Pradopo (2002) mengatakan bahwa puisi merupakan karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Puisi selain mempunyai pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang, puisi juga disusun menggunakan bahasa yang khas maupun penempatan antar kata yang disusun sedemikian rupa dengan penyepadanan bunyi. Puisi memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan bahasa. Begitu juga dengan puisi Sementara Kita Saling Berbisik ini yang pastinya memiliki keindahan dalam setiap bahasa yang digunakan.
Sapardi Djoko Damono sudah menghasilkan banyak puisi yang sangat indah. Selain seorang sastrawan, beliau juga merupakan seorang dosen. Banyak karya yang telah dihasilkannya dan menjadi inspirasi banyak orang. Salah satu karyanya yang paling terkenal yaitu Kumpuluan Puisi Hujan Bulan Juni dan puisi Sementara Kita Saling Berbisik ini termasuk ke dalam kumpulan puisi tersebut. Puisi Sementara Kita Saling Berbisik memiliki dua bait, yang berbunyi:
SEMENTARA KITA SALING BERBISIK
Sementara kita saling berbisik
Untuk lebih lama tinggal
Pada debu, cinta yang tinggal berupa
Bunga kertas dan lintasan angka-angka
Ketika kita saling berbisik
Di luar semakin sengit malam hari
Memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api
Sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.
(1966)
Puisi tersebut menggambarkan tentang cinta. Cinta yang lembut, tidak perlu menggebu-gebu namun tetap terasa di hati. Meskipun cinta tersebut diam-diam, tetapi satu sama lain saling merasakan rasa cinta itu.
Seperti pada bait pertama, dua manusia yang ingin lebih lama bersama-sama walaupun hanya sekadar obrolan-obrolan singkat namun hangat. Dilanjutkan ke bait kedua, walaupun hari sudah mau berganti dari malam menuju pagi, obrolan-obrolan hangat tersebut masih berlanjut dan menyisakan kenangan yang tidak akan mungkin dilupakan, dia akan abadi di ingatan.
Referensi
Juwati. (2017). DIKSI DAN GAYA BAHASA PUISI-PUISI KONTEMPORER KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI (SEBUAH KAJIAN STILISTIK). KIBASP: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran, 1(1), 73.
Ikuti tulisan menarik putri maharani lainnya di sini.