
Simpulmadani, Platform Belajar untuk Aktivis Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia
Selasa, 14 Desember 2021 06:20 WIB
Simpulmadani, Platform Belajar untuk Aktivis Organisasi Masyarakat Sipil Indonesia
Platform simpulmadani (www.simpulmadani.com), adalah salah satu platform berbagai pengetahuan terkait dengan organisasi masyarakat sipil.
Dibaca : 269 kali
Di Indonesia, organisasi masyarakat sipil, secara umum dikenal dengan istilah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau lebih dikenal dengan Organisasi non pemerintah (Ornop) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris Non Governmental Organization (NGO).
LSM adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sipil yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
LSM di Indonesia mulai ada sejak era Orde Baru. Saat itu kekuasaan terpusat di tangan presiden. Di era Orde Baru, LSM lebih berperan sebagai kelompok penekan. Mengisi kekosongan oposisi di parlemen.
Kini kran demokrasi sudah terbuka. Setiap orang bisa bersuara berbeda dengan pemerintah, tidak seperti di era Orde Baru. Nah, apakah keberadaan LSM masih relevan di setelah Orde Baru tumbang?
Jawabannya tidak tunggal. Bisa saja LSM sudah tidak relevan lagi di era sekarang, bila model pendekatan dan cara kerjanya tidak berubah.
Namun, bisa saja LSM masih tetap relevan, jika mereka memiliki model pendekatan dan cara kerja yang baru.
Singkat kata, agar tetap relevan. Aktivis LSM harus belajar. Kompetensi para aktivisnya harus ditingkatkan agar organisasinya tetap relevan. Gimana caranya?
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, para aktivis bisa saling belajar tentang banyak hal melalui teknologi digital. Platform simpulmadani (www.simpulmadani.com), adalah salah satu platform berbagai pengetahuan terkait dengan organisasi masyarakat sipil.
Di platform simpulmadani.com, aktivis organisasi masyarakat sipil bisa melakukan self assessment organisasinya, mengunduh material pembelajaran hingga berdiskusi di forum diskusi. Bukan hanya itu, para aktivis bisa secara aktif mengikuti kelas dan juga membuka kelas pembelajaran.
Ikuti tulisan menarik Cak Daus lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
4 jam lalu

Pendidikan Islam Sangat Berpengaruh Terhadap Karakter Siswa
Dibaca : 96 kali
1 jam lalu

Trias Politika, antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Tuhan
Dibaca : 93 kali
5 jam lalu

Dualisme Penerbitan Sertifikasi Wartawan antara Dewan Pers dengan LSP Pres Indonesia
Dibaca : 67 kali
19 jam lalu

Pidato Kebudayaan Profesor Salim Said pada Hari Sastra Indonesia 2022
Dibaca : 171 kali
2 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.138 kali
4 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 979 kali
4 hari lalu

Pendidikan Jarak Jauh Ketlisut dan Raib dari Draft RUU Sisdiknas?
Dibaca : 736 kali
1 hari lalu

Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Projek dalam Kurikulum Merdeka
Dibaca : 485 kali
5 hari lalu

Beauty Privilege: Eksistensi Tergantung pada Penampakan Fisik atau Mentalnya?
Dibaca : 454 kali
Rabu, 29 Juni 2022 19:18 WIB
