Makna di Balik Puisi Sementara Kita Saling Berbisik Karya Sapardi Djoko Damono

Rabu, 15 Desember 2021 06:27 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pradopo (2002) mengatakan bahwa puisi merupakan karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Puisi selain mempunyai pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang, puisi juga disusun menggunakan bahasa yang khas maupun penempatan antar kata yang disusun sedemikian rupa dengan penyepadanan bunyi. Puisi memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan bahasa. Begitu juga dengan puisi Sementara Kita Saling Berbisik ini yang pastinya memiliki keindahan dalam setiap bahasa yang digunakan.

Sapardi Djoko Damono sudah menghasilkan banyak puisi yang sangat indah. Selain seorang sastrawan, beliau juga merupakan seorang dosen. Banyak karya yang telah dihasilkannya dan menjadi inspirasi banyak orang. Salah satu karyanya yang paling terkenal yaitu Kumpuluan Puisi Hujan Bulan Juni dan puisi Sementara Kita Saling Berbisik ini termasuk ke dalam kumpulan puisi tersebut. Puisi Sementara Kita Saling Berbisik memiliki dua bait, yang berbunyi:

SEMENTARA KITA SALING BERBISIK

Sementara kita saling berbisik

Untuk lebih lama tinggal

Pada debu, cinta yang tinggal berupa

Bunga kertas dan lintasan angka-angka

 

Ketika kita saling berbisik

Di luar semakin sengit malam hari

Memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api

Sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.

(1966)

Puisi tersebut menggambarkan tentang cinta. Cinta yang lembut, tidak perlu menggebu-gebu namun tetap terasa di hati. Meskipun cinta tersebut diam-diam, tetapi satu sama lain saling merasakan rasa cinta itu.

Seperti pada bait pertama, dua manusia yang ingin lebih lama bersama-sama walaupun hanya sekadar obrolan-obrolan singkat namun hangat. Dilanjutkan ke bait kedua, walaupun hari sudah mau berganti dari malam menuju pagi, obrolan-obrolan hangat tersebut masih berlanjut dan menyisakan kenangan yang tidak akan mungkin dilupakan, dia akan abadi di ingatan.

 

Referensi

Juwati. (2017). DIKSI DAN GAYA BAHASA PUISI-PUISI KONTEMPORER KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI (SEBUAH KAJIAN STILISTIK). KIBASP: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran, 1(1), 73.

Bagikan Artikel Ini
img-content
putri maharani

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
Lihat semua