3) evaluasi  dan  tindak lanjut;

Dari hasil evaluasi terhadap pelaksanaan merdeka belajar disekolah, ditemukan beberapa hal yang perlu upaya perbaikan, diantarnya ;

  1. Guru masih terbiasa dengan pola pembelajaran konvensional
  2. Guru belum menguasai apliksi pembelajaran berbasis IT yang mendukung  pembelajaran
  3. Guru senior merasa palig benar dalam penerapan metode pembelajaran dikelas dan tidak mau terbuka dalam menerima koreksi dan perubahan
  4. Kreativitas guru masih rendah dalam penggunaan media pembelajaran termasuk merancang pembelajaran dikelas.
  5. Perlunya program pembiayaan dari sekolah dalam pemenuhan sarana prasarana yang mendukung pembelajaran.

Kebijakan Merdeka Belajar membuka ruang inovasi satuan pendidikan, termasuk jenjang pendidikan menengah. Anak yang belajar dalam kondisi menyenangkan diyakini memberikan dampak positif dalam berbagai aspek. Kondisi yang menyenangkan akan memicu timbulnya perasan menyenangkan dalam diri anak. Perasaan senang secara psikologi menjadi landasan penting dalam membangun kecintaan pada belajar dan mewujudkan ketahanan belajar. Anak akan cenderung mau mempelajari semua materi yang ada dan mampu belajar dalam jangka waktu yang relative lebih lama. Anak tidak merasa cepat bosan dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi materi yang menantang. Ide-ide mengalir deras sehingga memunculkan kreativitas.

Proses belajar yang dijalani dengan cara menyenangkan memungkinkan siswa mampu mengingat materi lebih banyak dan lebih lama, dengan kata lain tingkat retensinya lebih kuat. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, merdeka belajar pada gilirannya menghasilkan kreativitas yang merupakan elemen penting bagi sebuah kemajuan.

Apa Implikasi bagi guru, orang tua atau  pelaku pendidikan dalam mewujudkan merdeka belajar?

Mereka berfungsi sebagai fasilitator yang harus menciptakan kondisi menyenangkan bagi belajar siswa. hal ini dilakukan melalui pendekatan personal, penggunaan metode, dan media dan juga aplikasi  pembelajaran yang dapat mewujudkan  kegiatan belajar menyenangkan dan terbebas dari perasaan tertekan.

 

 

Referensi

(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/11/pidato-mendikbud).

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta.

Herbert,Frank.2019. Merdeka Belajar. Online. Tersedia: http://www.kom-

 

 

Ikuti tulisan menarik Mualim Syukur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB